Oleh : Veronica Lokbere )*
Masyarakat di seluruh Indonesia hendaknya terus meningkatkan kewaspadaan diri terhadap berita bohong atau hoaks yang selalu disebarkan oleh gerombolan KST Papua untuk menutpi fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan dan menggantinya dengan framing yang seolah menyatakan kalau kelompok mereka lebih unggul daripada personel aparat keamanan Tanah Air.
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Laksamana Yudo Margono menyebutkan bahwa seluruh pernyataan yang dikeluarkan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua merupakan pernyataan yang palsu, bohong atau hoaks. Hal tersebut menanggapi dari banyaknya bermunculan dan beredar di internet hingga media sosial, bahwa terdapat perwakilan dari KST dan turut berkomentar terkait hal-hal yang terjadi.
Maka dari itu, menurut Laksamana Yudo, bahwa seringkali hoaks memang dengan sengaja disebarkan oleh Kelompok Separatis dan Teroris di Bumi Cenderawasih tersebut. Panglima TNI kemudian berharap kepada publik agar dengan adanya klarifikasi ini supaya menjadi semakin jelas dan tidak membuat simpang siurnya berita yang beredar di internet dan media sosial.
Pasalnya, beberapa waktu lalu memang sempat tersebar berita bahwa seolah-olah pimpinan tertinggi TNI tersebut dikatakan berada di dalam pesawat Boeing 737 seri 200 yang tergelincir di Bandara Mozes Kilangin Timika, Papua Tengah. Padahal jelas sekali bahwa berita itu adalah bohong.
Kemudian terdapat lagi hoaks yang disebarkan oleh KST Papua bahwa seolah-olah mereka sudah mengaku berhasil membunuh sebanyak 13 prajurit TNI selama misi penyelamatan Pilot Susi Air. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah terdapat 3 prajurit TNI yang menjadi korban tewas.
Di sisi lain, Panglima Yudo kemudian menegaskan bahwa pihaknya telah menetapkan status siaga tempur setelah peristiwa penyerangan KST pada prajurit TNI. Operasi siaga tempur tersebut dikhususkan di beberapa daerah yang memang memiliki tingkat kerawanan tinggi.
Menurutnya, dengan adanya peningkatan status menjadi siaga tempur ini, maka diharapkan para prajurit menjadi semakin mampu untuk meningkatkan kesiagaan mereka. Dengan peningkatan kesiagaan, kemudian diharapkan seluruh prajurit aparat keamanan bisa lebih tanggap dalam menghadapi segala peristiwa yang tidak terduga dan terjadi di lapangan.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono mengklaim bahwa kini kondisi KST Papua sendiri sudah terjepit. Dirinya menegaskan bahwa publik sama sekali tidak pernah percaya dengan apapun pemberitaan atau statement yang dikeluarkan oleh perwakilan gerombolan Kelompok Separatis dan Teroris itu. Maka jelas sekali bahwa sikap tersebut dilakukan oleh pihak yang sedang mengalami kepanikan.
Baginya, selama ini yang menjadi salah satu indikator kuat bahwa memang KST Papua sudah sangat terjepit adalah karena mereka semakin banyak menyebarkan berita bohong atau hoaks ke masyarakat bahkan hingga meminta dukungan dari berbagai pihak.
Memang, semakin hari, pergerakan yang dilakukan oleh gerombolan kelompok separatis dan teroris tersebut menjadi semakin parah. Bukan hanya sekedar menyerang aparat keamanan saja, namun mereka juga melakukan penyerangan di wilayah masyarakat sipil yang tidak berdosa.
Maka dari itu, akibat dari adanya serangan yang terjadi di wilayah masyarakat, yakni di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah selama 2 (dua) hari beruntun, kemudian kini warga langsung turut melengkapi diri mereka menggunakan busur panah. Warga mengaku bahwa mereka sangat gerah dengan ulah KST Papua karena kerap menjadikan tamen masyarakat sipil sehingga memang sangat ingin untuk mengusir langsung gerombolan tersebut.
Terkait serangan ke wilayah masyarakat sipil sendiri, hal itu dibenarkan oleh Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Herman Taryaman. Beliau mengungkapkan bahwa KST Papua di Intan Jaya memang belakangan ini sering melakukan gangguan juga terhadap aparat keamanan TNI, Polri dan BIN bahkan turut meneror masyarakat. Maka dari itu, warga langsung turut angkat panah untuk bisa mengusir KST Papua apabila datang ke kampung mereka.
Tidak hanya sampai di sana, namun unsur Forkopimda pun diketahui turut memberikan atensi. Mereka juga telah sepakat untuk secara bersama-sama bisa melawan gerombolan Kelompok Separatis dan Teroris di Papua tersebut, yang mana memang selama ini sudah membuat situasi daerah tersebut tidak aman.
Kolonel Herman kemudian menjamin bahwa aparat keamanan personel gabungan, TNI Polri dan BIN tentunya akan berada di tengah masyarakat untuk memberikan rasa aman.
KST Papua memang terkenal kerap kali menutpi fakta di lapangan dan menggantinya dengan berita hoaks yang mana menyatakan seolah-olah justru pihak mereka yang jauh lebih unggul daripada personel aparat keamanan Indonesia. Maka dari itu, seluruh masyarakat hendaknya terus meningkatkan kewaspadaan akan hoaks yang senantiasa disebarkan kelompok tersebut.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta