Indonesia sebagai tuan rumah World Water Forum (WWF) ke-10 tahun 2024 dinilai sukses menggelar rangkaian kegiatan dalam forum air dunia terbesar ini. Pemerintah pun juga terus berupaya menunjukkan kemampuan bahwa Indonesia memiliki aksi-aksi nyata dalam pengelolaan sumber daya airnya yang besar. Maka dari itu, perlu upaya bersama dari seluruh pihak agar hasil-hasil kesepakatan WWF ke-10 ini dapat diimplementasikan untuk kepentingan masyarakat di dunia.
Salah satu capaian pada forum WWF ke-10 adalah Indonesia berhasil menyusun daftar proyek terkait air yang menjadi andalan dari berbagai negara. Pemerintah Indonesia melakukan inventarisasi 113 proyek di sumber daya air senilai USD9,4 miliar atau setara Rp150 triliun. Tujuan utama dari proyek tersebut menyangkut penyediaan air bagi masyarakat, hingga pengelolaan limbah domestik. Hal tersebut disampaikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono di Word Water Forum Ke-10 Bali.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono yang juga menjabat sebagai Ketua Harian Panitia Nasional Penyelenggara World Water Forum ke-10, mengatakan bahwa proyek-proyek tersebut merupakan hasil deklarasi dari pertemuan tingkat Menteri pada acara WWF ke-10 Bali. Deklarasi tersebut diketahui berhasil di ikuti setidaknya 106 negara dan 27 organisasi internasional.
Menteri Basuki menjelaskan bahwa air merupakan kebutuhan fundamental bagi kehidupan manusia, karena disamping untuk kebutuhan konsumsi, kualitas air juga menentukan hasil dari produk pangan utama.
Forum Air Sedunia ke-10 atau World Water Forum ke-10 yang digelar pada 18—25 Mei 2024 di Nusa Dua, Bali juga menghasilkan Deklarasi Menteri yang menekankan tiga poin utama. Pertama, pendirian center of excellence untuk ketahanan air dan iklim guna mengembangkan kapasitas, knowledge sharing & pemanfaatan fasilitas yang unggul. Kedua dari Deklarasi Menteri adalah mengangkat dan mendorong isu pengelolaan sumber daya air secara terpadu pada pulau-pulau kecil. Meskipun dikelilingi perairan yang luas, Indonesia tetap memerlukan sistem kelola yang baik untuk mengatasi tantangan kualitas dan ketersediaan air bersih.
Sementara itu, poin ketiga, pengusulan Hari Danau Sedunia atau World Lake Day. Danau merupakan sumber pasokan air yang menghidupi manusia sekaligus memiliki fungsi sosial dan ekonomi masyarakat. Peringatan Hari Danau Sedunia tidak sekadar simbolis, namun sebagai salah satu kunci utama untuk menjaga kelestarian danau di seluruh dunia.
Dalam penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Bali, terdapat tiga hal yang membedakan World Water Forum ke-10 dengan penyelenggaraan-penyelenggaraan sebelumnya. Pertama, baru kali ini pertemuan World Water Forum menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi (KTT), yang dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Kedua, untuk yang kali pertama World Water Forum menghasilkan deklarasi menteri. Ketiga, berhasilnya Indonesia menyusun daftar proyek terkait air yang menjadi andalan dari berbagai negara.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa para tamu dan delegasi peserta World Water Forum merasa sangat terkesan dengan penyelenggaraan World Water Forum ke-10 oleh Indonesia.
WWF ke-10 tahun 2024 di Bali, menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di kawasan Asia Tenggara yang menjadi tuan rumah forum air dunia tersebut. Tak hanya itu, kerja sama antara Indonesia dan World Water Council (WWC) disesuaikan dengan Kerangka Perjanjian untuk Penyelenggaraan World Water Forum atau Framework Agreement for the Organization of the 10th World Water Forum ke-10. Sedangkan tema yang diusung dalam forum WWF kali ini adal adalah “Water for Shared Prosperity” atau “Air untuk Kemakmuran Bersama.”
Penyelenggaraan WWF ke-10 di Bali menjadi sangat penting, bukan hanya bagi Indonesia, namun juga bagi negara-negara lainnya untuk berbagi pengalaman dan inovasi dalam mengatasi tantangan pengelolaan air dan apa saja yang sudah berhasil dilakukan. Leadrship yang ditunjukkan Indonesia untuk mencari aksi nyata dalam menyelesaikan isu-isu air, mendapat pengakuan dari para peserta WWF ke-10 ini.
WWF 2024 ini bukanlah event untuk satu kementerian saja, tetapi event nasional bahkan internasional untuk mengangkat misi perairan baik kelautan, irigasi, lingkungan hidup, sanitasi, dan lainnya. WWF merupakan pertemuan internasional untuk Indonesia, jadi menurutnya penting untuk menyatukan komitmen dari seluruh pihak dalam menyukseskan WWF 2024. Hal ini dikarenakan penyelenggaraan WWF Ke-10 memberikan kesempatan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk dapat berbagai ide, praktik, dan solusi terbaik dalam menghadapi tantangan pengelolaan sumber daya air berkelanjutan.
Beberapa kesepakatan penting tersebut juga memiki nilai investasi. Firdaus Ali, Staf Ahli Menteri PUPR menyatakan bahwa beberapa perjanjian penting, baik dalam bentuk kerja sama bilateral maupun multilateral, bernilai triliunan rupiah. Firdaus juga menegaskan bahwa Indonesia mendorong agar output dan hasil akhir dari forum tersebut dapat diimplementasikan oleh negara-negara di seluruh dunia, baik dalam bentuk proyek maupun aksi nyata di lapangan.
Kesuksesan Indonesia sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan WWF 2024 di Bali menjadikan negara ini sebagai salah satu contoh utama di dunia dalam menawarkan solusi nyata terhadap tantangan dalam pengelolaan air. Selain itu, diharapkan juga bahwa acara ini akan mendorong pertumbuhan gagasan inovatif, pengetahuan, dan ide-ide kreatif dalam mengatasi masalah air yang dihadapi secara global.
)* Penulis merupakan Pegiat Forum Literasi Muda Batavia