Oleh : Irfan Aditya )*
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu wujud nyata kehadiran negara dalam memastikan terpenuhinya hak dasar masyarakat atas pangan yang sehat dan bergizi. Sejak mulai dijalankan di berbagai daerah, program ini mendapatkan respons yang luas dari masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti anak sekolah, ibu hamil, balita, dan masyarakat berpenghasilan rendah. MBG tidak sekadar menghadirkan makanan gratis, tetapi membawa pesan kuat bahwa pembangunan sumber daya manusia dimulai dari pemenuhan gizi yang cukup dan berkualitas. Di tengah tantangan ekonomi global dan fluktuasi harga bahan pangan, kehadiran MBG memberikan rasa aman sekaligus harapan baru bagi banyak keluarga.
Di berbagai wilayah, pelaksanaan MBG telah menunjukkan dampak yang langsung dirasakan. Anak-anak sekolah yang sebelumnya berangkat dengan perut kosong kini dapat belajar dengan lebih fokus dan bersemangat. Para guru dan tenaga pendidik mencatat adanya peningkatan konsentrasi, kehadiran, serta partisipasi siswa di kelas. Hal ini menegaskan bahwa pemenuhan gizi memiliki korelasi kuat dengan kualitas pendidikan. Dengan asupan makanan bergizi yang teratur, anak-anak tidak hanya tumbuh lebih sehat secara fisik, tetapi juga lebih siap secara mental untuk menyerap pelajaran, yang pada akhirnya mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Ekonom sekaligus pendiri Bright Institute, Awalil Rizky mengatakan MBG merupakan program yang diterima sangat baik oleh berbagai pihak karena mampu menghadirkan manfaat ganda. Selain itu, MBG tidak hanya terkait dengan penyediaan makanan kepada para siswa, tetapi juga dapat menggerakan perekonomian lokal. Di banyak daerah, permintaan pangan dari program ini mulai menggerakkan pasar lokal hingga menjaga kestabilan harga pangan.
Dampak positif MBG juga dirasakan oleh keluarga penerima manfaat. Bagi masyarakat berpenghasilan rendah, program ini membantu mengurangi beban pengeluaran harian sekaligus memastikan anggota keluarga mendapatkan asupan nutrisi yang layak. MBG menjadi bantalan sosial yang efektif, terutama di daerah-daerah yang rentan terhadap kerawanan pangan. Kehadiran program ini memperkuat jaring pengaman sosial dan menumbuhkan rasa keadilan, bahwa negara hadir untuk semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Tidak sedikit orang tua yang mengaku lebih tenang karena anak-anak mereka mendapatkan makanan sehat secara rutin.
Selain manfaat langsung bagi penerima, MBG juga memberikan dampak ekonomi yang positif di tingkat lokal. Pelibatan petani, peternak, nelayan, serta pelaku UMKM sebagai pemasok bahan pangan mendorong perputaran ekonomi daerah. Bahan makanan yang digunakan dalam program ini sebagian besar bersumber dari produksi lokal, sehingga menciptakan permintaan yang stabil dan berkelanjutan. Dengan demikian, MBG tidak hanya menjadi program sosial, tetapi juga instrumen pemberdayaan ekonomi rakyat. Rantai pasok pangan lokal menjadi lebih hidup, lapangan kerja tercipta, dan kesejahteraan masyarakat meningkat secara bertahap.
Sementara itu, Anggota Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua, Billy Mambrasar, mengatakan program MBG memberikan dampak signifikan bagi anak-anak dan masyarakat di Tanah Papua. Selain itu, MBG tidak hanya berfokus pada pemenuhan gizi anak, tetapi juga menciptakan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat. Kemudian pemerintah berkomitmen memastikan setiap anak Papua memperoleh gizi yang layak, pendidikan yang lebih baik, serta masa depan yang lebih cerah dan berdaya saing.
Dari sisi kesehatan masyarakat, MBG berkontribusi signifikan dalam upaya pencegahan stunting dan masalah gizi lainnya. Asupan makanan yang seimbang, kaya protein, vitamin, dan mineral, membantu meningkatkan status gizi kelompok rentan. Dalam jangka panjang, hal ini akan berdampak pada penurunan angka stunting dan peningkatan kualitas generasi masa depan. Program ini sejalan dengan visi pembangunan manusia Indonesia yang unggul, sehat, dan produktif.
Keberhasilan MBG di berbagai daerah juga tidak lepas dari kolaborasi lintas sektor. Pemerintah pusat dan daerah, tenaga kesehatan, pendidik, serta masyarakat bekerja bersama memastikan program berjalan efektif dan tepat sasaran. Partisipasi aktif masyarakat dalam pengawasan dan pelaksanaan turut memperkuat rasa memiliki terhadap program ini. Transparansi dan evaluasi berkelanjutan menjadi kunci agar MBG terus berkembang dan mampu menjawab tantangan di lapangan.
Meski demikian, tantangan tentu masih ada, mulai dari distribusi di wilayah terpencil hingga menjaga kualitas dan keberlanjutan program. Namun, berbagai capaian positif yang telah dirasakan menjadi modal penting untuk terus menyempurnakan MBG. Kritik dan masukan publik seharusnya dipandang sebagai bagian dari proses perbaikan, bukan penghalang. Dengan komitmen yang kuat dan kebijakan yang adaptif, MBG memiliki potensi besar untuk menjadi program unggulan yang berdampak luas dan berjangka panjang.
Pada akhirnya, Program Makan Bergizi Gratis bukan hanya tentang makanan, melainkan tentang masa depan. Program ini mencerminkan keseriusan negara dalam membangun manusia Indonesia secara utuh, dari aspek kesehatan, pendidikan, hingga ekonomi. Dampak positif yang dirasakan masyarakat di berbagai daerah menjadi bukti bahwa kebijakan yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat akan selalu menemukan tempat di hati publik. Dengan terus menjaga kualitas, keberlanjutan, dan keterlibatan semua pihak, MBG diharapkan menjadi fondasi kuat bagi terwujudnya Indonesia yang lebih sehat, adil, dan sejahtera.
)* Pengamat kebijakan publik