Suarapapuanews, Jakarta– Bantuan langsung tunai bahan bakar minyak (BLT BBM) merupakan kebijakan bantalan sosial Pemerintah yang memiliki banyak manfaat. Selain mampu mencegah inflasi, penyaluran BLT diharapkan mampu menjaga daya beli masyarakat.
Ketika harga BBM jenis Pertalite dan Solar mengalami penyesuaian, maka pemerintah memberikan kompensasi kepada masyarakat berupa BLT BBM. Mereka akan bisa menikmati uang tunai senilai Rp. 600.000 yang bisa dicairkan melalui Kantor Pos. BLT BBM merupakan cara yang efektif untuk menstabilkan ekonomi Indonesia, dan memiliki banyak sekali manfaat.
Masyarakat mengapresiasi pemberian BLT BBM karena diberikan ke seluruh rakyat Indonesia. Rencananya pemerintah akan menyalurkan BLT BBM ke lebih dari 20 juta warga negara Indonesia.
Eddy Soeparno, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI menyatakan bahwa BLT BBM menjadi satu langkah yang membawa banyak manfaat. Salah satunya dalam membantu pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dalam artian, dana BLT BBM akan bisa dibelanjakan sehingga dapur rakyat kecil aman, karena masih bisa berisi sembako dan berbagai kebutuhan pokok lainnya.
BLT BBM bisa memenuhi kebutuhan hidup masyarakat karena nominalnya dinilai cukup untuk membeli beras, minyak, dan kebutuhan dapur lain. Pemerintah sudah memperkirakan berapa anggaran belanja dari rakyat kecil, sebelum menentukan besaran BLT BBM. Dengan uang sebesar Rp. 660.000 maka kira-kira akan bisa menutupi kebutuhan masyarakat dan mereka tidak akan kekurangan pangan dan sandang.
BLT BBM yang diberikan dalam bentuk uang tunai juga bermanfaat, karena bisa langsung dibelanjakan ke pasar. Beda jika BLT diberikan dalam bentuk paket sembako (seperti BLT pada awal pandemi, tahun 2020 lalu). Jika bantuan dari pemerintah berupa barang maka tidak bisa dibelanjakan, dan rakyat kecil tidak bisa memilih jenis beras mana yang mereka makan sehari-hari.
Sementara itu, Reja Anggara, Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara, menyatakan bahwa BLT BBM adalah solusi dari pemerintah. Selama ini, pemerintah tahu bagaimana mengatasi dampak penyesuaian harga BBM. Nantinya rakyat akan masih memiliki daya beli (karena ada BLT BBM).
BLT BBM bisa menjaga daya beli rakyat kecil karena diberikan dalam bentuk uang tunai. Nantinya uang tersebut bisa dibelanjakan oleh masyarakat ke pasar, sehingga akan ada transaksi di sana. Jika ada banyak transaksi maka ada perputaran uang yang begitu cepat, dan berpengaruh positif pada bergulirnya roda perekonomian negara.
Daya beli masyarakat memang harus dijaga karena jika pasar mati suri, maka roda perekonomian bisa macet, dan berbahaya bagi kondisi finansial negara. Oleh karena itu pemerintah memberikan pengalihan subsidi melalui BLT BBM, agar langsung dibelikan berbagai kebutuhan rakyat kecil.
Oleh karena itu masyarakat mengapresiasi pemberian BLT BBM karena pemerintah memikirkan bagaimana cara agar roda perekonomian terus berjalan, ketika harga bensin mengalami penyesuaian. Perekonomian rakyat harus dijaga agar tidak kolaps. Salah satu caranya adalah dengan menyalurkan BLT BBM sebagai bantalan pengaman dari kondisi finansial mereka.
Presiden Jokowi berpesan kepada rakyat bahwa BLT BBM jangan dibelikan barang konsumtif seperti HP. Namun bisa dibelikan barang-barang kebutuhan pokok. Pesan dari Presiden yang juga merupakan perintah kepada para staff beliau, agar mempercepat penyaluran BLT BBM ke seluruh Indonesia. Penyebabnya karena pada pertengahan bulan September tahun 2022, baru 40% BLT yang disalurkan.
BLT akan cepat disalurkan melalui Kantor Pos di seluruh Indonesia dan masyarakat bisa mengecek apakah mereka berhak menerimanya melalui situs Kementerian sosial. Rakyat juga mengantri dengan bahagia, karena mereka akan mendapatkan uang tunai. Nominalnya juga utuh 100% karena tidak ada potensi pungutan liar dalam pemberian BLT BBM
Uang dari BLT BBM juga tidak ditabung di Bank atau disimpan di celengan. Namun wajib untuk dibelanjakan sampai habis. Pemerintah berkali-kali mensosialisasikan agar BLT BBM wajib dibelikan berbagai kebutuhan pokok masyarakat.
Mengapa BLT BBM harus dibelanjakan? Pertama, tujuan dari BLT adalah untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Mereka masih bisa membeli beras, gula, dll walau harganya berubah, sebagai efek dari penyesuaian harga BBM. BLT BBM bukan dimaksudkan sebagai dana cadangan yang bisa dimasukkan ke dalam tabungan.
Kedua, BLT dibelikan kebutuhan pokok, bukan kebutuhan tersier seperti HP. Penyebabnya karena rakyat kecil lebih butuh untuk beli beras daripada HP yang masih butuh pulsa, kuota, dll. Memang saat ini sudah masuk di era teknologi informasi. Namun mereka harus memprioritaskan kebutuhan primer seperti sembako.
BLT BBM adalah langkah tangkas pemerintah untuk mengatasi berbagai hal yang bisa terjadi, akibat dari perubahan harga Pertalite dan Solar. BLT menjadi bantalan ekonomi sehingga rakyat kecil masih bisa membeli berbagai kebutuhan pokok, dan dapur mereka masih bisa berasap. Masyarakat mengapresiasi BLT BBM dari pemerintah yang masih memperhatikan nasib rakyatnya.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institute
(AK/AA)