Oleh : Haikal Fathan Akbar )
Kekuatan dari para santri memang sangat mampu untuk bisa mencegah adanya potensi atau kemungkinan akan sifat intoleransi yang terus meluas penyebarannya menjalang pelaksanaan Pemilu 2024 seperti sekarang ini.
Toleransi apabila ditinjau dari perspektif Islam, maka hal tersebut terdapat dalam konsep tasammuh, yang mana berarti menerima dan menghargai apabila terjadi perbedaan. Sehingga tidak memusuhi ataupun mengingkari jika terjadi sebuah perbedaan, namun bukan berarti pula harus mengikuti terhadap perbedaan yang ada tersebut, melainkan cukup hanya saling menghargai dan menghormati jika terjadi perbedaan saja, karena antara mengikuti dan menghargai jelas memiliki perbedaan makna.
Namun, seiring dengan berkembangnya jaman sekarang ini, maka seolah terkesan bahwa toleransi seringkali terabaikan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, khususnya ketika menjelang momentum pelaksanaan pesta demokrasi dan kontestasi politik seperti Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan dihelat pada tahun 2024 mendatang.
Utamanya, bagi kaum radikalis yang memang selama ini seringkali dan terus saja menjadi salah satu biang kerok terbesar di balik semakin merebaknya berbagai macam kasus akan intoleransi di Indonesia. Perlu diketahui bahwa adanya radikalisme tersebut bersumber dari karakter masing-masing orang.
Padahal, sejatinya sikap dan sifat radikal itu sama sekali tidak pernah diajarkan dalam agama apapun termasuk Islam. Sebab, secara historis saja justru agama Islam merupakan sebuah agama yang sangat mengajarkan akan rasa dan sikap toleransi tinggi, sebagaimana telah dicontohkan secara langsung oleh Nabi Muhammad SAW.
Kemudian salah satu peran dan juga sudah menjadi sebuah keharusan yang dimiliki oleh kalangan santri adalah untuk bisa berupaya dalam meredam kekerasan dari kaum radikalis. Tentunya, karena para santri itu terus memegang teguh pada seluruh ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW, sehingga kaum santri sendiri dituntut untuk senantiasa dan bisa melaksanakan ajaran serta sikap toleran sebagaimana nabi.
Sosok santri sebagai manifestasi murni dari ajaran Nabi Muhammad SAW diharapkan mampu untuk terus menyebarluaskan pesan dan ajaran penuh akan sikap tenggang rasa atau toleransi di seluruh kalangan dan elemen masyarakat di Indonesia untuk memerangi kaum radikalisme.
Ketua Bidang ASE Komisi Informasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Suaebn Qury mengajak kepada seluruh kaum santri untuk terus mampu mencegah terjadinya penyebaran akan paham dan ajaran intoleransi pada jaman sekarang ini, khususnya melalui ruang digital dan media sosial.
Semakin mendekati dan menjelang pelaksanaan Pemilu 2024 seperti sekarang ini, maka akan selalu saja ada berbagai pihak yang tidak bertanggung jawab dan bermunculan hanya demi menyebarluaskan banyak paham mereka dan mempengaruhi masyarakat luas untuk turut serta dalam ajaran radikal dan intoleransi.
Dari embrio yang dimiliki oleh para santri tersebut, maka sebenarnya bangsa Indonesia mampu mewarnai keberagaman dengan penuh akan nilai toleransi. Sikap toleransi sendiri akan sangat dibutuhkan dan sangat penting untuk terus diwujudkan oleh masyarakat dari seluruh kalangan dan elemen demi menjalankan dan menghadapi semua proses pelaksanaan Pemilu 2024.
Masyarakat memang harus mampu menjadi garda paling depan untuk bisa menciptakan gelaran pesta demokrasi dan kontestasi politik yang penuh akan kedamaian dan juga terus menjunjung tinggi nilai toleransi. Adanya gagasan akan pemilu damai memang harus terus digencarkan dalam era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, di tengah banyaknya ujaran kebencian dan pesan bernada intoleran yang berkembang di media sosial.
Sementara itu, untuk bisa mewujudkan hal tersebut pula, dilaksanakan acara doa bersama dalam acara Reuni Akbar Alumni dan Santri Pondok Pesantren Al Awwabin di Masjid Kubah Emas, Limo, Depok. Ketua panitia pelaksanaan gelaran tersebut, Mujayied mengatakan bahwa diharapkan dengan adanya doa bersama itu mampu memunculkan banyak ide yang bertujuan untuk semakin memajukan bangsa.
Para ulama dan juga para santri serta alumni Ponpes tersebut juga berdoa untuk negara agar bisa tetap kondusif, mengingat sebentar lagi bangsa Indonesia akan segera melaksanakan perhelatan yang besar, yakni Pemilu 2024. Maka dari itu, doa tidak pernah dihentikan demi kebaikan bangsa dan jhuga untuk kebaikan akan hajat nasional yang sedikit lagi akan terselenggara.
Dengan adanya doa bersama yang dilakukan itu, para santri berharap supata negara ini mampu terus dalam keadaan yang kondusif dan aman bahkan bagi siapapun yang terpilih nantinya akan terus didukung penuh dan juga agar bangsa ini menjadi sebuah bangsa yang pandai bersyukur.
Menjelang pelaksanaan pesta demokrasi dan kontestasi politik dalam perhelatan Pemilu 2024 mendatang, segenap elemen masyarakat wajib untuk bisa terus mencegah berkembangnya sikap dan sifat intoleransi yang terus diupayakan digencarkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Kekuatan santri dalam hal itu menjadi sesuatu yang sangat penting untuk terus didukung, karena santri dianggap mampu terus memberikan dampak dan ajaran yang baik di tengah masyarakat untuk memerangi intoleransi.
)* Penulis adalah Kontributor Vimedia Pratama Institute