Tren elektabilitas bakal calon presiden Ganjar Pranowo menguat, sedangkan Prabowo Subianto menurun. Hal tersebut berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang diumumkan pada hari ini. Dalam simulasi dua nama, selisih antara keduanya semakin menipis. Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengatakan dalam simulasi pilihan tertutup terhadap dua nama, Prabowo mendapat dukungan terbanyak 44,5 persen, sementara Ganjar Pranowo 41,5 persen.
Responden yang belum tahu sebesar 13,9 persen. “Dari Desember 2021 ke Agustus 2023, dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 2 nama, Prabowo dan Ganjar terus bersaing ketat. Rata-rata Prabowo di atas Ganjar dengan selisih rata-rata sekitar 2,7 persen,” ujar Deni dalam rilis resmi yang disiarkan secara virtual, Rabu (23/8/2023).
Tren head to head dengan Prabowo, Deni membeberkan dukungan kepada Ganjar menguat ketika dideklarasikan sebagai capres dari 38,8 persen di awal April 2023 menjadi 43,9 persen di awal Mei 2023 atau naik 5,1 persen. Namun kembali turun sampai survei pertengahan Juli 2023 menjadi 38,6 persen.
“Kemudian kembali menguat pada survei terakhir awal Agustus ini menjadi 41,5 persen,” ujar Deni.
Sementara Prabowo sempat menguat dari 44,5 persen di awal April 2023 menjadi 46,7 persen di pertengahan Juli 2023. Kemudian cenderung turun di survei awal Agustus ini menjadi 44,5 persen.
Survei SMRC diselenggarakan secara nasional pada 31 Juli-11 Agustus 2023. Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Sampel basis 3.710 responden dipilih secara random (stratified multistage random sampling) dari populasi tersebut dengan jumlah yang proporsional.
Oversample dilakukan di provinsi-provinsi kecil sehingga jumlah sampel tiap provinsi minimal 100 responden. Total sampel akhir adalah 5.000 responden. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 4.260 atau 85 persen. Sebanyak 4.260 responden itu yang dianalisis.
Margin of error survei dengan jumlah sampel tersebut secara nasional diperkirakan sekitar 1.65 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.