Suarapapuanews, Jakarta– Mahasiswa memiliki peran yang penting dalam upaya menangkal radikalisme. Keterlibatan mahasiswa dapat menekan penyebaran radikalisme di Indonesia secara maksimal.
Peran mahasiswa di masa sekarang sangatlah penting. Mereka tidak hanya pergi ke kampus untuk belajar, tetapi juga berorganisasi serta mendukung program pemerintah. Salah satu peran utama mahasiswa adalah menangkal radikalisme agar tidak tersebar luas di Indonesia, karena paham radikal dapat menggerogoti negara dari dalam.
Brigjen (Pol) R Ahmad Nurwakhid selaku Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengatakan bahwa radikalisme merupakan paham yang menjiwai semua aksi terorisme. Radikalisme selalu mendoktrin, membenturkan agama dan budaya, agama dan sosial, serta agama dan Pancasila.
Ahmad menjelaskan, bahwa radikalisme adalah paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian, dan penjebolan terhadap suatu sistem masyarakat sampai ke akarnya. Radikal terorismenya berasal dari oknum yang beragama serta secara termonologi asing dikatakan sebagai ekstremisme.
Dalam hal ini, perlu adanya ajakan kepada para mahasiswa sebagai agent of change untuk menangkal radikalisme, terutama di lingkungan kampus. Peran serta mahasiswa sangat strategis dalam menangkal radikalisme. Hal tersebut dikarenakan posisi mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan tinggi sangat rawan terkena radikalisme karena mahasiswa sedang dalam masa pencarian jati diri.
Moderasi beragama merupakan salah satu hal yang tepat untuk digaungkan di kampus dalam upaya menangkal radikalisme. Dengan adanya moderasi beragama maka akan mencegah ekstremisme yang akan berujung pada radikalisme dan terorisme. Mahasiswa juga dapat turut mempromosikan moderasi beragama sebagai salah satu cara menangkal radikalisme.
Mahasiswa dapat mengamati lingkungan disekitarnya dalam upaya penangkalan radikalisme. Salah satunya adalah pengamatan terhadap sesama mahasiswa dimana apabila jeli, mahasiswa dapat mencegah temannya untuk terseret arus radikalisme, karena sejatinya perekrutan paham radikal dimulai dari mahasiswa yang terlihat kesepian.
Lingkungan kampus juga dapat diamati oleh mahasiswa, karena bisa jadi gedung unit kegiatan mahasiswa disalahgunakan untuk ajang penyebaran radikalisme. Penyebab hal tersebut terjadi salah satunya adalah ada anggota kelompok radikal yang menyusup dan melakukan penyebaran paham radikal di kegiatan mahasiswa tersebut. Jika terbukti ada, maka mahasiswa dapat melaporkan agar dapat ditindak dengan keras oleh pihak kampus.
Mahasiswa juga dapat menangkal radikalisme melalui media sosial. Seperti melalui akun instagram atau facebook, jika mahasiswa melihat tanda-tanda konten yang bermuatan radikal, mahasiswa dapat langsung melaporkan agar akun penyebar paham radikal ditutup secara paksa oleh pihak pengelola media sosial tersebut. Dengan tindakan tersebut, mahasiswa sudah mencegah agar tidak ada lagi masyarakat yang tercemar oleh radikalisme di dunia maya.
Dengan demikian, peran mahasiswa sangatlah penting dalam menangkal radikalisme, baik di kampus maupun di lingkungan lain seperti dunia maya. Sebagai agent of change, mahasiswa tidak boleh bersikap acuh tak acuh, namun berusaha agar dapat berperan serta dalam memberantas radikalisme, meskipun dalam lingkungan yang kecil sekalipun. Oleh karena itu, radikalisme harus segera dihapus dan diberantas agar tidak menghancurkan negara Indonesia ini.
*Penulis adalah kontributor Bunda Mulia Institute
(RG/AA)