Oleh : Timotius Gobay )*
KST Papua menembak 3 orang warga sipil hingga tegas, segenap elemen bangsa hendaknya mendukung penuh adanya tindakan tegas dan terukur serta menggunakan pendekatan yang komprehensif dari aparat keamanan untuk bisa memberantas gerombolan separatis tersebut.
KSTPapua kembali melakukan rangkaian kejinya, yakni dengan melakukan penyerangan kepada warga di Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. Akibat dari peristiwa penembakan tersebut, sebanyak 3 (tiga) orang warga sipil tewas. Akan tetapi bukan itu saja, namun ternyata dari peristiwa yang terjadi di Kampung Yasoma jalan Batas Batu Kenyam tersebut, 2 (dua) diantara korban merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupatan Nduga.
Terkait dengan kejadian penyerangan yang dilakukan oleh gerombolan separatis di Bumi Cenderawasih berupa penembakan tersebut, Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Nduga Komisaris Polisi (Kompol) Visensius Jimmy Parapaga menjelaskan bahwa jenazah dari para korban tewas sudah berada di Kenyam.
Lebih lanjut, ternyata kekejian dan kebiadaban yang dilakukan oleh KST Papua bukan hanya sekedar melakukan penembakan saja, melainkan mereka juga melakukan penganiayaan kepada para korban hingga mereka mengalami luka-luka di tubuhnya, yang mana peristiwa itu bermula dari truck yang ditumpangi oleh para korban ini dibakar gerombolan separatis tersebut pada Rabu, tanggal 16 Agustus 2023 kemarin.
Mendengar adanya kejadian tersebut, aparat keamanan dari personel gabungan yang terdiri dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) langsung melakukan pengevakuasian ketiga korban pada hari Kamis dini hari pada sekitar pukul 00:04 Waktu Indonesia bagian Timur (WIT) dan langsung membawa mereka ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kenyam.
Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Kabid Humas Polda) Papua, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Ignatius Benny Ady Prabowo mengungkapkan bahwa insiden tersebut berawal dari adanya laporan dari 3 (tiga) warga sipil yang bergerak dari Batas Batu menuju ke Kota Kenyam. Keberangkatan mereka adalah pada sejak sore hari, akan tetapi ternyata masih belum kunjgung tiba hingga malam hari.
Sontak mengetahui adanya laporan tersebut, pihak aparat keamanan dari jajaran gabungan langsung bergerak dengan cepat menuju ke tempat kejadian perkara (TKP), dan petugas kemudian menemukan sebanyak 3 (tiga) korban yang merupakan warga sipil itu sudah dalam kondisi meninggal dunia.
Kapolres Nduga melanjutkan bahwa situasi dan kondisi saat ini yang berada di Kota Kenyam dilaporkan masih dalam keadaan yang kondusif. Tentu saja kondusifitas keadaan sama sekali tidak bisa dilepaskan dari bagaimana langkah cepat yang dilakukan oleh aparat keamanan.
Meski memang sudah kondusif, namun dirinya menekankan bahwa sampai saat ini aparat keamanan dari personel gabungan TNI dan Polri tetap berada dalam status siaga 1 (satu) untuk mampu mengantisipasi misalnya ada kemungkinan aksi lanjutan dan tindak kriminal lagi yang dilakukan oleh KST Papua.
Dengan adanya kejadian penembakan tersebut, dirinya langsung menyatakan kepada seluruh jajarannya untuk semakin menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), khususnya di Kota Kenyam serta berkomitmen penuh untuk mengusut tuntas kasus itu dan membawa para pelaku ke pengadilan. Untuk diketahui bahwa penyelidikan akan kasus tersebut sampa saat ini masih terus berlangsung demi bisa mengungkapkan bagaimana latar belakang serta motif yang dilakukan oleh para pelaku.
Pada kesempatan lain, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Bambang Soseatyo juga terus menyoroti bagaimana keberadaan dari KST Papua. Menurutnya, keberadaan gerombolan separatis itu masih menjadi suatu persoalan terkait dengan resistensi di dalam negeri.
Baginya, tentu dengan adanya persoalan yang masih saja ditimbulkan oleh gerombolan separatis di Bumi Cenderawasih tersebut memang harus bisa dilakukan penyelesaian secepat mungkin. Utamanya adalah upaya penyelesaian adalah secara komprehensif. Sehingga memang hal yang tepat dilakukan adalah dengan tindakan tegas dan terukur dari para aparat keamanan, akan tetapi hal itu saja belum cukup.
Apabila hanya sekedar menggunakan tindakan yang tegas dan terukur saja, maka akar permasalahan akan belum diselesaikan sepenuhnya. Melainkan hal yang penting pula untuk dilakukan adalah dengan mengedepankan pendekatan kebudayaan dan kesejahteraan dari seluruh masyarakat orang asli Papua (OAP).
Senada, hal tersebut juga dikemukakan oleh Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) Meutya Hafid yang menekankan bahwa tindak kekerasan yang selama ini dilakukan oleh KST Papua memang sudah sangat pantas untuk bisa disikapi dengan sangat tegas pula dengan menggunakan pendekatan yang lebih komprehensif lagi.
Tidak bisa dipungkiri bahwa tindakan yang sangat tegas dan tetap terukur dengan menggunakan pendekatan yang komprehensif juga harus bisa didukung oleh segenap elemen masyarakat di Indonesia agar kejadian-kejadian serupa tidak terulang kembali dan dilakukan oleh KST Papua. Mereka harus bisa mempertanggungjawabkan perbuatan mereka dan dihukum dengan seadil-adilnya.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Gorontalo