Oleh: Satya Wibisono *)
Setelah sukses menyelenggarakan Presidensi G20, Indonesia kembali menjalankan kepemimpinan internasional dengan memegang tongkat keketuaan ASEAN 2023. Keketuaan tersebut diserahkan dari Kamboja ke Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-41 di Phnom Penh bulan November 2022.
Dibuka pada 5 September 2023 lalu, dan ditutup pada 7 September 2023, Jakarta menjadi saksi dari penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN yang menggambarkan semangat persatuan dan solidaritas di antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Presiden RI Joko Widodo saat penutupan menyampaikan bahwa selama pelaksanaan KTT ASEAN ke-43, 12 pertemuan telah dilakukan menghasilkan 90 outcome documents dan sejumlah kesepakatan-kesepakatan konkret dengan mitra. Representasi optimisme selama pertemuan berlangsung menumbuhkan semangat dan harapan untuk mewujudkan ASEAN sebagai kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera.
Presiden Joko Widodo pun mengajak keluarga besar ASEAN untuk mengukuhkan kawasan Indo-Pasifik sebagai teater perdamaian dan inklusivitas, sehingga menjadi pondasi kunci ASEAN menjadi lebih baik untuk rakyat dan dunia. Sebagaimana esensi yang dibangun Keketuaan Indonesia menjadikan ASEAN Matters sebagai Epicentrum of Growth, Presiden Joko Widodo menekankan kerja sama harus terus dilanjutkan dengan menavigasi tantangan menjadi peluang, rivalitas menjadi kolaborasi, eksklusivitas menjadi inklusivitas, serta menavigasi perbedaan menjadi persatuan.
Dengan ditutupnya KTT ASEAN Ke-43 ini, Indonesia menyerahkan kepemimpinan selanjutnya kepada Laos. Momen tersebut ditandai dengan Presiden Joko Widodo yang secara resmi memberikan palu ke untuk Perdana Menteri (PM) Laos Sonexay Siphandone.
Apresiasi pun diungkapkan setinggi-tingginya oleh PM Laos, Sonexay Siphandone kepada kepemimpinan Indonesia. PM Laos menyampaikan selamat kepada Presiden Joko Widodo atas kesuksesan KTT ASEAN ke-43.
Laos merasa terhormat dapat meneruskan Keketuaan ASEAN di tahun 2024 dengan keyakinan akan meningkatkan konektivitas, mempersempit ketimpangan pembangunan, mendorong netralitas karbon, mengembangkan transformasi digital, dan mengintegrasikan pendidikan. Laos pun terinspirasi juga untuk terus bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN dan mitra dalam menyukseskan Keketuaan ASEAN 2024.
Usai KTT ASEAN Ke-43 resmi ditutup, Presiden Joko Widodo mengingatkan kembali bahwa tiap pemimpin yang hadir memiliki tanggung jawab bersama untuk tidak menciptakan ketegangan baru, dan di saat yang sama juga bertanggung jawab untuk menurunkan tensi yang panas, mencairkan suasana yang beku dan menciptakan ruang dialog.
Keberhasilan Keketuaan Indonesia telah sekaligus memberikan peluang dan menunjukkan peran strategis Indonesia memperkuat kapasitas dan kapabilitas kelembagaan ASEAN utamanya dalam membentuk tatanan kawasan yang mendasarkan pada multilateralisme dan nilai-nilai inklusivitas.
Sebagaimana penegasan Presiden Joko Widodo bahwa dunia ini butuh penetral, dan dapat dipastikan bahwa ASEAN sudah berada pada track yang benar untuk bisa menkalankan peran menjadi kontributor stabilitas dan perdamaian serta epicentrum of growth. Setelah melalui proses yang panjang dan sulit, Indonesia beserta keluarga besar ASEAN berhasil menyepakati East Leader Joint Statement mengenai Epicentrum of Growth, yang mana hal ini bukanlah proses yang mudah, karena tarik menarik geopolitik sangat kental, tetapi pada akhirnya konsensus pun tercapai.
Indonesia telah menunjukkan komitmennya untuk mendukung terwujudnya upaya bersama dalam menjadikan ASEAN menjadi organisasi yang lebih adaptif, responsif, dan berdaya saing dengan turut menegakkan hukum internasional dan menjaga kesatuannya.setidaknya dapat dicermati dari penanganan isu di Indo-Pasifik yang menjadi arena persaingan negara besar, Indonesia telah memimpin pembentukan ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP) yang diadopsi oleh ASEAN pada tahun 2019 sebagai penegasan akan sentralitas ASEAN.
Terkait Myanmar, ASEAN akan terus melanjutkan upaya, Indonesia melalui keketuaannya telah menyampaikan 5 langkah untuk membantu Myanmar, salah satunya melalui pembentukan mekanisme Troika. Troika yakni kepemimpinan tiga pihak yang terdiri dari negara yang saat ini memegang keketuaan (Indonesia), negara yang memegang keketuaan sebelumnya (Kamboja), dan negara yang akan memegang keketuaan selanjutnya (Laos). Hal ini guna memastikan kelangsungan penanganan masalah di Myanmar.
Sebelumnya, Presiden Jokowi saat pembukaan KTT ASEAN di Jakarta lalu dengan tegas menyatakan bahwa sebagai anggota keluarga dan sebagai Ketua ASEAN, kesatuan ASEAN hingga saat ini tetap terjaga dengan baik. Bagi Presiden Jokowi, konsep kesatuan dalam konteks Indonesia adalah tentang menciptakan harmoni dalam keberagaman, termasuk perbedaan pendapat. Menurutnya, perbedaan pendapat sebenarnya memperkaya demokrasi dan menunjukkan bahwa kita semua dalam keluarga ASEAN memiliki posisi yang sama. Prinsip kesetaraan ini menjadi nilai utama yang harus dihormati dan dijaga bersama dalam rangka memperkuat persatuan dan solidaritas, sehingga ASEAN dapat terus bergerak maju seperti kapal besar yang terus melaju.
Tidak hanya keluarga besar ASEAN, dengan mitra pun ASEAN menjaga kerjasama dengan mekanisme yang baik dan optimal. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan hasil dari KTT ASEAN Plus Three, Amerika Serikat, Kanada dengan pesan-pesan yang disampaikan paraLeaders antara lain adalah kerja sama KTT ASEAN Plus Three (APT) memasuki tahun ke-26 dan semuanya setuju melakukan penguatan kerja sama di sektor ekonomi masa depan seperti transformasi digital, kendaraan listrik, dan ekonomi hijau.
Negara-negara dalam kelompok ASEAN Plus Three, yang mencakup Jepang, Korea Selatan, dan China juga dengan tegas menunjukkan dukungan mereka terhadap peran sentral ASEAN dan pelaksanaan Rencana Aksi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP). Pemimpin-pemimpin dari kelompok ASEAN Plus Three juga sepakat bahwa penting untuk mengatasi perbedaan dengan cara damai guna memastikan kelangsungan situasi yang kondusif dan aman.
Indonesia bertekad mengarahkan kerja sama ASEAN tahun 2023 untuk melanjutkan dan memperkuat relevansi ASEAN dalam merespon tantangan kawasan dan global, serta memperkuat posisi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan, untuk kemakmuran rakyat di Asia Tenggara.
Penutupan KTT ASEAN ke-43 mencerminkan pentingnya diplomasi multilateral dalam mengatasi isu-isu global yang semakin kompleks. Kerjasama antarnegara dan mitra dialog dalam forum ini adalah tonggak penting dalam menghadapi tantangan-tantangan global bersama.
*) Peneliti Lentera Research Institute (LRI)