Suarapapuanews, Jakarta– Pemerintah menegaskan sama sekali tidak akan terburu-buru untuk menerapkan akhir dari pandemi Covid-19 karena masih terdapat beberapa hal yang terus butuh difokuskan dan digencarkan, termasuk salah satunya adalah perluasan vaksinasi booster atau dosis ketiga harus ke seluruh masyarakat.
Seperti telah banyak diketahui, bahwa memang pandemi Covid-19 masih belum benar-benar berakhir di dunia, termasuk di Indonesia. Hal tersebut terbukti karena masih saja ada kasus positif meski kurvanya sangat landai dan penanganan serta pengendaliannya pun sangat bagus, tapi bukan berarti virusnya lantas sudah hilang begitu saja.
Maka dari itu, Pemerintah akan terus memfokuskan diri pada sejumlah syarat yang ditetapkan pihak World Health Organization (WHO). Setidaknya untuk saat ini pemerintah juga akan terus menggencarkan penyaluran vaksinasi kepada seluruh masyarakat Indonesia, utamanya untuk vaksin dosis ketiga atau booster karena memang angka persebarannya masih di bawah 30%.
Bahkan, beberapa kebijakan pun juga telah diatur sedemikian rupa agar masyarakat harus melakukan vaksin booster terlebih dahulu, seperti syarat perjalanan ataupun syarat untuk mengunjungi tempat publik tertentu. Selain itu, syarat lain yang diberikan oleh WHO adalah setidaknya tingkat penularan Covid-19 sendiri di suatu wilayah harus benar-benar berada di bawah 1% dengan positivity rate di bawah 5%.
Mengenai hal tersebut, pemerintah sendiri juga masih akan terus berupaya untuk bisa mencapai angka-angka patokan yang telah ditetapkan oleh WHO, termasuk juga kasus Covid-19 yang berada di rumah sakit setidaknya harus di bawah 5% dengan angka kematian di bawah 3%, capaian vaksinasi setidaknya untuk dosis kedua minimal harus 70% dari populasi masyarakat dan juga seluruh wilayah harus masuk ke dalam PPKM level 1 terlebih dahulu.
Mengetahui bahwa Indonesia sendiri masih belum sampai di berbagai indikator yang telah ditetapkan oleh WHO, maka Pemerintah tentu tidak akan langsung terburu-buru untuk menetapkan atau mencabut status pandemi Covid-19 dari Tanah Air pasalnya masih ada beberapa hal yang perlu untuk lebih dimaksimalkan lagi, meski sejatinya penanganan dan pengendalian Covid-19 di Indonesia sudah sangat baik.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan bahwa memang untuk saat ini seolah terlihat bahwa akhir dari pandemi Covid-19 berada di depan mata, namun hal itu bukan berarti pandemi tersebut akan berakhir dengan segera, pasalnya semua pihak juga harus tetap terus menjaga kewaspadaannya.
Untuk itu tidak henti-hentinya semua pihak harus bisa untuk saling mengingatkan mengenai ketaatan menggunakan protokol kesehatan di manapun, khususnya di area publik. Sementara dari pemerintah sendiri, memang himbauan kepada seluruh masyarakat jelas tidak akan pernah berhenti pula. Ditambah dengan ketersediaan banyak sekali gerai vaksin yang bisa langsung diakses oleh masyarakat, yang mana merupakan hasil kerja sama antara pemerintah dengan seluruh Puskesmas di Indonesia sehingga masyarakat tidak perlu bingung lagi untuk mengakses vaksin.
Menanggapi hal tersebut, Presiden RI, Joko Widodo menegaskan bahwa dirinya memang enggan untuk menyatakan kalau pandemi sudah benar-benar berakhir. Baginya, Indonesia dengan segala penanganan serta pengendalian yang sangat baik ini pun, nyatanya masih memsiliki potensi dan risiko adanya penyebaran virus Corona, sehingga kewaspadaan seluruh pihak harus tetap dijaga.
Senada, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi jua menyampaikan bahwa saat ini pemerintah tidak akan terburu-buru untuk langsung mengumumkan bahwa seolah pandemi ini sudah berakhir dan melakukan transisi menjadi endemi. Menurutnya, untuk benar-benar bisa menghilangkan suatu penyakit, maka membutuhkan waktu yang lebih panjang.
Sedangkan untuk kasusnya di Indonesia sendiri, dr. Siti Nadia menjelaskan bahwa kasus Covid-19 masih tetap ada, namun memang sudah bisa dikatakan tidak seberapa mengganggu kehidupan dan juga hampir seluruh aktivitas masyarakat, terlebih jika dibandingkan dengan membludaknya gelombang kedua pada beberapa bulan lalu, tentu kondisi saat ini sangatlah berbeda. Menurutnya, untuk saat ini kehidupan sosial, kehidupan beragama hingga pariwisata masih terus bisa berjalan dengan lancar akibat suksesnya pemerintah dalam penanganan dan pengendalian pandemi.
Pemerintah juga sudah melakukan beberapa jenis pelonggaran untuk bisa perlahan mengembalikan mobilitas masyarakat agar perekonomian nasional bisa dengan cepat mengalami perbaikan. Sementara itu, Wakil Presiden, KH Ma’ruf Amin juga menyatakan hal serupa, bahwa sama sekali pemerintah saat ini tidaklah terburu-buru untuk mencabut status pandemi.
Pasalnya, untuk saat ini pemerintah sendiri akan terus berhati-hati dan terus memastikan, karena sejatinya sifat dari pandemi Covid-19 ini sendiri sangat sulit untuk diprediksi. Meski beliau juga mengakui penanganan di Indonesia sangatlah baik, namun justru akan menjadi lebih baik ketika pihak pemerintah tidak terlalu terburu-buru merubah status pandemi tersebut.
Bagaimana tidak, dikarenakan dengan kondisi pandemi yang sulit diprediksi, maka semisal pemerintah langsung terburu-buru merubah status dan tidak meningkatkan kewaspadaan serta kehati-hatian, maka Wapres Ma’ruf Amin menyatakan bahwa bisa jadi kasus Covid-19 akan tiba-tiba kembali melonjak lagi. Sedangkan tentunya hal tersebut sama sekali tidak diinginkan.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
(AA/AA)