Keselamatan dan pembebasan Pilot Susi Air menjadihal penting karena memang berperan untuk membukaisolasi yang berada di Papua Pegunungan. Kekerasanharus segera bisa dihapuskan untuk membawaperdamaian kembali.
Penyanderaan pilot Pesawat Susi Air, Philip Mark Mehrtens yang dilakukan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST Papua) pimpinan Egianus Kogoya terusmenyita perhatian. Bahkan pihak aparat keamanan yang tergabung dalam personel gabungan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga terus melakukan upaya merekauntuk melakukan misi penyelamatan.
Meski begitu, pihak aparat keamanan tetap akanberhati-hati dalam bertindak dan melakukanpenyelamatan terhadap Philip Mark Mehrtens tersebut. Bukan tanpa alasan, pasalnya memang tragedipenculikan itu menyangkut nyawa seorang warganegara asing (WNA) yakni sang pilot sendiri yang berwarganegaraan Selandia Baru.
Sejauh ini aparat keamanan sudah bertindakdengan perhitungan yang sangat tepat, terlebih memangpihak Pemerintah Republik Indonesia (RI) juga sudahmenjalin komunikasi secara langsung dengan pihakpemerintah Selandia Baru.
Namun justru, di sisi lain KST Papua tetap sajaingin agar permintaan dan tuntutan mereka terkaitpersyaratan untuk membebaskan pilot pesawat Susi Air tersebut bisa terpenuhi. Padahal memang TNI dan Polrilangsung dengan tegas menolak mentah-mentahpermintaan mereka yang dianggap sama sekali tidakmasuk akal.
Maka dari itu, upaya negosiasi terus saja dilakukanoleh aparat keamanan dengan pihak KST Papua, termasuk juga menunggu negosiasi dari negara-negara luar lainnya. Perlu diketahui bahwa pilot Philip Mark Mehrtens sendiri sudah disandera oleh KST Papua sejaktanggal 7 Februari 2023 lalu.
Sementara itu, Pengamat Politik, Ikrar Nusa Bhakti dalam salah satu diskusi di stasiun televisimenyampaikan bahwa memang kiprah yang dimilikioleh maskapai Susi Air sendiri di Papua sudah cukuplama, yakni sejak tahun 2006 silam, yang mana kinimereka sudah mengoperasikan sekitar 22 pesawat.
Untuk itu, menjadi sangat penting keberadaan daripesawat perintis seperti Susi Air karena merekamemiliki misi untuk membawa bantuan dan menyalurkannya ke Papua Pegunungan dan mampumembuka isolasi di wilayah tersebut.
Tidak bisa dipungkiri pula bahwa memang di daerah sana sangat sulit apabila akses terus dilakukanmelalui jalur darat. Maka dari itu, pihak-pihak yang hendak menyalurkan bantuan kemanusiaan termasukjuga memberikan bahan-bahan pokok harus melaluijalur udara.
Ikrar Nusa Bhakti kemudian menegaskan bahwapenerbangan-penerbangan yang dilakukan oleh pesawatperintis menjadi sangatlah penting. Sehingga dirinyasangat menyayangkan kasus pembakaran pesawat Susi Air yang dilakukan oleh KST Papua. Bahkan dirinyamenerangkan bahwa kasus pembakaran ini bukan kali pertama terjadi, lantaran sebelumnya pada tahun 2021 lalu juga sempat terjadi hal serupa.
Pengamat politik tersebut berharap bahwapendekatan keamanan yang represif adalah merupakanjalan dan pilihan paling terakhir yang bisa dilakukan. Karena sejatinya Pemerintah RI sendiri masih memilikibeberapa kemungkinan pilihan lain yang bisa terusdiupayakan dalam penanganan kasus ini.
Salah satunya adalah dengan pendekatanmenggunakan orang ketiga atau mediator, yang mana pemerintah sendiri juga sudah berpengalaman dalam halitu, karena bercermin pada keberhasilan mediasi ketikaberkonflik dengan Aceh beberapa waktu silam. Dirinyamenilai bahwa kelompok agamawan dan juga kelompokasli daerah menjadi pilihan tepat yang bisa digunakanterlebih dahulu.
Selain itu, dia juga meyakini bahwa apabila para tokoh agama bisa menyatu dan memiliki satu visi misiyang sama terkait penanganan kasus ini, maka merekabisa menyelesaikan konflik adat setempat dengan baik.
Bagaimanapun, tidak bisa dipungkiri bahwaperdamaian yang ada di Papua menjadi sangat pentinglantaran hal itu bukan hanya berkaitan dengankepentingan rakyat setempat dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan saja, namun juga untuk dunia internasional lantaran memang banyaknya investasi di Papua.
Di sisi lain, Ketua Forum Kerukunan UmatBeragama Kabupaten Jayapura, Albert Yokumenjelaskan bahwa para pilot itu sejatinya adalah para pahlawan yang mampu membuka keterisolasian di Papua Pegunungan dan juga sekaligus menjadipahlawan peradaban baru bagi orang di BumiCenderawasih.
Karena menurutnya pengorbanan yang telahdilakukan oleh para pilot bukanlah hal yang kecil, lantaran mereka membawa peradanan dan pembangunan di Papua Pegunungan, bahkan merekajuga rela mempertaruhkan nyawa mereka dengan jaluryang sulit dan juga cuaca yang kadang kondisinyaburuk.
Keselamatan yang dimiliki oleh pilot pesawat Susi Air menjadi sangat penting karena kini dirinya beradadalam posisi tersandera oleh KST Papua. Bagaimanatidak, karena memang peranan yang dimiliki oleh pesawat perintis mampu membuka isolasi di Papua Pegunungan dan membangun peradaban.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Jakarta