Manggarai Barat – KTT ASEAN 2023 diharapkan menjadi panggung bagi kuliner lokal untuk tampil di level internasional.
Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi NTT, Tri Arachis Hypogaeawan, mengungkapkan para delegasi KTT ASEAN disuguhi beragam produk dan hidangan khas NTT.
“Pada pertemuan-pertemuan dalam ASEAN Summit, kuliner khas NTT menjadi suguhan. Menu-menu seperti se’i daging sapi serta kopi menjadi andalan,” tuturnya.
Iapun berharap para delegasi KTT ASEAN bisa kembali lagi dan memesan menu yang sama, dan juga bisa untuk dipasarkan di dunia internasional.
Soal keamanan makanan, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menjamin makanan yang disajikan untuk para kepala negara aman dikonsumsi. Hal ini disampaikan Kepala Loka POM Manggarai Barat Andirusmin Nuryadin.
“Loka POM di Kabupaten Manggarai Barat terlibat dalam mengawasi dan mengamankan makanan yang akan disajikan untuk presiden dan wakil presiden serta para tamu negara yang akan hadir,” kata Andirusmin.
Pada kesempatan berbeda, Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, mengatakan ASEAN Summit memberi imbas pada peningkatan usaha masyarakat lokal di sekitar lokasi kegiatan KTT.
“Sehingga masyarakat, khususnya para petani dan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dapat memanfaatkan momen tersebut,” kata Bupati Edistasius.
Selama penyelenggaraan KTT tersebut, masyarakat berkesempatan untuk memamerkan dan menunjukkan produk berkualitas buatan lokal.
Sedangkan di sekitar lokasi kegiatan ada Pusat Kuliner Kampung Ujung Labuan Bajo, yang juga menjajakan berbagai aneka kuliner dari daerah pariwisata itu.
Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLBF) yang bertindak sebagai panitia lokal Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN, juga telah menyiapkan berbagai konten lokal untuk disajikan kepada para delegasi
Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina mengungkapkan, kesenian tradisional Manggarai yang disiapkan, antara lain Tari Tiba Meka, Rangkuk Alu, dan Caci.
“Selain itu, produk UMKM lokal juga turut diberdayakan. Mulai dari kain tenun, sasando, kopi, olahan kelor, dan lainnya,” tutur Shana.
Shana meyakini gelaran KTT ASEAN di Labuan Bajo memberi dampak ekonomi bagi UMKM.
Disisi lain, Pakar Hubungan Internasional (HI) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Randy Wirasta Nandyatama, menyatakan KTT ke-42 ASEAN atau ASEAN Summit di Labuan Bajo menunjukkan ekonomi Indonesia yang merata.
“KTT ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur menunjukkan bahwa Indonesia bukan hanya Jakarta dan Bali,” kata Randy.
(*)