Oleh: Dhita Karuniawati )*
Keamanan dan ketertiban masyarakat merupakan fondasi penting bagi keberlangsungan pembangunannasional. Dalam menjaga stabilitas tersebut, peran Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan KepolisianNegara Republik Indonesia (Polri) menjadi garda terdepan yang tidak dapat dipisahkan. Keduanyamemiliki fungsi berbeda namun saling melengkapi yakni TNI fokus menjaga pertahanan negara, sementara Polri bertugas memelihara keamanan dalam negeri. Namun dalam situasi tertentu, sinergikeduanya sangat dibutuhkan, terutama dalam meredam provokasi yang berpotensi menimbulkan aksianarkis.
Fenomena aksi anarkis seringkali muncul di tengah dinamika sosial, baik akibat masalah ekonomi, politik, maupun isu-isu lokal yang dipolitisasi. Tidak jarang aksi massa yang awalnya digerakkan olehaspirasi damai, berubah menjadi kerusuhan akibat provokasi pihak-pihak tertentu yang memilikikepentingan. Hal ini yang menuntut kehadiran aparat secara cepat, tepat, dan terukur.
Kerja sama solid antara TNI dan Polri menjadi kunci utama dalam meredam gejolak sosial. Beberapawaktu terakhir, koordinasi keduanya semakin diperkuat melalui berbagai operasi gabungan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Operasi ini bukan hanya sekadar pengerahan personel, melainkan jugapenguatan strategi komunikasi, patroli bersama, hingga pendekatan dialog dengan masyarakat.
Kehadiran aparat yang solid dan kompak mampu memberikan rasa aman kepada masyarakat. SinergiTNI-Polri juga menunjukkan bahwa negara hadir secara tegas dalam menghadapi segala bentuk ancamanyang mengganggu stabilitas. Hal ini penting agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu liar, apalagi yang beredar melalui media sosial tanpa verifikasi.
Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto mengingatkan masyarakat untuk tidak terjebak dalam provokasi. Menurutnya, ada pihak-pihak tertentu yang sengaja mendorong massa ke arah tindakan anarkis demi menciptakan kekacauan.
Panglima TNI mengatakan masyarakat jangan mau diadu domba. Jangan ikut-ikutan hanya karenahasutan. Kalau ada masalah, kita selesaikan lewat jalur hukum, bukan dengan kekerasan. Musyawarahdan aturan adalah jalan yang benar.
Panglima TNI juga mengatakan bahwa TNI siap bersinergi penuh dengan Polri untuk menjaga keamanannasional. Ini bukan hanya soal keamanan, tetapi juga soal harga diri bangsa. Tidak boleh ada satu pun kelompok yang merusak kedamaian rakyat Indonesia.
Untuk menjaga situasi tetap aman dan kondusif di tengah meningkatnya potensi provokasi dalam aksiunjuk rasa, aparat TNI-Polri bersama Pemerintah Kabupaten Bogor menggelar apel gabungan dan patroliskala besar. Langkah ini diambil sebagai bentuk kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman gangguankeamanan serta penyebaran hoaks yang dapat memicu keresahan di masyarakat.
Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro mengatakan patroli skala besar ini adalah bentukperlindungan dan jaminan rasa aman bagi masyarakat Bogor. Kolaborasi lintas instansi menjadi kunciutama dalam menjaga stabilitas daerah dan mencegah terjadinya aksi anarkis.
Selain patroli, kegiatan gabungan ini juga difokuskan pada upaya pencegahan penyebaran hoaks, yang sering memicu keresahan di tengah masyarakat.
TNI dan Polri akan bertindak tegas terhadap siapa pun yang mencoba mengganggu ketertiban umum.
Rio mengatakan pihaknya siap menjalankan perintah Presiden untuk mengambil langkah terukur dantegas terhadap para pelanggar hukum.
Polres Bogor juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, tidak mudah terpengaruh provokasi, sertasegera melaporkan apabila menemukan potensi gangguan keamanan di lingkungan masing-masing.
Sementara itu, Dirtipidsiber Bareskrim Polri, Brigjen Pol Himawan Bayu Aji, mengatakan pihaknya telahmenetapkan satu tersangka pemilik akun media sosial yang aktif menyebarkan konten provokatif danhasutan terkait aksi unjuk rasa. Hingga saat ini tercatat ada 592 akun dan konten yang telah diblokirlantaran menyebarkan provokasi di media sosial.
Menurut Bayu, tim siber bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital terus menganalisiskemungkinan keterkaitan akun-akun tersebut dengan jaringan tertentu. Patroli siber tetap digencarkanuntuk mendeteksi akun baru yang menyebarkan provokasi.
Polri sebagai penegak hukum memiliki kewenangan utama dalam proses hukum terhadap pelakuprovokasi maupun aksi anarkis. Sementara TNI memberikan dukungan pengamanan, khususnya di wilayah rawan konflik. Pendekatan tegas namun terukur ini penting agar tidak menimbulkan ekses negatifdi masyarakat.
Kesolidan TNI dan Polri tentu tidak akan optimal tanpa dukungan masyarakat. Masyarakat memilikiperan penting untuk tidak mudah terpancing isu provokatif, serta menjaga lingkungan masing-masing daripotensi kericuhan. Budaya gotong royong dan semangat kebersamaan yang menjadi ciri bangsa Indonesia harus terus dipelihara agar tidak terpecah oleh kepentingan sempit.
Peran tokoh agama, tokoh adat, dan pemimpin lokal sangat strategis dalam mendinginkan situasi ketikaada gejolak. Dengan komunikasi yang baik antara aparat, tokoh masyarakat, dan warga, potensi aksianarkis dapat diminimalisir sejak dini.
Ke depan, tantangan menjaga keamanan tidak semakin ringan. Globalisasi, perkembangan teknologi, serta dinamika politik domestik berpotensi melahirkan gesekan sosial. Namun dengan soliditas TNI-Polriyang semakin kuat, bangsa Indonesia memiliki modal besar untuk tetap menjaga persatuan.
TNI dan Polri tidak hanya berperan sebagai pengendali keamanan, tetapi juga simbol kekuatan negaradalam merawat kedaulatan dan keutuhan bangsa. Sinergi keduanya adalah bukti bahwa Indonesia memiliki mekanisme tangguh dalam menghadapi provokasi dan ancaman aksi anarkis.
Masyarakat pun dapat menatap masa depan dengan lebih optimistis, sebab stabilitas yang terjaga akanmembuka ruang bagi pembangunan, investasi, dan kesejahteraan. Dengan kata lain, soliditas TNI-Polribukan hanya meredam provokasi sesaat, tetapi juga menjadi fondasi jangka panjang bagi kemajuanbangsa.
*) Penulis adalah Kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia