Jakarta – Sidang Umum AseanInter-Parliamentary Assembly (AIPA) ke-44 merupakan momentum emas untuk Indonesia tunjukkan kemampuan menginspirasi ASEAN hingga Dunia.
Ketua Desk Kerja Sama Regional Badan Kerja Sama Antar-parlemen (BKSAP) DPR, Putu Supadma Rudana mengatakan Sidang AIPA ke-44 ini merupakan momentum emas bagi Indonesia.
“Sidang Umum ke-44 AIPA ini momentum bagi kita menunjukkan bahwa Indonesia sangat mampu memimpin kawasan dan memberi inspirasi dan motivasi bagi negara-negara Asean,” kata Putu di Gedung DPR RI Jakarta.
Tema yang diusung dalam Sidang AIPA ke-44 ini yaitu Responsive Parliament for a Stable and Prosperous ASEAN berfokus pada konsep green economy atau ekonomi hijau.
“Dunia melihat dari sisi parameter pertumbuhan atau pertumbuhan ekonomi. Jadi, bagaimana peran parlemen yang lebih responsif untuk mengawal kestabilan dan kesejahteraan kawasan Asia Tenggara yang mana green ekonomi sebagai acuan utamanya. Jadi parlemen Asean ini tentu harus bekerja lebih komprehensif bersama,” jelasnya.
Lebih lanjut, Putu memandang bahwa konsep ekonomi hijau sesuai dengan pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) mengenai manusia yang tidak meninggalkan lingkungan dalam pembangunan.
“Pertama, people (rakyat) harus dilihat. Bagaimana people terlibat aktif dalam pertumbuhan ekonomi, mereka bukan sekedar jadi penonton. Pertumbuhan ekonominya harus sustainable (berkelanjutan), selalu terkendali dalam growth (pertumbuhan) yang baik sepanjang masa, tidak ada pertumbuhan ekonomi yang jomplang, kadang-kadang tinggi, kadang-kadang minus. Poin terakhir, aspek lingkungan harus terjaga dan terlindungi,” lanjutnya.
Putu menambahkan bahwa dirinya yakin dan optimis bahwa dengan dibawakannya tema tersebut Indonesia akan menjadi inspirasi bagi ASEAN hingga ke dunia.
“Jika kita bergerak cepat bersama, saya sangat yakin dan optimis, Asean akan menjadi inspirasi bagi kawasan Asia Pasifik, Eropa, Afrika, dan kawasan dunia lainnya,” ujar Putu.
Hal senada juga disampaikan Ketua DPR RI Puan Maharani, bahwa DPR akan terus mendorong peningkatan jumlah kuota keterwakilan perempuan pada jabatan tingkat pemerintahan lokal maupun nasional di Sidang Umum AIPA ke-44.
“Perlunya kesadaran persamaan akses dan peran bagi laki-laki maupun perempuan. Atas dasar prinsip persamaan derajat, dalam semua wilayah dan tataran kehidupan publik. Terutama dalam posisi-posisi pengambilan keputusan, termasuk dalam dunia politik,” ujar Puan.
Sementara itu, anggota DPR RI Luluk Nur Hamidah mengatakan ini akan menjadi keberhasilan Indonesia apabila bisa mendorong isu-isu yang dapat mengintervensi peningkatan keterwakilan perempuan pada Sidang AIPA mendatang. Sebab, demokratisasi di ASEAN dapat dilihat melalui seberapa besar keterwakilan perempuan di parlemen atau semua tingkatan.
“Penting ketika kita membawa isu ini di tingkatan ASEAN sehingga status keterwakilan perempuan di lingkup ASEAN ini juga bisa jauh lebih meningkat,” pungkasnya. [*]
