Suarapapuanews, Jakarta– Pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Oleh sebab itu, masyarakat diminta untuk selalu memperkuat imunitas dengan vaksinasi dan menerapkan prokes ketat dalam beraktivitas.
Ketika awal pandemi, masyarakat sempat panik karena sangat takut kena Corona. Mereka menuruti anjuran pemerintah dengan memakai masker saat keluar rumah, menaati protokol kesehatan, dan juga vaksinasi. Saat vaksin Corona baru datang di Indonesia maka disambut dengan antusias dan warga mengantri di Puskesmas dengan tertib. Mereka yang tidak kebagian jatah vaksin di Puskesmas atau Rumah Sakit lalu mendaftar vaksinasi massal yang diadakan oleh pihak swasta.
Namun setelah 2,5 tahun pandemi, kedisiplinan masyarakat mulai menurun dalam menerapkan protokol kesehatan. Mereka lupa tidak pakai masker atau mengenakannya hanya karena takut ditegur petugas. Poin-poin lain dalam protokol kesehatan juga dilanggar, misalnya dilarang membuat kerumunan, tetapi malah dengan sengaja membuat acara yang mengundang sampai ribuan tamu.
Begitu juga dengan vaksinasi, jika sudah sekali divaksin maka masyarakat merasa sudah aman. Padahal vaksin Corona wajib disuntikkan sampai 3 kali untuk mendapatkan imunitas tubuh yang tinggi. Malah ada kalangan masyarakat yang menolak vaksin dengan alasan yang tidak rasional dan hanya mengandalkan pengobatan herbal. Padahal vaksin Corona gunanya untuk mencegah penularan virus Covid-19 dan tidak bisa diganti dengan herbal apapun.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa ke depannya program vaksinasi Corona akan dilakukan secara rutin, seperti vaksinasi meningitis atau yang lain. Pasalnya, virus Covid-19 akan selalu ada. Dengan vaksinasi Corona maka imunitas tubuh akan terjaga. Dalam artian, virus Corona tidak bisa hilang 100% dan untuk melawannya maka harus vaksinasi.
Vaksinasi harus diberikan ke seluruh kalangan masyarakat yang berusia di atas 6 tahun. Mereka tidak boleh absen karena mendapatkan injeksi vaksin adalah sebuah kewajiban. Apalagi jika resiko tinggi, yakni masyarakat yang lanjut usia atau punya penyakit bawaan, maka mau tak mau harus divaksin.
Jika seseorang sudah divaksin sampai 3 kali maka ketahanan tubuhnya meningkat hingga 90%. Imunitas ini yang dibutuhkan untuk melawan Corona. Booster sangat penting karena akan menyempurnakan ketahanan tubuh, mumpung masih digratiskan maka segera cari Rumah Sakit terdekat untuk mendapatkannya.
Sementara itu, mmasyarakat yang baru sekali mendapatkan suntikan maka harus melihat jadwal selanjutnya di aplikasi Peduli Lindungi atau melihat di kartu vaksin. Dosis vaksin yang kedua harus diberi maksimal 6 bulan setelah suntikan pertama. Jika lebih maka harus diulang karena efektivitasnya sudah menurun. Oleh karena itu warga harus melihat baik-baik jadwal pemberian injeksi vaksin Covid-19 dan jangan sampai terlewat.
Kemudian, ada fenomena kartu vaksin palsu dan joki vaksin sebagai akal-akalan agar bisa melamar pekerjaan atau bepergian jauh. Masyarakat diimbau untuk tidak menyepelekan vaksinasi apalagi mencari joki vaksin hanya karena ingin mendapatkan kartu vaksin. Kecurangan ini sama saja dengan menjerumuskan diri sendiri karena akan mudah kena Corona ke depannya dan memberi uang haram kepada sang joki.
Menteri Budi meneruskan, di waktu yang akan datang vaksinasi Corona ada 2 jenis pemberian: yang gratis dan yang berbayar. Bagi masyarakat yang mampu maka dipersilakan mengambil vaksinasi berbayar, tetapi untuk yang kurang mampu bisa gratis dengan menunjukkan kartu BPJS.
Walau vaksinasi nantinya berbayar tetapi diharap masyarakat tetap mau disuntik. Kesehatan jauh lebih mahal daripada sakit akibat terkena Corona. Bayangkan ketika belum divaksin, lalu terinfeksi virus Covid-19, maka seseorang tidak bisa bekerja selama 14 hari dan akan sangat rugi dari segi biaya dan waktu.
Selain vaksinasi, maka masyarakat harus menaati protokol kesehatan, terutama memakai masker. Jangan lelah untuk mengenakan masker walau hanya ke warung di dalam kompleks perumahan. Ingatlah bahwa terjadi kenaikan kasus Corona dan jumlah pasien Covid-19 pada tanggal 1 Juli 2022 ada lebih dari 2.000 orang. Dengan memakai masker maka masyarakat akan aman dari Corona dan tidak menjadi pasien selanjutnya.
Protokol kesehatan lain juga wajib diterapkan seperti mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, menghindari kerumunan, dll. Sudah banyak acara seperti pesta pernikahan yang digelar, tetapi penyelenggaraannya harus taat prokes. Selain mengurangi tamu undangan, makanan untuk para tamu juga dimasukkan ke dalam box untuk nantinya dibawa pulang. Tujuannya untuk taat prokes karena menghindari kerumunan yang orang-orangnya membuka masker ketika makan di acara pesta.
Kesehatan adalah nomor satu ketika masyarakat berada di masa pandemi dan seterusnya. Oleh karena itu, semua orang dihimbau untuk tetap taat prokes untuk menghindari penularan Corona. Vaksinasi juga kembali digencarkan agar semua warga yang berusia di atas 6 tahun mendapatkan 3 kali injeksi vaksin dan imunitasnya tetap terjaga.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
(SA/AA)