Oleh : Clara Diah Wulandari )*
Apresiasi sangat besar patut diberikan kepada Indonesia yang terbukti kembali mampu masuk sebagai negara yang dinilai memiliki penghasilan menengah ke atas oleh Bank Dunia. Penghargaan tersebut merupakan sebuah bentuk prestasi yang sangat membanggakan karena terbukti seluruh daya upaya Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi berhasil menunjukkan kekuatan Indonesia bahkan di mata dunia.
Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa World Bank atau Bank Dunia telah kembali memasukkan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki penghasilan menengah ke atas di dunia atau dikenal dengan istilah sebagai negara yang upper middle income.
Tentunya bukan tanpa alasan mengapa sampai Bank Dunia kembali memasukkan Tanah Air di dalam jajaran negara-negara yang memiliki penghasilan menengah ke atas. Hal tersebut dikarenakan adanya pertumbuhan ekonomi nasional yang sangat baik dan mampu terus stabil meski diguncang oleh berbagai macam hambatan, bahkan saat ini berhasil kembali menuju di angka di atas 5% (persen).
Dengan keberhasilan Indonesia yang terus mampu menjaga sektor ekonomi nasionalnya hingga terbukti mampu meyakinkan Bank Dunia, yang kemudian menjadikan Tanah Air kembali dimasukkan ke dalam jajaran negara dengan penghasilan menengah ke atas tersebut, lantaran memang adanya proses pemulihan perekonomian yang terjadi dengan sangat cepat.
Tidak bisa dipungkiri pula bagaimana bisa proses pemulihan ekonomi nasional ini terjadi dengan begitu cepat dan kembali melesatkan posisi Indonesia bahkan di mata dunia. Seluruhnya menjadi salah satu bukti nyata dari kerja keras semua pihak selama ini, terutama Pemerintah RI di bawah era kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Karena memang beliau sudah berkali-kali menegaskan, utamanya setelah pandemi COVID-19 sudah mulai melanda bahwa bangsa ini kemudian akan langsung berfokus untuk melakukan upaya percepatan pemulihan perekonomiannya. Sehingga banyak sekali langkah dan strategi langsung dilakukan demi berjalan suksesnya hal tersebut.
Kendati memang saat ini kinerja dari sektor perekonomian nasional sendiri bisa dikatakan sudah kembali membaik karena mampu menembus angka di atas 5% (persen) lagi, namun tentunya hal itu hendaknya tidak membuat semua pihak menjadi terlena dan kemudian malah menjadi lengah.
Dalam upaya untuk bisa menjaga kewaspadaan akan kemungkinan atau beragam potensi yang mungkin saja bisa muncul jika Pemerintah RI dan banyak pihak lainnya tidak terus mempertahankan niai perekonomian tetap di atas angka 5% (persen) ini, maka tentunya posisi Indonesia juga akan kembali terancam.
Terlebih, sebenarnya ke depan masih sangat banyak tantangan yang sudah siap menghadang Indonesia dan memang harus mampu untuk segera bisa dihadapi dan ditangani oleh bangsa ini. Terutama adalah karena memang saat ini patuh kedua dari tahun 2023 ini baru saja berlangsung.
Padahal semua pihak sejak awal tahun 2023 lalu saja sudah memprediksikan bahwa pada tahun 2023 ini kondisi ekonomi akan menjadi sulit karena banyaknya masalah yang terjadi bahkan secara bersamaan, termasuk kala itu sempat terjadi konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina dan lain sebagainya sehingga dunia menjadi di ambang batas krisis akan ketidakpastian ekonomi hingga adanya ancaman inflasi, bahkan stagflasi.
Akan tetapi, Presiden Jokowi berusaha untuk meyakinkan seluruh pihak dan menegaskan bahwa memang situasi yang akan dihadapi oleh Indonesia sendiri menghadapi paruh kedua pada tahun 2023 tidaklah mudah sehingga semua pihak harus mampu untuk bisa terus meningkatkan kewaspadaan pada beberapa hal penting.
Lebih lanjut, Kepala Negara kemudian menyebutkan adanya beberapa tantangan yang memang sangat penting untuk bisa terus diwaspadai oleh bangsa ini adalah salah satunya yakni mengenai lingkungan global yang masih saja menunjukkan kondisi yang tidak stabil sekibat adanya ketegangan geopolitik yang bahkan sampai saat ini saja masih terus berlangsung.
Jika ketegangan geopolitik antar beberapa negara di dunia ini masih terus terjadi dan dibiarkan berlarut-larut dalam waktu yang lama, maka tentunya hal itu akan mampu berimbas dan berdampak pada berbagai hal lainnya seperti pada pertumbuhan ekonomi hingga aktivitas perdagangan dalam negeri, yang mana jelas akan menurunkan kinerja ekspor.
Apalagi, kenyataan akan adanya berbagai tantangan ke depan juga diungkapkan oleh berbagai lembaga internasional yang telah memprediksi bahwa perlambatan ekonomi global masih akan terus berlanjut pada tahun 2023 ini. IMF sendiri memperkirakan bahwa ekonomi global hanya akan tumbuh mencapai 2,8% (persen) saja, kemudian Bank Dunia bahkan memprediksi dengan angka lebih rendah yakni 2,1% (persen).
Akan tetapi nyatanya, dengan seluruh ancaman yang telah lalu dilewati oleh Indonesia bahkan semenjak dihantam oleh badai pandemi COVID-19 lalu, hingga sampai menginjakkan kaki di tahun 2023 ini yang memang sudah banyak pihak memprediksi akan terjadi guncangan ekonomi dunia. Bangsa ini tetap saja mampu mencetak angka ekonomi nasional yang sangat baik dan konsisten, bahkan kini mampu kembali menembus angka 5% (persen). Tentunya seluruh kinerja dan daya upaya yang dilakukan oleh Pemerintah RI yang dikomandoi oleh Presiden Jokowi patut mendapatkan apresiasi dengan setinggi mungkin.
)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara