Oleh : Ganika Indukala)*
Pertemuan internasional seringkali menjadi ajang yang membutuhkan pengamanan ekstra ketat, terutama ketika melibatkan partisipasi banyak negara dan tokoh penting. Hal ini juga berlaku untuk gelaran World Water Forum (WWF) atau Forum Air Sedunia 2024 yang diadakan di Bali, yaitu sebuah acara yang mengumpulkan para pemangku kepentingan dari berbagai belahan dunia untuk membahas isu-isu terkait sumber daya air global.
Dalam rangka menjaga keamanan dan kelancaran acara tersebut, sinergitas dan strategi dari aparat keamanan, termasuk Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), dan Badan Intelijen Negara (BIN), menjadi kunci utama.
Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto mengatakan, Indonesia akan memperkuat keamanan untuk menyambut delegasi. Pihaknya telah menyiapkan skema evakuasi delegasi WWF ke-10 bila terjadi bencana alam. Polri dan TNI akan bersinergi bersama BSSN, BIN, dan Kominfo untuk menjaga keamanan siber selama WWF ke-10 berlangsung.
Dalam rangka pengamanan dari ancaman terorisme, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebutkan semua asesmen pengamanan aksi terorisme dalam WWF ke-10 di Bali dilakukan dengan kualitas tinggi berkaitan dengan prosedur pengamanan kegiatan internasional lainnya.
Kepala Bagian Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Teknologi Informasi BNPT, Letkol Sus Tjandra Sulistiyono mengatakan pengamanan dilakukan dengan kualitas tinggi. Sama dengan kegiatan internasional lainnya, hanya ini lebih terintegrasi. Setelah itu, barulah dilakukan beberapa rangkaian asesmen, yakni asesmen pengamanan lokasi yang akan digunakan, asesmen terhadap objek vital dan transportasi, serta asesmen terhadap orang berisiko tinggi dan barang.
Senada, Kepala BNPT, Komjen Mohammed Rycko Amelza Dahniel meminta jajarannya untuk meningkatkan penilaian asesmen terhadap sistem pengamanan lingkungan dan objek vital terhadap potensi aksi terorisme guna mendukung pengamanan World Water Forum Ke-10 di Bali pada Bulan Mei mendatang.
Polri turut andil dalam mendukung pengamanan rangkaian kegiatan WWF ke-10 di Bali dengan membentuk 10 satuan tugas (satgas). Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan satuan tugas ini tergabung dalam operasi kepolisian dengan sandi Operasi Puri Agung 2024 yang dibentuk dalam rangka pengamanan agenda WWF ke-10.
Jenderal polisi bintang satu itu menjelaskan, kesepuluh satgas di antaranya, yakni satgas preemtif; satgas preventif; satgas pengamanan, pengawalan rute, parkir (rolakir); satgas pengamanan tindak; satgas pengamanan penegakan hukum; satgas pengamanan anti-teror; satgas humas; dan satgas banops.
Operasi Puri Agung 2024 dipimpin oleh Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol. Fadil Imran sebagai kepala operas (kaops). Operasi Puri Agung 2024 dilaksanakan selama 10 hari, tepatnya dimulai sejak 17 – 26 Mei 2024 bertujuan untuk menjamin keamanan penyelenggaraan rangkaian kegiatan WWF ke-10 dan menjamin keamanan, keselamatan dan kenyamanan para kepada negara dan delegasi yang hadir.
Sebagaimana diketahui, Pihak dari Mabes Polri mengerahkan 5.791 personel dalam persiapan perhelatan internasional tersebut. Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, ribuan personel itu terdiri dari Mabes Polri 2.485 personel, Polda Bali sebanyak 2.706 personel, Polda Jawa Timur sebanyak 300 personel, dan Polda Nusa Tenggara Barat sebanyak 300 personel.
Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan mengatakan penyiapan strategi pengamanan sudah dilakukan sejak awal 2024, antara lain dengan sosialisasi oleh jajaran Ditbinmas.
Polda Bali juga rutin melaporkan perkembangan situasi Kamtibmas dan berkoordinasi dengan Mabes Polri, Kodam/IX Udayana, dan Pemprov Bali, untuk memperkuat sinergitas, baik dalam tugas rutin maupun dalam rangka Pengamanan WWF nanti.
Lebih lanjut disampaikan, dalam pengamanan, Polda Bali memiliki 2 command center (CC) atau pusat kendali yang saling terintegrasi, yaitu CC ITDC Nusadua dan CC di Mako Polda Bali. Keduanya mempunyai peran sangat penting dalam Pengamanan WWF.
Command center tersebut dilengkapi peralatan canggih, para operator ahli dan terlatih. Keduanya dilengkapi dengan lebih dari 1.700 CCTV, yang terpasang di berbagai lokasi strategis di seluruh Bali, seperti kawasan wisata Nusadua, Kuta, Sanur, Ubud, Jatiluwih, Kintamani, Bedugul dan lainnya.
Diketahui, WWF adalah kegiatan pertemuan internasional di bidang air yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali dan telah berlangsung secara rutin sejak tahun 1997. Adapun tema yang diusung dalam WWF ke-10 tahun 2024 yaitu “Water For Shared Prosperity” yang akan dihadiri delegasi dan peserta dari 43 kepala negara, 4 organisasi internasional, 194 menteri, 50.000 peserta aktif dan 30.000 pengunjung.
Oleh karena itu, kerja sama antara lembaga keamanan untuk memantau dan melindungi infrastruktur digital acara dari serangan cyber menjadi sangat penting. Secara keseluruhan, sinergitas antara TNI, Polri, BNPT dan BIN memainkan peran krusial dalam mengamankan Forum Air Sedunia 2024 di Bali.
Kolaborasi yang solid antara pihak aparat keamanan dan lembaga terkait tersebut tidak hanya memungkinkan pengamanan yang efektif secara fisik, tetapi juga memungkinkan deteksi dini dan penanggulangan potensi ancaman keamanan dari berbagai aspek, mulai dari ancaman fisik hingga ancaman cyber.
)* Penulis merupakan Mahasiswa Bali di Jakarta