Suarapapuanews, Jakarta– Puncak rangkaian Presidensi G20 sudah ada di depan mata. Indonesia harus bisa memanfaatkan kegiatan ini sebaik mungkin guna mengembangkan sektor pariwisata yang pernah terpuruk karena Pandemi Covid19. Tiap daerah di Indonesia harus berbenah jelang KTT G20 untuk lebih mengenalkan destinasi-destinasi unggulannya.
Khususnya Bali yang menjadi tuan rumah G20 tentunya sudah sangat siap menyambut puncak Presidensi G20 yang diselenggarakan pada 15-16 November 2022 mendatang. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung, IGN Rai Suryawijaya mengatakan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali per-hari sebanyak 12 ribu untuk wisatawan mancanegara. Hal ini tentunya menjadi kabar baik bagi para pelaku pariwisata yang sebelumnya pernah terkena dampak Pandemi Covid19.
Diakui sesuai data terakhir jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Bali sebanyak 12 ribu per-hari, begitupun wisatawan domestik yang ikut meningkat hingga mencapai 14 ribu wisatawan per-hari. Ini sudah menjadi tren positif karena citra pariwisata di Indonesia khususnya Bali terus mengalami peningkatan pasca Pandemi Covid19.
Mengenai tingkat okupansi hotel, IGN Rai Suryawijaya juga mengaku sudah mulai membaik. Bahkan telah tercatat beberapa hotel sudah dipenuhi oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik. Di sisi lain, pihak imigrasi juga ikut mempersiapkan pengamanan yang baik di Bandara Juanda. PLT Direktur Jenderal Imigrasi, Widodo Ekatjahjana rutin melakukan pengecekan di pos keberangkatan dan kedatangan. Pengecekan ini berupa kroscek rencana implementasi Sistem Manajemen Biometrik (Teknologi Face Recognition Stream) yang nantinya akan terintegrasi dengan aplikasi Cekal Online di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Bandara Juanda. Widodo turun langsung dalam proses pengecekan satu persatu instalasi dan konfigurasi Smart CCTV Face Recognition Stream TPI di Banda Juanda dan Kantor Imigrasi Kelas I.
Widodo menilai persiapan jelang G20 pada bulan November 2022 mendatang harus sangat maksimal termasuk pengawasan orang asing dan WNI yang baru tiba atau hendak melakukan penerbangan di Bandara Juanda. Tujuannya yaitu untuk pemantauan dini para penumpang sebelum memasuki area pemeriksaan keimigrasian agar para wisatawan merasa aman dan memiliki pandangan positif terhadap pariwisata di Bali.
Kunjungan wisatawan ke Bali sangat berpengaruh pada Pajak Hotel dan Restoran (PHR). Dengan kunjungan wisatawan yang mengalami peningkatan, PHR pun juga otomatis akan meningkat drastis. Sesuai dengan data dari Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) dan Pesedahan Agung, I Made Sutama yang mengatakan bahwa realisasi pajak hotel pada triwulan III mencapai Rp 491 Miliar. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 52,36% atau sebanyak Rp 257 Miliar jika dibandingkan dengan triwulan II yang hanya mencapai Rp 234 Miliar.
Kemudian, pendapatan pajak restoran pada triwulan III juga mengalami kenaikan hingga mencapai Rp 155 Miliar naik sebesar 35,48% atau Rp 55 Miliar jika dibandingkan dengan triwulan II yang mencapai Rp 100 Miliar. Sedangkan untuk pendapatan dari realisasi pajak hiburan di triwulan III sebesar Rp 21 Miliar naik 46,61% atau sekitar Rp 10 Miliar dari triwulan II yang hanya mengalami peningkatan sebesar Rp 11 Miliar. Data tersebut menjelaskan bahwa total peningkat dari ketiga sektor pajak tersebut adalah 48,25%. Pendapatan ini belum termasuk dari PBB dan pajak lainnya.
*)Penulis merupakan pengamat ekonomi mikro dari Persada Institute
(BD/AA)