Suarapapuanews, Jakarta– Kehadiran Investasi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia, namun lebih daripada itu, pemerintah Indonesia menginginkan adanya investasi hijau yang akan berdampak baik tidak hanya pada peningkatan ekonomi, tetapi juga pada upaya penurunan emisi karbon.
Pemerintah Indonesia berkolaborasi dengan Pemerintah Korea Selatan dalam mendorong peningkatan investasi hijau berkelanjutan melalui nota kerja sama antara Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Perdagangan, Perindustrian dan Energy atau Ministry of Trade, Industry dan Energy (MOTIE).
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia bersama Menteri MOTIE Lee Chang-Yang menandatangani nota kerja sama tersebut di Seoul, Korea Selatan, disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Korea Selatan Yoon Seok Yeol.
Kolaborasi kedua pemerintahan ini dilakukan guna meningkatkan serta memfasilitasi kegiatan kerja sama yang saling menguntungkan, seperti investasi, transfer teknologi dan peningkatan kapasitas demi mempercepat terwujudnya investasi hijau berkelanjutan. Bahlil optimis, kerja sama yang dilakukan ini akan dapat mempercepat pertumbuhan investasi hijau berkelanjutan di Indonesia. Ia menyampaikan, Indonesia dan Korea Selatan telah memiliki hubungan bilateral yang sangat baik, khususnya terkait investasi.
Bahlil berujar bahwa pihaknya berkomitmen untuk secara konsisten memberikan dukungan penuh kepada investor Korea Selatan mulai dari awal perizinan sampai pengawasan hingga terealisasinya investasi. Hal tersebut sudah berlaku bagi calon investor maupun yang sudah eksis di Indonesia pada saat ini. Bahlil juga mempersilahkan calon investor dari Korea Selatan untuk datang ke Indonesia dengan membawa modal dan teknologi. Pemerintah Indonesia juga siap memfasilitasi hal tersebut.
Kerja sama dengan Korea Selatan tentu bukan tanpa alasan, mengingat investor asal Korea Selatan telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi Indonesia dalam mewujudkan transformasi ekonomi. Di antaranya diwujudkan dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
MOTIE akan memfasilitasi investasi dari Korea Selatan yang memiliki modal dan teknologi mutakhir untuk mengembangkan investasi hijau berkelanjutan, serta memberikan dukungan teknologi yang tepat untuk kemudian ditransfer ke pemerintah Indonesia dan sektor swasta. Menteri Motie Lee Chang Yang menyambut baik atas terjalinnya kerja sama dengan kementerian Investasi/BKPM.
Lee mengaku optimis bahwa kerja sama yang sudah dan akan terjalin ini akan mampu memberikan dampak positif bagi kedua pihak, khususnya di bidang investasi. Dalam kesempatan tersebut, Lee sangat berterima kasih kepada Menteri Investasi RI atas dukungan dan fasilitasi yang diberikan kepada investor asal Korea Selatan selama ini.
Lee mengaku bahwa dirinya senang karena dapat berkontribusi pada perkembangan investasi hijau di Indonesia dan pihaknya juga berharap agar hubungan kerja sama ini dapat terus berjalan serta saling menguntungkan.
Selain mengembangkan dan mentransfer teknologi dalam investasi hijau berkelanjutan. Nota Kerja sama antara Kementerian Investasi/BKPM dan MOTIE juga mencakup pertukaran peluang investasi dan kebijakan yang relevan tentang pengembangan investasi hijau. Sekaligus mempromosikan dan memfasilitasi kegiatan kerja sama investasi yang bergerak di sektor industri dan energi hijau, seperti ekosistem kendaraan listrik baterai, semi-konduktor dan energi terbarukan.
Investasi hijau berkelanjutan berupa pengembangan ekosistem kendaraan listrik asal Korea Selatan di Indonesia direalisasikan melalui kerja sama antara konsorsium perusahaan Korea Selatan. Di dalamnya termasuk LG, Hyundai, KIA dan Posco dengan BUMN Indonesia IBC (Indonesia Battery Corporation).
Kerja sama ini meliputi pembangunan industri baterai listrik terintegrasi dimulai dari pertambangan dan peleburan (smelter) nikel yang berlokasi di Halmahera, Maluku Utara hingga industri pemurnian (refinery), industri prekursor dan katoda, serta perluasan industri sel baterai yang akan dibangun di KIT Batang, Jawa Tengah, hingga industri daur ulang baterai listriknya, dengan total rencana investasi mencapai RP 142 Triliun. Implementasi tahap pertama groundbreaking pembangunan pabrik sel baterai kendaraan listrik telah dilakukan di Karawang, Jawa Barat pada 15 September 2021 lalu.
Saat ini, pembangunan tersebut telah memasuki tahap konstruksi yang telah terealisasi sebesar 50 sampai 60 persen dari total target kapasitas produksi 10 giga watt dengan nilai investasi sebesar 1,1 miliar dolar AS. Pada 8 Juni 2022, juga telah dimulai pembangunan tahap kedua industri baterai listrik terintegrasi di KIT Batang, Jawa Tengah.
Selain itu, dalam pengembangan pabrik produksi kendaraan listrik, Hyundai juga telah merealisasikan investasinya yang mencapai nilai 1,5 miliar dollar AS di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat yang telah berproduksi sejak Januari 2022 dengan kapasitas produksi mencapai 150 ribu unit per tahun.
Pemerintah Indonesia tak pernah setengah-setengah dalam memfasilitasi upaya kerja sama investasi hijau, hal ini dikarenakan investasi hijau diyakini akan menjadikan Indonesia keluar dari predikat negara berkembang lalu berganti menjadi negara maju.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers
(MR/AA)