Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hanya memikirkan program pembangunan infrastruktur.
AHY menyatakan bahwa fokus pembangunan pemerintah tidak boleh mengesampingkan pembangunan SDM. Indeks pembangunan manusia dinilai perlu terus untuk ditingkatkan seiring dengan pembangunan infrastruktur.
Faktanya, Indeks pembangunan manusia (IPM) pada masa pemerintahan Jokowi terus meningkat dari tahun ke tahun.
Wakil Rektor II Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Suprapto mengapresiasi langkah yang ditempuh oleh Jokowi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Menurutnya, kemajuan sebuah bangsa dipengaruhi tidak hanya oleh infrastruktur tapi juga kualitas SDM-nya.
“Saya percaya dan sangat yakin program Pak Jokowi untuk meningkatkan SDM dan infrastruktur luar biasa, itu pasti akan membuat fondasi untuk menuju Indonesia Emas 2045 Insya Allah akan tercapai,” ujar Suprapto.
Suprapto menyatakan, dengan program pembangunan infrastruktur dan SDM yang digencarkan oleh pemerintahan Jokowi memiliki fondasi yang kuat untuk menciptakan Indonesia Emas tahun 2045.
“Insya Allah saya melihat fondasinya cukup kuat, memang dasar utama untuk menuju Indonesia Emas 2045 adalah infrastruktur dan SDM unggul,” jelasnya.
Bersamaan dengan hal itu, Presiden Jokowi kembali memfokuskan APBN 2023 untuk terus membangun infrastruktur di seluruh Indonesia dan meningkatkan SDM bangsa.
“Kita harus menyiapkan sumber daya manusia yang produktif, inovatif, dan berdaya saing global dengan tetap mengamalkan nilai-nilai Pancasila, berakhlak mulia, dan menjaga jati diri budaya bangsa,” ucap Presiden Joko Widodo.
Seperti diketahui, Indeks pembangunan manusia (IPM) menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Terdapat 3 dimensi yang membentuk IPM yaitu adalah umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.
Melansir data Badan Pusat Statistik, tren IPM pada masa pemerintahan Presiden Jokowi tercatat terus mengalami peningkatan. Pada tahun pertama jabatannya di 2014, tingkat IPM nasional tercatat 68,9 persen. Catatan itu berhasil ditingkatkan pada 2015 menjadi 69,55 persen pada 2015 dan 70,18 persen pada 2016.
Jokowi terus meningkatkan IPM nasional pada 2017 menjadi 70,81 persen, dan 71,39 persen pada 2018, serta 71,94 persen pada akhir masa jabatan periode pertamanya pada 2019. Setelah secara konsisten meningkatkan IPM pada 5 tahun pemerintahan pertamanya, Jokowi melanjutkan peningkatan IPM pada 2020 menjadi 71,94 persen dan pada 2021 menjadi 72,29 persen, serta 72,91 persen pada 2022.