Oleh : Arzan Malik Narendra )*
Pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara didukung penuh oleh 2 investor besar dari Singapura. Mereka melihat IKN sebagai kota masa depan yang modern, dinamis, dan tetap mempertahankan kelestarian alam. Dengan dukungan dari para penanam modal maka pembangunan IKN akan makin cepat selesai dan menjadi ibu kota yang membanggakan.
Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara merupakan mega proyek sehingga butuh waktu bertahun-tahun. Masyarakat sangat kagum dengan konsep IKN, walau proses pembangunannya belum selesai. IKN Nusantara bukan sekadar ibu kota biasa, bukan kota megapolitan dengan gedung raksasa seperti Jakarta, tetapi akan jadi green city yang canggih.
Pembangunan IKN sedang dalam proses dan ditargetkan pada pertengahan tahun 2024, Istana Kepresidenan sudah selesai, karena akan dijadikan tempat upacara peringatan HUT kemerdekaan 17 Agustus. Pembangunan IKN didukung oleh berbagai pihak. Dukungan mereka sangat penting karena akan melancarkan pembangunannya, dan IKN akan berdiri sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Presiden Jokowi.
Berbagai pihak mendukung kelancaran pembangunan IKN Nusantara, di antaranya 2 investor besar dari Singapura. Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono menandatangani Non Disclosure Agreement (NDA) dengan dua investor Singapura yakni State Power Investment Cooperation (SPIC) dan JOE Green Pte Ltd. Penandatanganan NDA ini merupakan bukti kemajuan Nusantara dengan investor internasional, terutama dari Singapura.
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN Agung Wicaksono menyatakan ini menunjukkan bahwa proyek investasi di Nusantara mengalami kemajuan yang pesat. Keberlanjutan Singapura sebagai garden city akan berdampak bagi Nusantara yang mengusung konsep smart sustainable forest city.
Agung Wicaksono mengatakan, dua perusahaan ini bergerak di bidang energi terbarukan dan pengelolaan limbah. Hal ini sejalan dengan sektor prioritas utama OIKN. Nusantara bertujuan membangun hingga 7,16 gigawatt dari pembangkit listrik dengan energi terbarukan untuk menampung 1,9 miliar penduduk di 2045.
NDA tersebut akan ditindaklanjuti dengan pertukaran data untuk merumuskan studi kelayakan serta aspek ekonomi dan pasar investasi pada sektor tersebut. OIKN berkomitmen untuk menyambut semua investor melalui Public Private Partnership (PPP), skema investasi langsung beserta insentif pajak dan non-pajak, termasuk hak atas tanah hingga 95 tahun.
OIKN memiliki lebih dari 300 paket investasi dengan total nilai 2,6 miliar dolar yang terdiri dari enam sektor prioritas utama dan dua belas sektor prioritas tinggi.
Dalam artian, keberadaan 2 investor Singapura sangat bagus, apalagi mereka adalah pengusaha kelas atas. Mereka yakin bahwa IKN adalah kota masa depan yang bagus. Apalagi dengan konsep IKN yakni green city (forest city), modern city, dan sponge city. Konsep ini sangat unik dan baru pertama kali ada di dunia.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyatakan bahwa banyak investor ingin bergabung dalam proyek pembangunan IKN. Oleh karena itu, masterplannya akan terus disempurnakan.
Dalam artian, IKN akan mendorong peningkatan investasi di Indonesia. Kotanya belum jadi tetapi investornya sudah mengantri untuk ikut andil dalam pembangunannya. IKN menjadi masa depan Indonesia dan jadi kota impian, yang modern dan serba digital. Amat wajar jika para investor ingin masuk ke proyek IKN karena dijamin menguntungkan.
Para investor amat tertarik untuk menanamkan modal karena di Borneo memang memiliki banyak potensi, dari sumber daya alam, bahan tambang, sampai sumber daya manusia. Potensi ini yang akan diolah dan jadi unggulan. Putra asli Borneo juga turut bergabung dan bangga karena makin banyak investor maka makin banyak pegawai, dan bisa mengurangi tingkat pengangguran di sana.
Dalam membangun IKN mereka bekerja sama dengan pemerintah dan membantu mewujudkan ibu kota yang canggih dan dinamis. Meski IKN belum resmi berdiri dan dalam tahap awal pembangunan, tetapi para investor percaya bahwa masa depan Indonesia ada di Borneo, khususnya Penajam Paser Utara.
Para investor akan mau berinvestasi di IKN karena di Kalimantan sudah dilengkapi dengan infrastruktur dan itu memang syarat mereka sebelum menanamkan modal. Pemerintah sejak beberapa tahun lalu memang menggalakkan proyek strategis nasional, tak hanya di Jawa tetapi di seluiruh Indonesia. Jika di Kalimantan ada infrastruktur maka makin meyakinkan para investor.
Jika ada investasi maka bisa mendorong perekonomian karena jika mereka masuk ke Indonesia, akan ada banyak proyek kerja sama. Apalagi jika diadakan di IKN yang ada di Kalimantan. Proyek-proyek itu akan menarik banyak calon pekerja dan menghapus pengangguran. Jika banyak yang bekerja maka banyak pula yang mendapatkan gaji, sehingga daya beli masyarakat meningkat dan mendorong perekonomian Indonesia.
Masuknya investor besar dari Singapura amat bagus karena makin banyak penanam modal di IKN Nusantara. Dengan begitu maka proyek pembangunan IKN akan cepat selesai dan hasilnya juga bagus. Jika ada banyak investasi maka efeknya tak hanya untuk pemerintah, tetapi juga masyarakat, karena bisa memicu perekonomian mereka.
)* Penulis adalah kontributor Lembaga Siber Nusa