Suarapapuanews, Jakarta– Kasus corona sedang meningkat kembali dan jumlah pasien berada dalam kisaran 6.000-an orang per harinya. Ketika ada kenaikan kasus maka masyarakat diharap untuk selalu menaati protokol kesehatan (Prokes) untuk menghindari corona dan selamat dari dampak fatal penyakit tersebut.
Perilaku masyarakat tahun 2022 beda jauh dengan di tahun 2020, ketika awal pandemi. Dulu mereka memborong masker bahkan sampai langka di pasaran dan harganya sangat mahal, membeli hand sanitizer, dan membuat ramuan herbal untuk meningkatkan imunitas tubuh. Namun sekarang jadi terlalu longgar, malas-malasan pakai masker dan suka membuat kerumunan.
Masyarakat ada yang belum paham bahwa pandemi belum selesai dan mereka melepas masker begitu saja. Padahal hal ini sangat berbahaya karena hidung dan mulut yang tidak terlindungi oleh masker, bisa dimasuki oleh droplet yang berpotensi menyebarkan virus Covid-19. Ketaatan terhadap protokol kesehatan harus diketatkan lagi agar bisa mengendalikan penularan Corona di Indonesia, apalagi ketika ada kenaikan kasus Covid-19.
Protokol kesehatan wajib untuk disosialisasikan berulang-ulang agar mencegah pelanggaran Prokes. Di DKI Jakarta saja, selama Januari-Februari 2022 ada 38.174 pelanggar Prokes. Mereka yang tertangkap oleh petugas karena melanggar Prokes tidak boleh mengeluh karena petugas menyelamatkan nyawa mereka. Penyebabnya karena kasus corona pada awal Agustus ini naik jadi 6.000-an pasien per harinya.
Jika semua orang disiplin Prokes maka masyarakat akan terhindar dari bahaya corona. Memang pandemi sudah ada selama lebih dari 2 tahun tetapi justru kasus terus naik, karena ada subvarian Omicron yang lebih cepat menular (Centaurus). Penyebab lain adalah cakupan vaksinasi di Indonesia yang baru berkisar 70%, dan masyarakat yang belum divaksin akan kena corona jika mereka tidak taat Prokes.
Masyarakat tentu sudah hafal poin-poin dalam Prokes 10M seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, menghindari kerumunan, mandi, dll. Sayang sekali jika banyak yang hafal Prokes tetapi kurang disiplin dalam penerapannya. Padahal Prokes dan vaksinasi adalah 2 cara untuk selamat dari bahaya corona.
Masyarakat seharusnya tetap mematuhi Prokes meski berada di rumah. Dalam artian, Prokes tidak hanya dipraktikkan di luar rumah). Namun Prokes juga dilakukan di rumah agar benar-benar bebas Corona, karena potensi penularan ada di mana saja.
Ketaatan Prokes wajib dilakukan saat di rumah, terutama bagi mereka yang melakukan aktivitas di luar setiap hari. Mereka berpotensi tertular Corona di luar rumah. Dalam artian, ayah dan ibu yang bekerja kantoran juga bisa membawa virus Covid-19 dari luar rumah lalu menularkannya ke anak-anak.
Bisa saja ayah dan ibu tertular Corona dari klaster perkantoran atau klaster pasar lalu menularkannya ke anak-anak. Apalagi jika anaknya berusia di bawah 6 tahun, karena belum divaksin untuk anak berusia 0-5 tahun. Penularan seperti ini harus dihindarkan dengan taat Prokes dan menjaga gaya hidup sehat serta bersih.
Menaati Prokes di rumah tidak terlalu sulit karena tiap orang wajib untuk langsung mandi setelah berkegiatan di luar rumah. Setelah itu, ganti baju dan baju yang kotor dicuci dengan air panas agar benar-benar higienis. Seluruh bagian rumah wajib dibersihkan, terutama AC dan ventilasi, karena corona bisa menular di udara yang kotor. Setelah mengepel lantai bisa dilanjutkan dengan menyemprot cairan disinfektan.
Dokter Spesialis Paru, Zuldi Afki, Sp.P, menyatakan bahwa ketika pandemi, pahlawan yang sebenarnya adalah masyarakat yang menaati Prokes. Pandemi bagaikan medan perang dan masyarakat melawan musuh yang nyaris tak kelihatan, yaitu virus Covid-19. Dengan jadi pahlawan dan taat Prokes maka penularan corona akan bisa terkendali.
Masyarakat yang taat Prokes melakukannya demi melindungi dirinya dan juga keluarganya. Dengan ketaatan dan kesadaran diri akan Prokes maka tidak akan terjadi penularan virus Covid-19 dan kasus corona berangsur-angsur akan menurun.
Jika ada orang yang merasa terinfeksi virus Covid-19 maka ia segera melakukan tes rapid atau swab, lalu melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Ia dengan sadar diri melakukan isolasi agar tidak menularkan corona ke keluarganya dan teman-temannya.
Ketika semua orang taat Prokes 10M maka penularan corona akan sangat terkendali dan diharap jumlah pasiennya juga menurun, bahkan menjadi 0. Diharap seluruh warga negara Indonesia tetap memakai masker dan berdiisplin dalam menerapkan Prokes 10M. Mereka sadar bahwa Prokes dan vaksinasi adalah cara untuk terhindar dari corona, dan Prokes juga bisa menghindarkan mereka dari penyakit-penyakit lain seperti hepatitis.
Kasus corona di Indonesia melonjak lagi dan masyarakat diharap untuk terus diisiplin dalam melakukan Prokes 10M. Prokes wajib dilakukan untuk melindungi diri sendiri dan keluarga di rumah. Jika semua orang taat Prokes maka pemerintah optimis bisa keluar dari masa pandemi lebih cepat.
)* Penulis adalah kontributor Nusa Bangsa Institute
(AA/AA)