Suarapapuanews, Jakarta– Indonesia saat ini berada di jalur yang benar dalam memenuhi target investasi, karena para penanam modal banyak berdatangan. Mereka mau berinvestasi di Indonesia karena ada kemudahan dalam menjalankan bisnis, yang tercantum dalam Omnibus Law Cipta Kerja.
Walau saat ini sedang masa pandemi tetapi pemerintah terus berjuang untuk maju, salah satunya melalui investasi. Dengan penanaman modal asing maka akan menambah devisa negara dan menyehatkan kondisi finansial. Oleh karena itu investasi makin digenjot, dan saat ini target-target investasi mulai tercapai dan realisasinya sangat bagus.
Nurul Ichwan, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi, menyatakan bahwa saat ini Indonesia berada dalam jalur yang tepat dalam memenuhi target investasi. Hingga bulan Juni 2022, target investasi sudah mencapai 47%. Berarti sudah on track untuk memenuhi target investasi sebesar 1.200 Triliun rupiah. Sedangkan capaian investasi sudah mencapai 60% dari target.
Besarnya capaian investasi adalah sebuah prestasi. Penyebabnya karena di tengah tahun, target yang tercapai hampir setengahnya. Berarti memang benar bahwa Indonesia berada di jalur yang benar, karena target dan realisasi investasi hampir tercapai. Semoga sebelum akhir tahun realisasi investasi tercapai dan target tahun depan akan lebih besar lagi.
Pencapaian dalam realisasi investasi, membuktikan bahwa langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah sudah betul. Penanaman modal memang sudah ada di era Orde Baru. Namun di masa pemerintahan Presiden Jokowi, ada langkah-langkah tambahan sehingga Indonesia jadi negara favorit tujuan investasi dari banyak negara lain.
Pemerintah punya beberapa strategi dalam memenuhi target investasi. Pertama dengan membuat Omnibus Law Cipta Kerja, yang memiliki klaster investasi. Dengan UU tersebut maka ada perlindungan hukum yang kuat bagi para investor. Mereka akan merasa terjamin saat berbisnis dan menanamkan modalnya di Indonesia.
Selain itu, Presiden Jokowi juga memberi jaminan langsung bagi para penanam modal asing untuk masuk Indonesia. Saat ada jaminan langsung maka akan membuat banyak pebisnis dari negara lain yang senang, karena sang presiden sendiri yang turun tangan.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa investasi sudah merata. Dalam artian, penanaman modal asing tidak hanya di Jawa, tapi juga di luar Jawa. Hal ini amat bagus karena akan meratakan pembangunan di Indonesia dan memenuhi target investasi dari pemerintah.
Menurut data dari Kementerian Investasi, realisasi investasi di luar Jawa sebesar 468 Triliun rupiah. Sedangkan di Jawa ‘hanya’ 432 Triliun rupiah. Hal ini membuktikan bahwa sudah ada pemerataan investasi di seluruh Indonesia. Para penanam modal asing tak hanya berinvestasi di Jawa atau Bali, melainkan sampai Sulawesi dan daerah-daerah lain di Indonesia.
Jika ada pemerataan investasi maka sudah pasti Indonesia berada dalam jalur yang tepat, dalam memenuhi target investasi. Saat investor makin banyak dan tersebar di seluruh negeri, maka devisa negara makin naik. Target investasi tercapai dan kondisi perekonomian Indonesia akan sehat kembali, bahkan bisa lebih baik daripada masa sebelum pandemi.
Pemerintah memiliki strategi untuk menarik para investor asing, untuk berbisnis di luar Jawa. Infrastruktur berkualitas baik dibangun, yang akan memudahkan mobilitas rakyat dan menarik para investor. Penyebabnya karena mereka mau berinvestasi jika ada infrastruktur yang bagus dan rapi.
Untuk memenuhi target investasi selanjutnya, maka pemerintah melalui Kementerian Investasi, banyak melakukan lobi ke para pengusaha asing. Di antaranya Elon Musk, bos Tesla (mobil listrik), yang termasuk jajaran orang kaya sedunia. Setelah Menteri Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B Pandjaitan bertemu dengannya, maka Presiden Jokowi juga melakukan audensi.
Pertemuan yang dilakukan di kantor Elon Musk, di SpaceX, Amerika Serikat, berlangsung sangat akrab. Presiden Jokowi disambut hangat dan Elon memang berencana untuk menanamkan modalnya. Caranya dengan membuat pabrik baterai mobil listrik, yang akan dibangun di wilayah Indonesia timur.
Lobi secara langsung dilakukan oleh pemerintah untuk meyakinkan ke para investor asing, bahwa Indonesia adalah negara yang cocok untuk menanamkan modal. Target investasi harus tercapai, oleh karena itu lobi terjadi sesering mungkin. Hasilnya sangat positif karena ada banyak negara yang akan menanamkan modalnya di Indonesia, di antaranya RRC, Korea Selatan, dan Singapura.
Selama ini, Indonesia sudah berada di jalur yang tepat dalam memenuhi target investasi. Target ini harus tercapai, terutama pada realisasi investasinya. Makin banyak penanaman modal asing maka makin bagus, karena akan mengurangi pengangguran, dan menaikkan jumlah devisa negara. Investasi adalah penyelamat di masa pandemi, karena Indonesia terhindar dari hutang ke IMF atau pihak lain.
)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara
(PG/AA)