Oleh : Barra Dwi Rajendra)*
Golput (golongan putih) adalah tindakan di mana seseorang dengan sengaja tidak memberikan suara ketika Pemilu (pemilihan umum) berlangsung. Golput tentu saja berbahaya karena bisa berpotensi menggagalkan Pemilu. Oleh karena itu para mahasiswa mendeklarasikan gerakan tolak Golput, demi menyukseskan Pemilu 2024.
Pemilu diselenggarakan tanggal 14 Februari 2024. Meski belum masuk masa kampanye, tetapi program 5 tahun sekali ini sudah terdengar gaungnya. Pemilu 2024 sangat mendebarkan dan masyarakat penasaran, siapa yang akan menjadi pemimpin selanjutnya. Mereka ingin agar pemimpin baru terus melanjutkan berbagai program Pemerintah.
Namun jelang Pemilu ada ancaman berupa golput. Di mana ada segelintir orang yang menyebarkan isu agar masyarakat golput dan mengabaikan Pemilu 2024. Pemilu masih beberapa bulan lagi tetapi situasi sudah memanas karena ada provokasi agar masyarakat tidak memberikan suaranya pada hari pemilihan.
Gerakan-gerakan dari kelompok yang menyerukan Golput pada agenda Pemilu 2024 makin masif di propagandakan pada tingkat mahasiswa kampus dan kalangan masyarakat. Oleh karena itu para mahasiswa mengadakan aksi dan deklarasi untuk menolak golput pada Pemilu mendatang
Ahmadi sebagai Ketua Front Pergerakan Mahasiswa Yogyakarta (FPMY) mengatakan organisasinya memiliki ide dalam menyerukan tolak golput pada Pemilu 2024 mendatang. Golput berbahaya karena bisa mencederai demokrasi.
FPMY mengeluarkan pernyataan sikap yang bertujuan mengajak dan mengkampanyekan kepada seluruh lapisan mahasiswa dan masyarakat anak bangsa dimanapun berada untuk berani dengan tegas menolak dan melawan gerakan-gerakan yang membahayakan kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) dan stabilitas nasional menjelang Pemilu 2024.
Ahmadi melanjutkan, FPMY dengan tegas menolak dan menyerukan pembubaran kelompok yang menyerukan Golput pada Pemilu 2024. Selanjutnya, FPMY mendukung pemerintah penegak hukum untuk mewujudkan stabilitas nasional menjelang Pemilu 2024. FPMY juga berharap aparat menindak dan menghukum para provokator yang akan membahayakan kamtibmas dan pelaksanaan Pemilu 2024.
Para mahasiswa juga mengajak seluruh mahasiswa di Yogyakarta untuk membentengi diri dari propoganda kelompok provokatif yang akan mencederai demokrasi. Mereka juga mengajak kepada mahasiswa dan masyarakat untuk selalu menguatkan nasionalisme dan kebangsaan demi menjaga kondusivitas kamtibmas di Yogyakarta untuk NKRI.
Gerakan tolak golput yang diinisiasi oleh mahasiswa sangat bagus karena bisa memuluskan prosesi Pemilu 2024. Menolak golput juga memberikan kekuatan kepada partai politik dan calon pemimpin.
Dalam sistem demokrasi, partai politik adalah alat untuk mewakili kepentingan publik. Dengan memberikan suara kepada partai politik atau calon pemimpin dan calon wakil rakyat yang memiliki visi dan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, rakyat memberikan dukungan dan memperkuat demokrasi.
Tanpa dukungan aktif dari masyarakat, partai politik dan calon pemimpin mungkin tidak akan memiliki kekuatan untuk menjalankan agenda reformasi dan memajukan negara.
Golput dapat mengurangi kualitas demokrasi karena melemahkan persaingan politik. Partisipasi pemilih yang rendah dapat memperkuat dominasi kelompok tertentu dalam politik dan mengurangi keberagaman pendapat yang penting dalam sistem demokrasi. Oleh karena itu masyarakat mengapresiasi mahasiswa yang dengan tegas menolak golput pada Pemilu 2024.
Sementara itu, mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menolak golput dalam Pemilu 2024.
Koordinator Demo GMNI Bojonegoro Moch. Ridwan menyatakan bahwa pihaknya menolak golput juga tidak setuju kalau masyarakat meminta imbalan uang baru mau mempergunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2015. Baginya memilih harus sesuai nurani.
Para mahasiswa datang dengan membawa sejumlah poster dan spanduk yang berisi ajakan kepada masyarakat agar tidak golput dan mempergunakan hak pilihnya dalam Pemilu. Aksi mereka diapresiasi masyarakat karena mendukung Pemilu dengan terang-terangan dan mengkampanyekan gerakan tolak golput.
M. Ridwan mengajak masyarakat untuk menggunakan kesempatan Pemilu ini sebagai momentum keutuhan suara rakyat dan batu loncatan mencapai masa depan bangsa yang lebih baik.
Golput bukan solusi untuk memperbaiki nasib bangsa. Penyebabnya karena jika banyak orang yang tak menggunakan hak pilihnya, maka masa depan Indonesia dipertaruhkan. Akan ada banyak surat suara yang kosong karena mayoritas rakyat memutuskan untuk golput dengan alasan skeptis dengan kondisi negara, nyinyir terhadap pemerintah, emosi kepada para pejabat, dan lain lain.
Jika ada banyak surat suara yang kosong maka akan merugikan karena ada potensi disalahgunakan oleh oknum. Surat suara tersebut bisa saja ditusuk dengan paku atau dicoret bolpen, lalu terjadi kecurangan.
Partai yang terpilih bukan 100% dari pilihan rakyat, tetapi merupakan buah dari kejahatan para oknum yang bertugas di TPS. Oleh karena itu wajib ada gerakan tolak golput demi menyelamatkan masa depan Indonesia.
Para mahasiswa mengadakan aksi untuk mengajak masyarakat tidak melakukan golput pada Pemilu 2024. Saat ada yang golput maka sama saja merugikan diri sendiri karena ia tidak bisa memilih pemimpin sendiri, juga mencederai demokrasi. Oleh karena itu seluruh rakyat Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas diharap mengikuti seluruh prosesi Pemilu dengan baik dan memberikan suaranya pada hari pemilihan.
)* Penulis adalah Kontributor Angkasa Media Satu