Jayapura, suarapapuanews– Demo menolak daerah otonomi baru (DOB) yang berujung kericuhan di Nabire, Papua, disebut menyebabkan lima anggota Polres Nabire dan dua warga sipil terluka.
“Selain anggota polres yang terluka juga dua tukang ojek yang diserang para pendemo,” kata Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri di Jayapura.
Menurutnya, demo yang berlangsung di lima titik itu awalnya berlangsung aman. Tiba-tiba, seorang pendemo yang berada di pasar karang berupaya menyerang petugas.
Saat hendak diamankan para pendemo menyerang anggota Polres Nabire dengan melakukan pelemparan menggunakan batu ke arah anggota.
Kapolda Papua juga menyatakan hingga kini belum ada laporan tentang pendemo yang terluka. Dari laporan yang diterima, tercatat delapan pendemo diamankan dan diperiksa penyidik di Mapolres Nabire.
Mereka antara lain MK, YG, SK, YD, NG, YK, YG dan AG.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal menambahkan dua warga di Nabire menjadi korban penganiayaan oleh massa aksi unjuk rasa, di Pasar Karang Tumaritis.
“Kedua korban yang berinisial U (40), ojek, Jalan Ilaga, Kelurahan Bumi Wonorejo dan PIS (32), Swasta, Jalan Perintis, Kelurahan Bumi Wonorejo,” kata Kamal
Menurutnya, korban yang berada di dalam pasar bertemu dengan massa yang berhamburan usai dibubarkan oleh polisi. Sekitar 20 orang menghampiri korban saat itu.
Akibatnya, U, yang berprofesi sebagai tukang ojek, mengalami luka pada bagian kepala belakang, mulut dan hidung. PIS (32) juga mengalami luka robek pada bagian belakang dan dijahit sebanyak 5 jahitan.
Kamal juga menyebut massa mengambil paksa telepon seluler milik korban PIS. Selain tu, sepeda motor milik korban berinisial U juga turut dirampas oleh massa.
(CA/AA)