Kekejaman yang dilakukan oleh KST Papua masih terusterjadi. Bahkan mereka tidak akan segan-segan untuk melukai dan merenggut nyawa dari warga sipil yang sama sekali tidak bersalah, mereka juga bisa menyerang pemuka agama, bahkan tega menyerang anak kecil. Tentunya seluruh hal tersebut harus bisa segera diberantas dengan mendukung penuh upaya dari seluruh aparat keamanan dalam menciptakan perdamaian dan kedamaian di Tanah Papua.
Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua memang terus saja berbuat keonaran. Bahkan telah banyak sekali pemberitaan yang menyorot mereka lantaran memang tindak kekejaman dan kebengisan yang terus dilakukan. Tidak tanggung-tanggung, bahkan para bos dan anggota dari KST Papua tersebut sama sekali tidak segan pula untuk membunuh siapa saja yang menghalangi mereka.
Beberapa kali kejadian memang, warga sipil yang sama sekali tidak memiliki kesalahan apapun terhadap mereka, namun tetap dibunuh dengan begitu sadisnya oleh KST Papua.Bahkan, kelompok separatis dan teroris itu juga dalam banyak aksi yang dilakukannya, kerap kali menggunakan senjata api.
Terdapat salah satu nama seorang pemasok senjata api yang biasa digunakan oleh KST Papua, yakni adalah Anton Gobay. Namun dengan langkah yang sangat sigap, akhirnya aparat keamanan di Indonesia berhasil menangkap orang tersebut. Diketahui bahwa dirinya memang merupakan seorang pemasok senjata dari KST Papua yang hendak melakukan aksinya.
Belakangan ini kekejaman yang dilakukan oleh KST Papua masih saja terjadi dan merenggut nyawa warga sipil. Sebagai informasi, terdapat seorang mahasiswa asal Toraja Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menjadi korban penembakan KST Papua di Yahukimo, Papua Pegunungan.
Bahkan, sebelumnya pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengungkapkan bahwa terdapat 2 (dua) orang warga sipil lain yang juga menjadi korban jiwa dan tewas ditembak oleh KST Papua di Distrik Dekai, Yahukimo. Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengemukakan kepada wartawan bahwa diduga pelaku penembakan itu jelas merupakan KST Papua.
Organisasi teroris tersebut juga bahkan tidak akan ragu untuk melakukan serangan kepada aparat keamanan seperti anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) ataupun Polri. Terdapat di Kabupaten Yahukimo sendiri, pada beberapa waktu yang lalu, terdapat serangan yang dilakukan oleh KST Papua dan bahkan hingga membuat salah seorang prajurit TNI meninggal dunia. Semenjak kejadian tersebut, situasi yang terdapat di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan sempat mencekam.
Tentunya para aparat keamanan terus melakukan upaya pengamanan dan mengimbau kepada masyarakat sipil untuk lebih baik mengamankan diri di rumah masing-masing. Mengenai serangan kepada Anggota TNI tersebut, Kapendam VXII Cenderawasih, Kolonel Kav Herman Taryaman dalam keterangan tertulisnya mengungkapkan bahwa gerombolan KST Papua telah menyerang dan menembak personel Kadim 1715 Yahukimo di KM 4 (empat) Jalan Paradiso Distrik Dekai. Dari serangan yang diluncurkan oleh KST Papua itu, kemudian sempat terjadi kontak tembak yang mengakibatkan Pratu LW gugur usai dirinya terkena peluru KST Papua.
Memang Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua pimpinan Egianus Kogoya dan Elkius Kobak tidak henti-hentinya melakukan penyerangan dan teror terhadap warga sipil. Dengan ada banyaknya teror tersebut, kemudian menurut Komandan Korem (Danrem) 172/PWY, Brigjen TNI JO Sembiring sebaiknya pihak KST Papua tidak lagi menyerang warga sipil dan jika hendak mencari lawan lebih baik yang sepadan. Dengan tegas dirinya mengimbau agar pihak KST Papua tidak lagi membunuh warga sipil.
Tentunya hal tersebut dikarenakan bahwa masyarakat yang menjadi korban penyerangan tersebut sama sekali tidak bersalah. Brigjen TNI JO Sembiring juga menambahkan bahwa sempat pula terdapat sebuah kasus tatkala seorang pendeta asal Kampung Wosak mengingatkan KST Papua untuk tidak membunuh, justru pendeta tersebut yang dibunuh oleh mereka. Bahkan tidak hanya orang dewasa saja yang diserang oleh kelompok itu, namun bulan lalu mereka juga menyeranb anak kecil hingga meninggal.
Dengan semakin maraknya kekejaman dan kebengisan yang terus saja dilakukan oleh KST Papua, JO Sembiring kemudian meminta kepada seluruh tokoh masyarakat di Papua untuk terus saling membantu dan mampu membangun Tanah Papua. Lebih lanjut, dirinya juga menerangkan bahwa sama sekali tidak ada stigma bahwa seolah-olah TNI dan Polri melakukan penyisiran di kawasan tersebut.
Justru yang benar adalah, anggota TNI dan Polri menjalankan perintah sesuai dengan Instruktur Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2020 yang merupakan perintah langsung dari Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi) kepada TNI dan Polri untuk bisa mewujudkan perdamaian dan kedamaian di Tanah Papua. Tentu saja, jika Papua aman dan damai, makapercepatan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat BumiCemdrawasih pasti dapat terlaksana dengan lancar.
Mereka sama sekali tidak pandang bulu dalam melakukan segenap aksi kekejamannya. Bahkan termasuk seluruh warga sipil yang sama sekali tidak bersalah seperti hingga pemuka agama dan anak kecil sekalipun turut menjadi korban kebengisan KST Papua. Tentunya semua hal itu tidak bisa dibiarkan begitu saja, sehingga perlu ada dukungan penuh kepada para aparat keamanan.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta