Oleh : Randy Siregar )*
Stunting merupakan permasalahan gizi pada anak yang membutuhkan perhatian multisektor, tidak hanya dari tenaga kesehatan saja, melainkan stunting juga harus menjadi perhatian bagi para pengambil kebijakan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo rupanya telah berhasil menurunkan hingga 51% stunting di Jawa Tengah dalam empat tahun terakhir. Untuk meraih capaian tersebut, Ganjar mengandalkan penanganan dan pencegahan stunting hingga ke tingkat mikro.
Saat rapat koordinasi pembinaan Tim Penggerak PKK di Java Mall Kota Semarang, Ganjar menuturkan bahwa salah satu langkah konkret adalah melakukan koordinasi secara intens dengan tim penggerak PKK demi memaksimalkan koordinasi agar penurunan stunting bisa terjadi di tingkat mikro.
Menurut Ganjar, kelompok yang terdiri mayoritas ibu-ibu tersebut bisa mengetahui secara detail kondisi lapangan, khususnya terkait anak-anak dan stunting. Ganjar mengatakan, selama ini koordinasi yang dilakukan sangatlah aktif dan efektif. Karena sebagian besar ibu-ibu akan mempelajari tentang kehamilan, stunting, termasuk kurang gizi, sekaligus memiliki literasi yang baik terhadap treatment akan masalah tersebut.
Terlebih, Tim Penggerak PKK juga berkolaborasi dengan dinas, kelompok masyarakat, dunia usaha, hingga tokoh agama yang turut mendorong kesuksesan program Pemprov Jateng terkait penurunan stunting.
Ganjar juga menyebutkan bahwa Tim Penggerak PKK memiliki program lokal yang sudah bergerak. Mereka sudah memiliki program pemberdayaan, karena siapa tahun ada anggota keluarga yang menyandang difabel dan membutuhkan bantuan secara ekonomi.
Bersama Tim Penggerak PKK, Ganjar juga mengkolaborasikan penurunan stunting, angka kemiskinan, hingga penekanan inflasi. Pasalnya, Ganjar menyebut bahwa mereka adalah tim yang mengerti kondisi di masyarakat.
Berdasarkan perhitungan elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), pada 2018 tingkat stunting di Jawa Tengah berada di angka 24,4%, setahun kemudian pada 2019 turun menjadi 18,3%. Persentase kembali turun pada 2020 menjadi 14,5%, pada 2021 turun menjadi 12,8% dan terakhir pada 2022 di angka 11,9%. Hasilnya selama 4 tahun terakhir penurunan angka stunting cukup signifikan.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo memberikan apresiasi atas keseriusan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam menangani stunting. Menurutnya, program Ganjar dalam menangani stunting linier dengan upaya menekan stunting dan bisa dicontoh daerah lain.
Hal tersebut disampaikan oleh Hasto dalam sambutannya pada acara Rapat Kerja Daerah dengan tajuk Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Jawa Tengah. Hasto juga menyampaikan bahwa saat ini angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKBa), termasuk perkawinan dini di Jawa Tengah, lebih rendah jika dibandingkan Jawa Barat dan Jawa Timur.
Selain itu, dipaparkan pula angka kehamilan pada usia 15 tahun hingga 19 tahun di Jawa tengah itu sebanyak 23 per seribu. Lebih rendah bila dibandingkan Jawa Barat yakni 24 per seribu. Sedangkan di Jawa Timur ada 32 per seribu. Ganjar juga memiliki program Jo Kawin Bocah, di mana program ini telah berhasil menjadikan Jawa Tengah sebagai provinsi yang paling tidak kawin bocah se-pulau Jawa.
Hasto juga memberikan apresiasi program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng). Program ini terbukti berhasil mengurangi jumlah AKI di Jawa Tengah, bahkan lebih rendah bila dibandingkan Jawa Barat dan Jawa Timur.
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar juga menegaskan bahwa dalam mengatasi masalah stunting janganlah setengah-setengah. Apalagi Dana Alokasi Khusus untuk penanganan stunting sudah diserahkan ke daerah. Sehingga bisa dioptimalkan dan diserap dengan cepat.
Ganjar juga menyebut di beberapa daerah, seperti Brebes, Banyumas Raya yakni Cilacap dan Kebumen masih menjadi perhatian. Penanganan stunting akan disatukan dengan program pengentasan kemiskinan, mengingat isu stunting bukanlah isu tunggal, sehingga harus dibarengi dengan penanganan kemiskinan.
Agar penurunan stunting lebih cepat dan mencapai target nasional sebesar 14% pada 2024, Ganjar bakal turun langsung ke lapangan untuk memastikan pencegahan dan penanganan stunting agar dapat berjalan secara optimal.
Dirinya juga menggalakkan edukasi kepada remaja khususnya remaja putri untuk mengonsumsi tablet penambah darah atau TTD. Kemudian untuk ibu hamil, Ganjar meminta agar asupan gizi yang diberikan dapat seimbang agar kandungan jabang bayi bisa lahir dengan sehat. Berkaca pada arahan Presiden RI Joko Widodo yang meminta para Gubernur menekan angka stunting, Ganjar akan menerapkan micro targeting guna mengatasi stunting dan kemiskinan di Jateng.
Upaya penanganan stunting di Jawa Tengah menunjukkan progres yang patut diapresiasi, Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jateng telah menerapkan strategi yang tepat guna mengurangi angka stunting yang erat kaitannya dengan permasalahan gizi dan ekonomi. Semua pimpinan daerah, termasuk kepala desa sampai Bupati dapat mengambil peran tersebut.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Nusantara