Masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan stok dan harga beras karena pemerintah RI telah menjamin stok beras beras aman, bahkan diperkirakan hingga pelaksanaan Pemilu dan Lebaran 2024 mendatang. Selain itu, pemerintah RI juga akan berkomitmen untuk menjaga kestabilan harga beras di pasaran.
Akhir-akhir ini di seluruh dunia terdampak El Nino dan La Nina yang mempengaruhi cuaca di seluruh dunia termasuk Indonesia. Saat ini memang Indonesia terkena dampak dari El Nino yang menyebabkan perubahan cuaca. Bulan September yang diperkirakan turun hujan pun hingga bulan Oktober masih belum turun hujan akibat dampak El Nino.
Fenomena yang melanda cuaca di seluruh dunia ini menyebabkan di beberapa wilayah mengalami kekeringan, namun juga ada yang hujan badai. Indonesia sendiri hingga saat ini masih bermusim kemaru yang menyebabkan petani tidak dapat menanam padi karena cuaca tersebut. Oleh sebab itu mereka mulai kehabisan stok beras, sementara itu memang permintaan beras cukup tinggi di kalangan masyarakat. Bagaimana tidak? Pasalnya, beras sendiri merupakan kebutuhan pokok utama masyarakat Indonesia yang termasuk dalam pangan. Sebab itu, beras menjadi bahan pangan yang paling dibutuhkan manusia, khususnya Indonesia. Dengan kendala yang sedemikian rupa inilah yang membuat masyarakat terkena dampak yakni kenaikan harga beras yang melambung tinggi dari bulan ke bulan.
Harga beras saat ini diperkirakan mencapai Rp.14.390 per kg untuk standar premium, sedangkan untuk beras medium rata-rata Rp. 12.476 per kg. Kenaikan yang terus melonjak membuat masyarakat khawatir akan harga beras ke depannya karena terlalu mahal. Efek El Nino memang sangat dirasakan oleh masyarakat hingga membuat harga beberapa bahan pokok pangan naik.
Namun, masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan, karena pemerintah RI saat ini telah berupaya sekeras tenaga untuk menstabilkan harga beras dan bagaimanapun caranya agar membuat stok-stok beras aman saat kemarau yang panjang ini. Sebelumnya, pemerintah RI telah mengimpor beras 2 juta ton, kemudian di tahun ini pemerintah akan menambah lagi impor beras sebanyak 1,5 juta ton di akhir tahun. Pelaksana Tugas (PLT) Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi menjelaskan bahwa alasan pemerintah menambah stok beras tersebut yakni untuk memenuhi stok di cadangan beras pemerintah (CBP) dan juga sebagai persiapan pasokan saat Pemilu dan Lebaran 2024 mendatang.
Alasan impor tersebut cukup jelas lantaran memang produksi padi di akhir-akhir tahun ini diprediksi mengalami penurunan, bahkan terus menurun yang diakibatkan dari dampak El Nino kemarau berkepanjangan di Indonesia. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah menambah stok beras impor untuk memenuhi kebutuhan dan juga menstabilkan harga di pasaran. Tentu saja keputusan yang diambil ini tidak terburu-buru, pasalnya melihat stok Bulog sendiri masih di bawah 1 juta ton.
Sementara itu, dalam neraca produksi padi, pemerintah sebelumnya memprediksi bahwa produksi sudah turun mulai bulan Oktober hingga Desember yang memang menjadi siklus di setiap tahunnya. Namun, di tahun ini diprediksi akan turun sangat drastis karena dampak El Nino yang memperparah kondisi. Oleh sebab itu, pemerintah RI mau tidak mau menyuplai beras impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar tidak sampai kekurangan pangan.
Pelaksana Tugas (PLT) Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi menambahkan juga bahwa stok Bulog memang harus di top-up (tambah) lagi, kemudian ada program bantuan pangan dan SPHP. Sedangkan, memang stok beras Bulog harus di atas 1 juta levelnya, jika di bawah itu memang kurang aman. Mengapa demikian? Karena apabila memang stok level di bawah 1 juta, kemudian panen hanya mencapai 1,6 juta saja maka akan membuat petani berebut gabah. Jika terjadi hal demikian, maka yang terjadi adalah kenaikan harga tinggi. Sementara itu, masyarakat juga akan keberatan jika harganya terus naik. Sebab itu, penambahan impir beras inilah yang menjadi jawaban dan jalan terbaik untuk menstabilkan harga dan juga stok beras di pasaran.
Lebih lanjut, saat ini jumlah CBP yang masih disimpan di gudang Bulog terdapat stok sebanyak 1,7 juta ton yang terdiri dari beras pengadaan dalam negeri dan juga beras impor. Arief melanjutkan bahwa impor 2 juta ton yang dilaksanakan sebagai penugasannya awal tahun ini akan terealisasikan pada bulan November mendatang. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir karena jika memang nantinya sudah terealisasi, harga dan stok beras tentu saja bisa dipastikan aman, bahkan hingga Pemilu dan Lebaran 2024 mendatang.
Untuk saat ini harapannya memang masyarakat tidak perlu khawatir yang berlebihan terkait dengan stok dan harga beras, pasalnya pemerintah RI sudah menyiapkan berbagai upaya untuk menstabilkan harga dan stok beras di pasaran. Tinggal menunggu waktunya saja agar semua dapat bertahan dari dampak fenomena El Nino yang sedang melanda Indonesia saat ini. Harga dan stok beras pun dipastikan aman hingga pelaksanaan Pemilu di bulan Februari dan juga Lebaran tahun 2024 mendatang.