Oleh : Ensy Fonataba )*
Kepala Negara Republik Indonesia memerintahkan kepada seluruh jajaran aparat keamanan dari personel gabungan baik itu Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk mengejar, menangkap dan memproses hukum semua anggota Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua tanpa terkecuali.
Tidak tanggung-tanggung, bahkan instruksi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu langsung disampaikan kepada Panglima TNI dan Kapolri agar tidak berhenti dalam melakukan penangkapan dan tindak tegas pada seluruh anggota KST di Bumi Cenderawasih.
Bahkan, Presiden Republik Indonesia ketujuh tersebut juga menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi KST Papua baik itu di Bumi Cenderawasih maupun di seluruh pelosok wilayah Tanah Air di manapun.
Tentunya bukan tanpa alasan mengapa Kepala Negara memerintahkan seluruh jajaran aparat keamanan melakukan pengejaran dan memproses hukum dengan sangat tegas pada KST Papua. pasalnya, hal tersebut berkaitan dengan adanya kasus penyerangan yang dilakukan oleh gerombolan separatis itu belakangan ini.
Maka dari itu, tidak mengherankan mengapa orang nomor satu di Republik Indonesia tersebut sangat geram dengan ulah gerombolan teroris di Tanah Papua tersebut sehingga langsung memberikan perintah pada jajaran aparat keamanan pasukan gabungan untuk mengejar dan memproses hukum KST Papua sesuai dengan aturan yang berlaku di negara ini.
Perlu diketahui bahwa memang sampai saat ini, gerombolan separatis di provinsi paling Timur di Indonesia itu sama sekali tidak pernah berhenti dalam melancarkan segenap aksi biadabnya. Mereka bahkan sudah tidak segan dan tidak takut lagi menyerang aparat keamanan dengan terang-terangan.
Termasuk pula, KST Papua juga sudah sangat sering meresahkan warga dengan menyerang masyarakat sipil orang asli Papua (OAP) sendiri hingga membakar fasilitas umum yang telah dibangun oleh Pemerintah RI demi kemajuan Bumi Cenderawasih.
Bagaimana arahan untuk menindak tegas gerombolan separatis itu juga mendapatkan dukungan penuh dari sejumlah pemuda di Papua dari lintas organisasi. Mereka mengaku bahwa selama ini berbagai kekerasan yang dilakukan KST Papua sangat mencederai citra masyarakat Papua sendiri.
Hal tersebut menjadikan Ketua Barisan Merah Putih (BMP) Max Ohee sangat kesal dan mendukung penuh sikap tegas pemerintah pada gerombolan teroris itu supaya mereka bisa ditindak dan diproses hukum dengan tegas agar tidak ada lagi kesalahan perspektif penilaian orang pada warga Papua.
KST Papua Tembak Gugur Aparat Keamanan
Salah satu peristiwa yang baru saja terjadi, yakni sebanyak dua orang anggota dari personel Pos Polisi Ndeotadi 99 Distrik Baya Biru, Kabupaten Paniai, Papua Tengah tewas tertembak KST Papua saat melakukan pengamanan hellypad.
Kedua korban tersebut yakni Brigadir Polisi Dua (Bripda) Arnaldobert Fhin, Ba Unit Patroli Pos Polisi Ndeotadi 99. Kemudian Bripda Sandi Defrit Sayuri yang juga merupakan Ba Unit Patroli Pos Polisi Ndeotadi 99.
Dua polisi tersebut tiba-tiba ditembak oleh gerombolan separatis saat melaksanakan pengamanan hingga mereka terkena peluru dan meninggal dunia di tempat. Diduga kuat bahwa pelaku penembakan merupakan barisan dari KST Papua pimpinan Aibon Kogoya yang sejak tanggal 13 Maret 2024 lalu sudah berada di lokasi Pendulangan Ndeotadi 99.
Tidak hanya menembak gugur aparat keamanan saja, namun gerombolan teroris Bumi Cenderawasih itu juga melakukan pencurian pada senjata api (senpi) milik dua anggota polisi berjenis AK47 yang ternyata hilang dari lokasi kejadian.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Paniai, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Abdus Sykur Felani menduga bahwa para pelaku penembakan berada di arah Timur dari Hellypad 99. Dia juga mengatakan bahwa barisan Aibon Kogoya memang sebelumnya telah memberikan ancaman kalau mereka akan melakukan aksi penyerangan pada aparat keamanan.
Selain itu, salah satu peristiwa terbaru lain adalah penembakan pada prajurit TNI di Distrik Muara, Kabupaten Puncak yang menyebabkan Sertu (Mar) Ismunandar gugur dan seorang prajurit lainnya, yakni Serka Salim terkena tembakan di bagian kaki, yang mengharuskan dia menjalani perawatan intensif.
Aparat Keamanan Terus Kejar dan Proses Hukum Tegas KST Papua
Akibat seluruh kekejian yang terus dilakukan oleh KST Papua belakangan ini, termasuk bagaimana aksi mereka melakukan penembakan kepada sejumlah aparat keamanan baik dari TNI maupun Polri hingga menyebabkan aparat gugur, tentunya hal tersebut sudah tidak bisa ditoleransi lagi.
Tindakan yang sangat tegas wajib diberikan kepada mereka sehingga menimbulkan efek jera yang luar biasa ataupun mampu meredam dan meminimalisasi kemungkinan serangan lain yang bisa saja dilakukan.
Saat ini, aparat keamanan tengah terus melakukan penyisiran dan penyelidikan pada kasus penembakan yang menyebabkan dua anggota Polisi gugur. Pengejaran kepada para pelaku langsung dilakukan sesegera mungkin agar mereka bisa bertanggungjawab atas aksi yang digencarkannya.
Lebih lanjut, aparat keamanan juga semakin meningkatkan pengamanan di seluruh titik pada Kabupaten Paniai untuk menghindari adanya kemungkinan hal-hal yang tidak diinginkan bisa saja terjadi.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Jakarta