Suarapapuanews, Jakarta– Pandemi sudah terjadi selama 2,5 tahun dan saat ini kasus corona naik lagi, setelah sebelumnya ada penurunan. Data per tanggal 8 Agustus 2022, ada 4.425 pasien per harinya. Sementara lebih dari 6,2 juta warga negara Indonesia (WNI) yang terinfeksi virus covid-19 sejak awal pandemi.
Kenaikan kasus Corona terjadi karena liburan pasca lebaran dan liburan sekolah, yang juga dipicu oleh munculnya virus covid-19 varian Omicron subvarian Centaurus. Subvarian ini lebih cepat menular dan akhirnya membuat banyak orang terinfeksi. Penyebabnya karena mereka belum divaksin dan tidak mematuhi protokol kesehatan, terutama menghindari kerumunan.
Sejak awal pandemi, pemerintah selalu mensosialisasikan protokol kesehatan. Memakai masker adalah kewajiban untuk melindungi mulut dan hidung dari droplet yang membawa corona. Namun menghindari kerumunan juga wajib karena bisa jadi di antara banyak orang tersebut ada orang tanpa gejala (OTG) yang menularkan virus dan akhirnya membuat lonjakan kasus corona di Indonesia.
Profesor I Gusti Ngurah Kade Mahardika, Guru Besar Universitas Udayana Bali menyatakan bahwa lonjakan kasus corona terjadi karena kerumunan. Dalam artian, agar tidak terinfeksi virus covid-19 (terutama subvarian Centaurus) maka masyarakat jangan mendekati kerumunan. Jangan pula dengan sengaja membuat kerumunan seperti pesta pernikahan yang mengundang ribuan orang, konser dangdut, dan lain-lain.
Virus covid-19 mudah menular di kerumunan karena sifatnya yang cepat menyebar di udara yang pengap dan kotor. Sedangkan di acara yang berisi massa, udara tentu tidak bisa keluar dengan bebas, karena banyak orang berdesak-desakan. Kualitas udara juga bisa kotor karena ventilasi yang kurang bagus dan udaranya bercampur dengan keringat banyak orang, sehingga virus langsung menyebar dengan cepat.
Selain itu, di dalam kerumunan rata-rata masyarakat melepas masker karena merasa gerah dan berkeringat. Jika banyak yang melepas masker maka sangat berbahaya karena bisa jadi ada OTG dan virus covid-19 langsung menular ke banyak orang. Terjadilah klaster baru gara-gara kerumunan dan menaikkan kasus corona di Indonesia.
Hindarilah kerumunan agar nyawa Anda terselamatkan. Lebih baik mencegah untuk kena corona daripada mengobati dan akhirnya merana selama 2 minggu, apalagi ketika belum punya kartu BPJS sehingga pengobatannya mandiri. Biayanya juga sangat tinggi jika harus dirawat di Rumah Sakit. Sayangilah nyawa satu-satunya dan jangan datang ke kerumunan dengan sengaja.
Untuk menghindari kerumunan di pasar, supermarket, atau tempat umum lain, maka datanglah saat tempat itu baru dibuka. Otomatis masih sepi pengunjung dan Anda bisa belanja dengan nyaman tanpa berdesak-desakan dengan orang lain. Kerumunan bisa dihindari asal ada strateginya, jadi bukan berarti harus mengurung diri di rumah sampai masa pandemi dinyatakan selesai.
Masyarakat perlu disosialisasikan lagi mengenai pengertian kerumunan. Massa tidak hanya ada saat acara besar seperti pesta pernikahan atau konser. Namun kerumunan juga ada saat ada arisan atau acara lain yang diadakan di rumah, yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Tamu datang dan duduk berdempetan sementara ruangannya sempit dan ventilasinya kurang lega, itu sudah termasuk kerumunan.
Jangan membuat kerumunan dengan sengaja karena sama saja mengundang corona masuk ke rumah. Jangan pula membuat klaster baru jika ingin pandemi segera selesai. Taatilah semua poin dalam protokol kesehatan agar selamat dari bahaya virus covid-19 dan tidak menjadi korban berikutnya.
Untuk mengamankan dari status kerumunan maka jika seseorang ingin membuat acara di rumah, maka diatur tempat dan protokolnya. Kursi untuk para tamu harus diberi jarak agar tidak membuat kerumunan. Selain itu, semua orang harus menggunakan masker dan mencuci tangan, atau memakai hand sanitizer, juga mengurangi kontak fisik secara langsung.
Dokter Muhammad Fajri Adda menyatakan bahwa jika masyarakat disiplin dalam menjaga jarak dan mengurangi kerumunan, maka resiko penularan corona berkurang sebesar 85%. Resiko terinfeksi virus covid-19 makin mengecil jika semua orang disiplin protokol kesehatan. Dalam artian, protokol harus dijalankan agar mengurangi kasus corona di Indonesia.
Kedisiplinan untuk menjalankan protokol kesehatan harus dinaikkan lagi. Masyarakat menyadari bahwa protokol wajib dilakukan, bukan hanya karena takut akan kena tegur tim satgas covid-19.
Untuk mengurangi kasus corona di Indonesia maka semua orang wajib untuk menaati protokol kesehatan terutama menghindari kerumunan. Jangan datang ke kerumunan dengan sengaja, atau malah membuat acara yang mengundang massa. Pandemi belum selesai dan hindari corona dengan disiplin protokol kesehatan dan menghindari kerumunan.
Masyarakat wajib untuk selalu taat Prokes dan mengikuti vaksinasi yang saat ini terus digencarkan Pemerintah. Dengan adanya ketaatan publik terhadap Covid-19 maka otomatis akan menekan tingkat penyebaran Covid-19 dan Niscaya Indonesia akan terlepas dari Pandemi Covid – 19.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
(AZ/AA)