Suarapapuanews, Jakarta– Pertemuan Sherpa G20 ke-4 diadakan di Jimbaran Bali sejak 11 November 2022, pertemuan tersebut diharapkan diharapkan mampu menghasilkan leaders’ declaration atau kesepakatan kesepkatan pada KTT G20 Bali guna mengatasi berbagai krisis yang ada.
Leaders’ Declaration merupakan komitmen dari para Pemimpin G20 terhadap upaya bersama dalam pemulihan ekonomi dan kesehatan pasca pandemi COVID-19.
Deklarasi berisikan substansi pembahasan prioritas Presidensi G20 Indonesia yakni Arsitektur Kesehatan Global, Tranformasi Digital, dan Transisi Energi. Deklarasi juga membahas mengenai isu ketahanan pangan yang menjadi isu global saat ini.
Permasalahan ketahanan pangan telah menjadi perhatian forum G20, sebagaimana isu tersebut telah diangkat dalam High-Level Seminar: Strengthening Global Collaboration for Tackling Food Insecurity serta Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) ketiga pada Juli 2022 lalu.
Dalam isu ketahanan pangan yang dibahas dalam pertemuan Sherpa G20 ke-4, diharapkan G20 siap untuk mengambil tindakan kolektif yang cepat tentang ketahanan pangan dan gizi, termasuk dengan bekerja sama dengan inisiatif lain.
Beberapa inisiatif global telah diluncurkan oleh organisasi regional, internasional, dan bahkan secara mandiri oleh beberapa negara untuk menghadapi permasalahan ketahanan pangan.
“Presidensi G20 Indonesia telah menegaskan kembali komitmennya untuk menggunakan semua perangkat kebijakan yang tepat untuk mengatasi tantangan ekonomi dan keuangan saat ini, termasuk risiko kerawanan pangan.” Jelas Sri Mulyani di Washington DC.
Menteri pertanian Syahrul Yasil Limpo juga menegaskan dalam komitmennya untuk bisa mengatasi krisis pangan global dengan meningkatkan kapasitas produksi guna menstabilkan harga pangan.
“Sebagai sebuah forum yang efektif dalam menjawab tantangan global dalam hal kerawanan pangan, Presidensi G20 Indonesia menerapkan strategi untuk meningkatkan kapasitas produksi guna menstabilkan harga pangan, menekan inflasi, menurunkan impor dan meningkatkan ekspor pangan.” terang Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Strategi ini diterapkan pada beberapa komoditas pangan strategis dengan kegiatan operasional untuk mengatasi permasalahan yang muncul dalam sistem agribisnis pangan, agar tercapai efisiensi dan peningkatan daya saing,” lanjutnya.
Dalam pertemuan Sherpa G20 ke-4 yang diadakan di Jimbaran, Bali sejak 11 November 2022 diharapkan mampu menghasilkan leaders’ declaration terutama yang terkait mengenai kesepakatan dalam mengatasi krisis pangan global.
(CA/AA)