Oleh : Maria Suhiap )*
Apresiasi sangat tinggi patut diberikan kepada seluruh aparat keamanan dari personel gabungan, yang mana mereka telah berhasil terus mendesak gerombolan Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua hingga pada akhirnya mereka telah menyerah dan juga melakukan penangkapan serta penyitaan pada ratusan persenjataan yang digunakan oleh kelompok separatis dan teroris itu.
Puluhan anggota dari KST Papua, dikabarkan telah menyerahkan senjata yang dimilikinya kepada pihak aparat keamanan dari personel gabungan yang terdiri dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Badan Intelijen Negara (BIN) di wilayah perbatasan RI PNG.
Terkait hal tersebut, Komandan Satgas (Dansatgas) Letkol Inf Syafruddin Mutasidasi mengungkapkan bahwa mantan anggota KST Papua telah menyerahkan diri secara sukarela terhadap senjata api (senpi) berjenis Engkel Loop kepada pihak Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 725/Woroagi naungan Kolakops Korem 174/ATW di Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan.
Penyerahan senjata api tersebut dilakukan oleh 2 (dua) orang mantan anggota gerombolan KST Papua. Mereka mendatangi salah satu pos Satgas Yonif 725 / Woroagi. Kemudian, setelah diterima oleh anggota pos, kedua orang itu juga mengaku kalau mereka membawa senjata api berjenis Engkel Loop dan hendak menyerahkan kepada anggota yang berada di pos tersebut.
Penyerahan senjata api secara sukarela yang dilakukan oleh mantan anggota KST Papua tersebut, merupakan sebuah hasil dari bagaimana hubungan baik yang selama ini telah terjalin antara aparat keamanan dengan masyarakat setempat di Bumi Cenderawasih.
Satgas Yonif 725 / Woroagi terus melaksanakan tugas untuk pengamanan di perbatasan RI – PNG, khususnya pada wilayah Boven Digoel dan tentunya pula telah banyak sekali melakukan interaksi dan juga terus menjalin silaturahmi dengan sangat baik kepada seluruh masyarakat setempat yang berada di sekitaran wilayah pos jajaran Satgas itu.
Dengan adanya silaturahmi dan hubungan yang sangat baik telah tercipta dari aparat keamanan dengan seluruh masyarakat lokal, hal itu yang kemudian mendasari dari adanya penyerahan senjata api secara sukarela kepada pihak Satgas Yonif 725 / Woroagi.
Kedua orang yang secara sukarela menyerahkan senjata api kepada aparat keamanan itu, berinisial J dan E. Keduanya merupakan mantan anggota KST Papua, namun kini mereka telah sadar dan kembali mengabdikan diri mereka ke pangkuan Republik Indonesia (RI) serta terus berupaya untuk menjaga kedamaian di wilayah Papua.
Sementara itu, sebanyak ratusan amunisi dan senjata dari kelompok separatis dan teroris di Papua juga dikabarkan telah berhasil disita oleh Satgas Damai Cartenz. Tidak tanggung-tanggung, aparat keamanan gabungan TNI, Polri dan BIN juga telah berhasil menangkap sebanyak 13 orang anggota KST Papua.
Tidak hanya melakukan penangkapan saja, Satgas Damai Cartenz juga telah berhasil menyita sebanyak 13 pucuk senjata api dan 710 amunisi dari berbagai kaliber yang sebelumnya dikuasai oleh kelompok separatis dan teroris di Bumi Cenderawasih itu.
Sebanyak 6 (enam) dari 13 pucuk senjata api berhasil disita oleh aparat keamanan dari tangan KST Papua pimpinan Egianus Kogoya di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Lalu, sebanyak 4 (empat) pucuk senjata api diketahui berasal dari Kabupaten Jayapura, dan 2 (dua) pucuk senjata api lainnya berasal dari Kabupaten Puncak, dan juga 1 (satu) diantaranya berasal dari Kabupaten Jayapura.
Mengenai adanya penyitaan senjata api dan juga penangkapan KST Papua yang berhasil dilakukan oleh aparat gabungan tersebut, Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani menyatakan bahwa penyitaan tersebut merupakan bentuk keseriusan dari seluruh aparat keamanan yang berupaya untuk terus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Satgas Damai Cartenz juga berhasil menyita 16 magasin dan juga 136 senjata tajam (sajam), alat komunikasi berupa 76 unit ponsel serta 23 handy talky (HT). Tidak hanya itu, turut disita pula 4 (empat) unit radio SSB, dan 7 (tujuh) buah kamera dan teropong, kemudian ada 4 (empat) laptop serta 4 (empat) bendera Bintang Kejora.
Penyitaan ratusan persenjataan, mulai dari senjata api beserta amunisinya hingga senjata tajam dan juga banyak alat komunikasi yang dimiliki oleh KST Papua, serta penangkapan puluhan anggota gerombolan tersebut merupakan upaya yang terus dilakukan oleh aparat keamanan di Indonesia. Hal ini patut untuk diberikan apresiasi setinggi mungkin karena upaya untuk mengembalikan situasi dan kondisi yang damai di Bumi Cenderawasih bisa diwujudkan.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Bali