oleh: Andi Prabowo*
Pesta demokrasi yang digelar serentak pada tahun 2024 di berbagai daerahmenunjukkan antusiasme rakyat untuk memilih pemimpin terbaik yang dianggap mampu membawa perubahan. Sangat penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk menghormati hasil Pilkada, demi menjaga keutuhan bangsa dan stabilitas negara.
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Yandri Susanto, menegaskanpentingnya menghormati hasil Pilkada sebagai bentuk penghargaan terhadap suara rakyat. Yandri Susanto mengatakan bahwa kita harus menghormati pilihan masyarakat dan tidak mencederai suara rakyat karena itu adalah suara murni dari rakyat. Ia menambahkan bahwa masyarakat menginginkan perubahan, tidak ada lagi korupsi, jual beli jabatan, dan ingin merasakan kebahagiaan, sehingga suara tersebut harus dihargaidan tidak dilecehkan.
Proses hukum yang ditempuh oleh pasangan yang merasa dirugikan adalah bagian dari mekanisme demokrasi yang sah. Namun, penting untuk diingat bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan lembaga yang berwenang, dalam hal ini Mahkamah Konstitusi. Ia menegaskan bahwa hasil rekapitulasi suara yang telah diumumkan harus dihormati oleh seluruh pihak, sebagai wujud dari proses demokrasi yang adil dan transparan.
Selain itu, Kepala Biro Pengolaan Informasi dan Dokumentasi (PID) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Tjahyono Saputro, mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjagakondusivitas pasca-Pilkada. Tjahyono Saputro mengatakan bahwa seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemuda, perlu dilibatkan dalam mengajak publik untuk menerima keputusan KPU dengan lapang dada. Ia menegaskan bahwa meskipun perbedaan adalah hal yang biasa dalam demokrasi, persatuan dan kesatuan harus tetap dijaga. Tjahyono menambahkan bahwa Polri telah melaksanakan program cooling system untuk meredam potensi konflik dan menjaga ketertiban di masyarakat. Program ini dilakukan untuk memastikan stabilitas dan ketertiban tetap terjaga meski terdapat perbedaan pendapat setelah pemilu.
Di Jakarta, hasil Pilkada juga menciptakan dinamika yang tidak kalah menarik. Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Pramono Anung dan Rano Karno, yang meraih 50,07 persen suara, dinyatakan sebagai pemenang oleh KPU Jakarta. SekretarisJenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengungkapkan bahwa partainya menghormati hasil rekapitulasi resmi KPU dan tidak akan menghalangi pihak yang merasa dirugikan untuk menggunakan hak hukumnya. Ahmad Muzani mengatakanbahwa partainya selalu menjunjung tinggi hasil keputusan KPU, termasuk hasil Pilkada Jakarta, dan menghormati proses hukum yang tersedia. Ia juga menambahkan bahwa apabila pasangan Ridwan Kamil-Suswono merasa tidak puas, mereka berhak untuk menggugat ke Mahkamah Konstitusi, dan proses tersebut harus diikuti sesuai dengan mekanisme yang ada.
Hal ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap kontestasi politik, tidak ada yang sempurna, dan sering kali ada pihak yang merasa tidak puas dengan hasilnya. Namun, cara terbaik untuk menyelesaikan ketidakpuasan tersebut adalah dengan mengikuti jalur hukum yang tersedia, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Brigjen Pol YuyunYudhantara, Wakil Operasi Nusantara Cooling System, menekankan bahwa perbedaan adalah hal yang wajar dalam demokrasi. Namun, ia juga mengingatkan bahwa keputusan pemenang Pilkada adalah otoritas dari KPU, dan semua pihak harus mengikuti sistem yang ada serta menghormati keputusan KPU dari tingkat pusat hingga daerah.
Masyarakat memegang peranan penting dalam menjaga stabilitas negara pasca-pemilu, salah satunya adalah dengan ikut berpartisipasi dalam menghormati putusan hasil Pilkada. Dalam sebuah negara demokratis, hasil pemilihan umum merupakan cerminan dari suara rakyat yang harus dihargai dan dihormati oleh semua pihak, tanpa terkecuali. Walaupun perbedaan pendapat atau ketidakpuasan terhadap hasil Pilkada adalah hal yang wajar, masyarakat perlu menyadari bahwa menerima hasil tersebut dengan lapang dada adalah bagian dari kedewasaan berpolitik dan tanggung jawab sosial.
Partisipasi masyarakat dalam menghormati keputusan KPU dan lembaga-lembaga hukum yang berwenang, seperti Mahkamah Konstitusi, sangat penting untuk menjaga proses demokrasi yang sehat. Masyarakat tidak hanya berperan sebagai pemilih, tetapi juga sebagai bagian dari bangsa yang harus menjaga persatuan dan ketertiban. Masyarakat yang bijak akan dapat menahan diri dari provokasi atau ajakan untuk menentang hasil yang sah. Sebaliknya, mereka harus mendukung upaya-upaya yang mengedepankan kedamaian dan toleransi.
Keutuhan bangsa kita tidak hanya bergantung pada hasil pemilu yang sah, tetapi juga pada bagaimana kita sebagai warga negara berinteraksi pasca-pemilu. Kita harus menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan kelompok atau golongan tertentu. Tugas kita bersama adalah memastikan bahwa proses demokrasi ini tidak hanya berjalan dengan lancar, tetapi juga menciptakan suasana yang harmonis di tengah keragaman yang ada. Oleh sebab itu, diperlukan komitmen untuk menjaga kebhinekaan dan memupuk rasa persatuan dan kesatuan di antara sesama warga negara.
Secara keseluruhan, menghormati hasil Pilkada adalah wujud komitmen kita untuk menjaga demokrasi yang sehat, menghormati suara rakyat, dan memperkuat kebhinekaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai bagian dari bangsa yang besar ini, setiap individu harus mampu menunjukkan sikap dewasa dan mendukung terwujudnya perdamaian serta stabilitas nasional demi kemajuan bersama.
*Penulis merupakan kontributor Pertiwi Institute