Bali – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) pertama telah berlangsung di Bali, Indonesia. Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi memimpin rangkaian pertemuan tingkat menteri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Forum Negara Pulau dan Kepulauan (KTT AIS Forum) di Nusa Dua, Bali pada Selasa (10/10).
“Menlu RI bertugas mengetuai seluruh rangkaian pertemuan tingkat menteri AIS Forum,” papar Juru Bicara Kemlu, Lalu Muhamad Iqbal.
Pertemuan tingkat menteri AIS Forum diawali oleh sesi pembukaan dan kata pengantar. Acara dilanjutkan dengan penandatanganan dokumen kemitraan kolaboratif di antara negara-negara peserta yang hadir.
Agenda pertemuan berlanjut dengan penyampaian laporan pejabat tingkat tinggi peserta AIS Forum, laporan kegiatan AIS Forum dan usulan rencana kerja, pernyataan umum, serta adopsi rancangan Deklarasi para Pemimpin AIS Forum.
Pada pertemuan itu, menteri-menteri juga turut membahas persiapan akhir KTT pertama AIS Forum, yang akan dilaksanakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) pada Rabu (11/10).
Sementara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menegaskan komitmen Indonesia untuk mendorong forum ini sebagai forum yang bersifat inklusif yang berfokus untuk pembangunan dari negara pulau dan kepulauan.
Seperti yang dikutip dalam press rilis resmi infopublik, AIS Forum berkomitmen mewujudkan berbagai terobosan dan solusi cerdas yang inovatif bagi masa depan laut berkelanjutan.
KTT AIS Forum merupakan wadah kerja sama antarnegara pulau dan kepulauan yang bertujuan memperkuat kolaborasi untuk mengatasi empat masalah global, yakni mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut, maupun tata kelola maritim.
Seperti tertuang dalam Deklarasi Bersama Manado, sebagai awal terbentuknya AIS Forum pada 1 November 2018 yang disepakati oleh 47 negara sebelum berkembang menjadi 51 negara seperti sekarang, terdapat empat fokus yang akan dikolaborasikan.
Sebelumnya, Kepala Sekretariat AIS Forum Riny Modaso menyatakan bahwa dua program itu merupakan turunan dari misi AIS Forum dalam menyediakan solusi inovatif di bidang ekonomi biru dan akademik.
“AIS Forum mempelopori dan mewadahi solusi-solusi inovatif yang diimplementasikan ke dalam berbagai program-program turunan, demi mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan untuk masa depan negara-negara pulau dan kepulauan,” tutur Riny.
Untuk diketahui, AIS Blue Hub sebelumnya bernama AIS Startup Blue Hub, diluncurkan untuk memfasilitasi para pelaku sektor biru agar dapat mengembangkan usahanya. Sementara AIS Research and Development Center merupakan implementasi terpusat dari program-program riset dan pengembangan yang sudah dilaksanakan AIS Forum.