Oleh: Anggina Nur Aisyah*
Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional.
Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun.
Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral denganmengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor ESDM menjadi fondasi penting dalampengendalian distribusi energi selama Nataru. Dengan BPH Migas sebagai koordinator, posko ini berfungsi sebagai pusat pemantauan dan pengambilan keputusan cepat untukmemastikan pasokan BBM tetap terjaga di seluruh wilayah Indonesia. Ketua PoskoNataru ESDM, Erika Retnowati, menegaskan bahwa ketahanan stok BBM nasionalberada pada level aman dengan kisaran 17 hingga 23 hari dan rata-rata sekitar 20 hari. Capaian ini menunjukkan bahwa sistem logistik energi nasional telah disiapkan secarakomprehensif dan mampu menjawab tantangan peningkatan konsumsi secara terukur.
Penjagaan stok BBM rata-rata 20 hari bukan sekadar angka, melainkan representasi darikeandalan tata kelola energi nasional. Pemerintah secara aktif mengantisipasi lonjakanpermintaan pada berbagai jenis energi, termasuk bensin, avtur, LPG, dan kerosin, yang lazim meningkat selama periode Nataru. Penyiagaan ratusan terminal BBM, ribuanSPBU, DPPU, serta fasilitas tambahan di wilayah dengan permintaan tinggimenunjukkan keseriusan negara dalam memastikan akses energi yang merata dan berkelanjutan. Upaya ini mendukung kelancaran arus transportasi darat, laut, dan udara, sekaligus menopang sektor pariwisata dan logistik nasional.
Peran PT Pertamina Patra Niaga sebagai ujung tombak distribusi energi nasionalmenjadi faktor kunci dalam keberhasilan kebijakan ini. Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, menegaskan komitmen perusahaan dalam menjagapasokan BBM dan LPG tetap optimal selama Nataru. Peningkatan ketahanan stoknasional hingga melampaui 20 hari dan penguatan menuju kisaran 22 hingga 23 harimencerminkan kapasitas manajerial dan operasional yang profesional. Optimalisasiproduksi kilang, penguatan pasokan, serta pengelolaan distribusi yang efisien menjadibukti bahwa BUMN energi mampu menjalankan peran strategisnya dalam melayanikebutuhan rakyat.
Selain penguatan stok, strategi distribusi juga diperkuat melalui penambahan armada kapal, ratusan mobil tangki tambahan, serta pengoperasian mobil tangki kantong di wilayah tertentu. Langkah ini dirancang untuk mempercepat suplai ke SPBU dan memastikan ketersediaan BBM tetap lancar, bahkan di daerah dengan tantangangeografis. Operasional terminal BBM pada akhir pekan serta pembukaan ribuan SPBU selama 24 jam menunjukkan orientasi pelayanan yang mengedepankan kepentinganmasyarakat. Pendekatan ini mempertegas bahwa pelayanan energi selama Natarudilakukan secara maksimal tanpa kompromi terhadap kualitas dan kontinuitas pasokan.
Dari sisi pengawasan, Kepala BPH Migas Wahyudin Anas menegaskan bahwa kondisistok nasional berada dalam keadaan sangat aman dan terkendali. Pemantauan harianyang dilakukan bersama seluruh pemangku kepentingan memastikan distribusi energiberjalan sesuai rencana dan standar pelayanan publik. Kesiapsiagaan ini memperkuatkepercayaan masyarakat bahwa setiap potensi gangguan dapat diantisipasi dan ditangani secara cepat dan tepat, sehingga kebutuhan energi tetap terpenuhi sepanjangmasa libur.
Komitmen pemerintah juga ditegaskan oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang memastikan pasokan BBM dan LPG aman menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Ketahanan stok energi nasional yang mencukupi untuk beberapa pekan ke depanmenjadi indikator kuat stabilitas sektor energi. Lebih jauh, arah kebijakan menujupeningkatan produksi dalam negeri dan penguatan kemandirian energi menunjukkanbahwa pengamanan stok BBM saat Nataru merupakan bagian dari strategi jangkapanjang pembangunan energi nasional yang berkelanjutan dan berdaulat.
Secara keseluruhan, kebijakan mempertahankan stok BBM rata-rata 20 hari jelangNataru mencerminkan sinergi kuat antara kepemimpinan nasional, kesiapan regulator, dan profesionalisme badan usaha energi. Hal ini menunjukkan bahwa negara hadirsecara nyata dalam menjamin kebutuhan dasar masyarakat, khususnya energi, pada momen strategis akhir tahun. Dengan pasokan BBM yang terjaga, aktivitas masyarakatdapat berlangsung dengan lancar, aman, dan nyaman. Kebijakan ini tidak hanyamemperkuat stabilitas nasional, tetapi juga menumbuhkan optimisme publik terhadaptata kelola energi Indonesia yang semakin andal, terencana, dan berpihak pada kepentingan rakyat.
*Penulis merupakan Pengamat Kebijakan Energi