Oleh : Norri Margareth )*
Papua merupakan daerah yang memerlukan bantuan khusus dari pemerintah dan telah menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir karena konflik yang melibatkan Kelompok Separatis Bersenjata (KST) Papua. Aparat keamanan telah berupaya keras untuk melindungi masyarakat Papua dari ancaman KST Papua, sambil menghadapi tantangan kompleks yang melibatkan aspek politik, sosial, dan ekonomi.
Konflik di Papua memiliki akar sejarah yang kompleks, termasuk isu-isu hak asasi manusia, otonomi khusus, dan ketidakpuasan atas pengelolaan sumber daya alam. KST Papua, kelompok separatis yang menggunakan taktik kekerasan untuk mencapai tujuan politik mereka, telah menjadi ancaman serius bagi keamanan masyarakat dan aparat keamanan di wilayah ini. Serangan terhadap infrastruktur, penculikan, dan bentrokan bersenjata menjadi kejadian yang sayangnya tidak jarang terjadi di Papua.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menilai rangkaian aksi yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua sudah tidak bisa ditoleransi. Menurutnya, aparat keamanan harus segera mengambil tindakan tegas.
Brigadir Anumerta Rudi Agung Ashari menjadi salah satu aparat keamanan yang gugur di tembak oleh anggota KST Papua saat bertugas di Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan. Dikhawatir serangan akan berulang dan menyebabkan bertambahnya korban, jika KST tidak segera ditindak. TNI-Polri diminta segera memberantas kelompok itu dari bumi Papua.
Kecaman terhadap KST juga berasal dari tokoh masyarakat Papua, Yonas Alfons Nusy. Menurut Yonas, gangguan keamanan yang selalu dilakukan oleh KKB di Papua telah mencederai kehidupan orang Papua diatas tanahnya sendiri.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengatakan KST tidak hanya akan menjatuhkan lebih banyak korban, bila tidak segera diberantas habis. Selain itu, apabila terus dibiarkan KST akan merongrong kewibawaan negara.
Aparat keamanan terus berupaya keras untuk melindungi masyarakat Papua dari ancaman Kelompok Separatis Bersenjata (KST) Papua. Upaya tersebut melibatkan langkah-langkah keamanan intensif, patroli aktif, dan kerjasama dengan masyarakat setempat. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang aman dan damai bagi semua warga, serta menjaga stabilitas dan kedamaian di wilayah Papua.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo turut angkat bicara soal penyerangan yang dilakukan oleh KST Papua yang bahkan hingga menyebabkan gugurnya aparat keamanan negara. Dengan adanya kejadian tersebut, Kapolri menegaskan bahwa TNI dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) akan melakukan banyak langkah tegas, termasuk juga melakukan penegakan hukum di lapangan.
Aparat keamanan dari personel gabungan yang terdiri dari TNI, Polri dan Badan Intelijen Nagara (BIN) akan terus melaksanakan beragam upaya perlindungan kepada masyarat dan terus melakukan berbagai macam langkah penegakan hukum secara tegas atas penembakan di Papua tersebut.
Salah satu pendekatan yang diambil oleh aparat keamanan adalah meningkatkan kehadiran di wilayah-wilayah yang rawan konflik, serta melakukan patroli intensif guna mencegah serangan yang mungkin terjadi. Selain itu, mereka juga terus menggalakkan kerjasama dengan masyarakat setempat untuk mendapatkan informasi intelijen yang berharga, yang membantu dalam mengidentifikasi dan menangkap anggota KST Papua.
Lebih lanjut Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa langkah-langkah pengamanan untuk terus menjaga masyarakat terus diupayakan.
Selain itu, bukan hanya kelompok separatis dan teroris yang harus ditindak dengan tegas, namun juga pihak-pihak lain yang telah membantu KST Papua selama ini juga wajib untuk diburu.
Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono kemudian menegaskan bahwa pasukannya kali ini sama sekali tidak akan lagi bersikap humanis kepada kelompok separatis dan teroris tersebut.
KST menjadi sumber kekacauan di tanah Papua. Pasalnya, KST tak hanya terlibat dalam serangan terhadap aparat keamanan dan masyarakat sipil, tapi juga penculikan dan pembunuhan para aktivis.
Pemerintah telah membentuk Satgas Damai Papua untuk mengamankan Bumi Cenderawasih itu diantaranya dengan menembak 5 anggota KST di Pegunungan Bintang Papua yang kembali berulah di wilayah Papua.
Satgas Damai Cartenz juga berhasil menyita 3 Senpi sebagai barang bukti. Tindakan tegas terukur kepada KST papua tersebut diperlukan karena selama ini gerombolan separatis sering membuat kerusuhan di daerah Oksibil, Pegunungan Bintang.
Penting untuk diakui bahwa upaya aparat keamanan tidak hanya terbatas pada aspek militer, tetapi juga melibatkan pendekatan sosial dan ekonomi. Program-program pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua secara keseluruhan telah diimplementasikan, dengan harapan bahwa kesempatan dan pendidikan yang lebih baik akan mengurangi daya tarik terhadap kelompok ekstremis.
Dengan adanya penjagaan yang maksimal dan juga tindakan tegas serta terukur yang dapat dari aparat keamanan itu, maka terbukti berhasil dalam mengembalikan kondisi yang kondusif dan aman di wilayah Papua Pegunungan dari seluruh ancaman tindakan kejahatan serta teror yang terus digencarkan oleh KST Papua.
Melindungi masyarakat Papua dari ancaman KST Papua membutuhkan kerjasama dan upaya bersama dari semua pihak terkait. Dengan pendekatan yang berimbang antara keamanan, pembangunan ekonomi, dan dialog politik, diharapkan Papua dapat mencapai perdamaian yang berkelanjutan dan memberikan harapan bagi generasi mendatang. Pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat Papua harus bekerja bersama-sama untuk mewujudkan visi ini, membangun masa depan yang aman, damai, dan sejahtera bagi Papua dan Indonesia secara keseluruhan.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Kupang