Jakarta – Beredarnya video Presiden Jokowi yang sedang berpidato dalam pertemuan bisnis atau ekonomi dengan menggunakan bahasa Mandarin, memicu berbagai opini negatif di kalangan masyarakat.
Komunikolog Indonesia, Emrus Sihombing menyebutkan tampaknya pidato bapak presiden dalam suatu pertemuan bisnis yang berbahasa Inggris diubah menjadi bahasa Mandarin dalam bentuk lisan.
“Bentuk suara yang mirip daripada Bapak Joko Widodo, bisa menimbulkan multitafsir seolah-olah Bapak Joko Widodo adalah bagian kepentingan ekonomi yang ada di Cina atau di Tiongkok,” jelas Emrus.
Beredarnya video AI ini akan membuat masyarakat berpikir bahwa Presiden Jokowi pro terhadap pihak Tiongkok, mengingat sebagian besar kerjasama yang saat ini dilakukan melibatkan negara Tirai Bambu tersebut.
Seharusnya video ini segera take down oleh Kementerian komunikasi dan informasi (Kemen kominfo) agar tidak cepat tersebar luas. Jika tidak tindak lanjuti video AI akan memicu perpecahan di masyarakat.
“Kominfo harus secara masif menjelaskan ke ruang publik tentang video AI pidato Bapak Presiden yang disampaikan seolah-olah itu lisan dalam bahasa Mandarin,” tegas Emrus.
Orang-orang yang membuat teks itu dalam bentuk lisan berbahasa Mandarin tentunya kepentingan motif tertentu mengingat saat ini adalah tahun politik jelang Pemilu 2024.