Indonesia merupakan salah satu negara yang terus berjuang untuk melawan ancaman jaringan teror. Dalam upaya ini, aparat keamanan terus gencar melakukan pemberantasan terhadap jaringan teror yang ada di tanah air. Tindakan tegas dan upaya pencegahan yang terus dilakukan oleh aparat keamanan sangat penting untuk menjaga keamanan dan stabilitas negara.
Indonesia beberapa tahun terakhir telah mengalami serangkaian serangan teror, dan menimbulkan kepanikan dan ketakutan di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, aparat keamanan harus berada di garis depan dalam memerangi jaringan teror ini. Aksi penangkapan terbaru yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap 10 orang teroris membuktikan bahwa jaringan terorisme sampai sekarang masih ada dan masih mengancam.
Mantan narapidana terorisme, Khairul Ghazali menyatakan bahwa aksi teror tidak akan pernah padam karena ideologi atau paham yang ditanamkan kepada para kelompok terorisme ini soal hukum agama. Selain itu, jaringan teroris juga akan terus tumbuh dan berkembang selama tuntutan mereka belum terpenuhi yaitu menerapkan syariat Islam dalam produk hukum di sebuah negara.
Penangkapan terhadap para pemimpin jaringan juga tidak bisa menjadi tolak ukur keberhasilan pemberantasan terorisme, karena akan muncul pemimpin-pemimpin baru. Saat ini masih banyak sel-sel kecil jaringan teroris lama yang terus bergerak seperti JI (Jamaah Islamiyah), JAD (Jamaah Ansharud Daulah), MIT (Mujahidin Indonesia Timur), JAT (Jamaah Ansharut Daulah), NII (Negara Islam Indonesia), DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia), dan ISIS (Islamic State Of Iraq and Syria). Jaringan sel-sel ini memiliki potensi sewaktu-waktu melakukan aksi tanpa adanya hubungan komando dengan pusat atau biasa disebut dengan jihad individu.
Oleh karena itu, pemberantasan jaringan teror harus dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan. Aparat keamanan harus bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, termasuk Badan Intelijen Negara (BIN), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kerjasama yang kuat antara lembaga-lembaga ini sangat penting guna menghancurkan jaringan teror yang ada di Indonesia.
Salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah meningkatkan keberadaan aparat keamanan di daerah-daerah rawan aksi teror. Daerah-daerah yang sering menjadi target serangan teror harus mendapatkan perhatian khusus. Keberadaan aparat keamanan yang kuat di daerah-daerah ini dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat setempat.
Aparat keamanan juga harus gencar melakukan operasi penangkapan terhadap anggota jaringan teror. Operasi-operasi ini harus dilakukan dengan hati-hati dan profesional. Aparat keamanan harus memiliki informasi yang akurat dan memadai sebelum melakukan operasi penangkapan. Tindakan tegas dan cepat harus dilakukan untuk menghindari kemungkinan terjadinya serangan teror.
Di sisi lain, upaya persuasif untuk meredam jaringan terorisme juga perlu dilakukan melalui penerapan strategi kontraterorisme yang tepat. Komitmen ini ditegaskan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisaris Jenderal Polisi Mohammed Rycko Amelza Dahniel. Dalam menghadapi tantangan terorisme, BNPT berencana untuk terus memaksimalkan program deradikalisasi dengan pendekatan yang holistik, salah satunya melibatkan memberikan kesempatan pekerjaan kepada para anggota jaringan teroris.
Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi akar masalah radikalisme, tetapi juga menciptakan alternatif positif bagi mereka yang terlibat dalam aktivitas terorisme. Dengan menawarkan peluang pekerjaan, diharapkan dapat merombak pemikiran dan memberikan motivasi positif kepada individu yang terlibat, membantu mereka kembali ke jalur kehidupan yang lebih konstruktif dan mendukung upaya bersama dalam memerangi terorisme.
Pencegahan juga merupakan bagian penting dalam pemberantasan jaringan teror. Oleh karenanya, aparat keamanan harus terus meningkatkan kemampuan dalam mendeteksi dan mencegah rekrutmen anggota jaringan teror. Pendidikan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya terorisme juga harus terus dilakukan. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, diharapkan dapat mengurangi potensi terjadinya serangan teror.
Langkah-langkah yang sudah dilakukan baik oleh pemerintah dan aparat keamanan diharapkan akan menjadikan jaringan terorisme semakin berkurang dan pembinaan yang selama ini dilakukan akan mengubah pola pikir jaringan terorisme, sehingga bisa menerima Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konsensus nasional.
Masyarakat juga harus waspada terhadap aktivitas yang mencurigakan. Setiap informasi yang mencurigakan harus segera dilaporkan kepada aparat keamanan. Kerjasama antara masyarakat dan aparat keamanan sangat penting dalam memerangi jaringan teror. Dalam hal ini, aparat keamanan juga harus memberikan perlindungan kepada masyarakat yang telah memberikan informasi penting terkait dengan jaringan teror.
Pemberantasan jaringan teror tidak hanya menjadi tanggung jawab aparat keamanan, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia. Semua pihak harus bersatu dalam memerangi terorisme. Keberhasilan pemberantasan terorisme tidak dapat dicapai tanpa adanya dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat.
Dalam menghadapi ancaman jaringan teror, aparat keamanan harus terus gencar melakukan pemberantasan dan tindakan tegas terhadap jaringan teror. Kerjasama dan koordinasi yang baik antara lembaga-lembaga terkait sangat penting dalam mencapai tujuan ini. Masyarakat juga harus waspada terhadap potensi serangan teror dan memberikan dukungan kepada aparat keamanan.
Dengan upaya yang terus dilakukan oleh aparat keamanan dan partisipasi aktif dari masyarakat, diharapkan dapat mengurangi dan mencegah terjadinya serangan teror di Indonesia. Keamanan dan stabilitas negara harus menjadi prioritas utama bagi semua pihak. Mari bersatu dan waspadai jaringan teror untuk menjaga keamanan dan kedamaian negara kita.
Oleh : Gavin Asadit )* Pemerhati masalah Sosial dan Kemasyarakatan