Oleh : Lukman Keenan Adar )*
Mewujudkan Pemilihan Umum (Pemilu) yang damai merupakan tugas masyarakat secara menyeluruh. Pemilu yang terselenggara secara damai tanpa ada pertikaian merupakan perwujudan dari kualitas demokrasi. Oleh karena itu diperlukan peran masyarakat untuk menjaga kondusifitas selama Pemilu, salah satunya adalah peran dari Santri yang dinilai memiliki peran penting dalam mewujudkan pemilu damai.
Sukarelawan Santri Abah Ganjar (SAG) semakin masif dalam menyosialisasikan sosok bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo kepada masyarakat, khususnya kalangan ulama, kiai, lora dan santri di beberapa daerah yang ada di Jawa Timur.
Para santri tersebut menggelar istighosah dan doa bersama para kiai dan santri di Pondok Pesantren Tarbiyatul Ummah Sumber Kuning, Dusun Pokapoh, Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Istighosah ini digelar juga untuk memberikan dukungan kepada Gubernur Jawa Tengah sebagai Presiden periode 2024-2029.
Tentu saja ada beberapa indikator yang membuat pihaknya dan masyarakat Pamekasan menjatuhkan pilihan kepada Ganjar Pranowo. Salah satunya adalah kedekatannya dengan tokoh agama dan peduli terhadap santri. Guna menjaring dukungan, sukarelawan Santrine Ganjar gencar memperkenalkan sosok bacapres idolanya hingga ke akar rumput, terutama di kalangan ulama kiai dan santri di ponpes yang ada di Jawa Timur.
Selain itu, Suhadi selaku Koordinator Wilayah (Korwil) SAG Jawa Timur menuturkan bahwa pihaknya juga melaksanakan istighosah demi keselamatan bangsa Indonesia agar damai dan tenteram. Para santri tentu saja tidak ingin kedamaian di Indonesia rusak hanya karena perbedaan dukungan terhadap sosok capres nantinya.
Dirinya juga berharap agar pondok pesantren nantinya bisa terus berkembang dan bertambah maju dengan berbagai kebijakan-kebijakan yang dihadirkan Ganjar saat menjadi presiden kelak. Sehingga selain pesantren semakin maju tentu saja pesantren juga dapat semakin berprestasi.
Suhadi menuturkan, para ulama dan masyaraat Pamekasan antusias dalam menyambut istigosah dan doa bersama. Terbukti ada sekitar 600 orang yang terdiri atas ulama, kiai, santri dan masyarakat yang berbondong-bondong menghadiri kegiatan tersebut.
Sementara itu, Lora Muhyidin Al Amin sebagai tokoh agama di Pamekasan percaya bahwa Ganjar dapat menjalin sinergi dengan ponpes untuk bersama-sama memajukan Indonesia, terutama di bidang pendidikan. Dirinya juga berharap agar kebijakan yang kelak di dibuat oleh Ganjar dapat memajukan pondok pesantren. Dirinya menilai bahwa Ganjar merupakan sosok yang bisa bersama-sama bersinergi dengan pesantren, sehingga hal ini dapat sangat membantu, terutama untuk para kiai agar saling berkomitmen demi kemajuan bangsa dan negara.
Ia juga berkomitmen untuk turun ke lapisan-lapisan masyarakat yang ada di Pamekasan guna memperkenalkan sosok Ganjar Pranowo agar isu-isu negatif tentangnya dapat tereduksi. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat tidak terpengaruh oleh pemberitaan hoaks yang beredar di media sosial.
Dalam istighosah dan doa bersama ini, SAG juga memanjatkan doa agar Pemilu 2024 dapat berjalan dengan damai serta membawa keberkahan bagi Indonesia. Selain itu Istighosah tersebut juga dilaksanaan dengan harapan agar jalannya pemilu 2024 tidak akan merugikan pihak manapun.
Pemilu merupakan pesta rakyat, pesta demokrasi. Beda pilihan tentu bukanlah hal yang salah, namun bagaimana perbedaan pilihan itu tidak membuat masyarakat terkoyak. Jangan menggunakan apa pun, baik itu agama, budaya atau apapun untuk kepentingan jangka pendek yangg merugikan perjalanan bangsa dalam waktu yang panjang.
Pergantian kepemimpinan adalah hal pasti yang tidak bisa dielak, sehingga sudah semestinya pergantian pemimpin dilaksanakan dalam suasana damai tanpa kekerasan maupun intimidasi. Jangan sampai pergantian kepemimpinan nantinya diwarnai dengan pertumpahan darah hanya karena berbeda pilihan. Padahal perbedaan pilihan dalam berdemokrasi adalah hal yang biasa.
Model kampanye hitam juga masih sering ditemukan dalam setiap pelaksanaan pesta demokrasi. Seperti penyebaran ujaran kebencian serta berita hoax yang santer mewarnai jagat dunia maya. Hal tersebut memang tak mudah untuk dihindari mengingat hampir semuat orang memiliki akses terhadap media sosial.
Tokoh masyarakat maupun tokoh agama tentu memiliki peran penting dalam penguatan demokrasi yang substansial serta menjaga kedamaian selama pemilu berlangasung. Bukan sebaliknya yang menggerus demokrasi dengan ujaran kebencian di tempat ibadah.
Santri haruslah mengambil peran dalam berbuat kebaikan serta mempertahankan NKRI dan berprinsip bahwa Pancasila adalah harga mati. Selain itu dengan pemikiran intelektualnya, santri memiliki peran untuk menjaga pemilu dari serangan hoax demi terwujudkan pemilu yang damai.
Perlu diketahui bahwa KPU juga akan menyiapkan TPS khusus untuk para santri pondok pesantren. Sehingga santri tidak perlu pulang ke rumah guna memberikan hak suaranya.
Kalangan santri memiliki peran penting dalam menjaga kondusifitas pemilu. Perbedaan dukungan jangan dijadikan alasan untuk tidak saling bersatu. Santri sebagai kaum intelektual harus mengambil peran dalam menjaga kedamaian jalannya pesta demokrasi yang akan diselenggarakan pada 2024 nanti.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institute