Oleh : Arsenio Bagas Pamungkas )*
Seluruh elemen masyarakat diharap mengawal Pemilu (pemilihan umum) damai. Jelang Pemilu 2024 kondusivitas harus tetap dijaga. Begitu juga saat hari pemilihan dan setelahnya. Pemilu harus berlangsung dengan damai tanpa ada pertengkaran antar pendukung calon presiden (Capres), karena tujuannya adalah mencari pemimpin baru, bukan untuk saling bertikai.
Pemilu diselenggarakan 5 tahun sekali. Masyarakat menantinya dengan antusias, karena ingin mendapatkan calon pemimpin baru. Sejak era reformasi para WNI dibebaskan untuk memilih calon presidennya sendiri, bukan seperti dulu yang memilih partai dan calonnya itu-itu saja. Pemilu menjadi ajang yang mendebarkan karena hasilnya bisa saja di luar prediksi.
Pemilu wajib disiapkan dari sekarang agar nantinya berjalan dengan baik. Seluruh elemen masyarakat berperan besar untuk menciptakan pemilu damai dan mendukung pemerintah, KPU, dan segenap pihak lain. Perdamaian harus dijaga agar pemilu berlangsung dengan lancar tanpa ada kerusuhan.
Bawaslu Gunungkidul menggelar Deklarasi Pemilu Damai di Taman Budaya Gunungkidul (TBG), Sabtu, 3 Juni 2023. Ketua Bawaslu Gunungkidul, Tri Asmiyanto mengatakan, deklarasi masih berada dalam momentum hari jadi Kabupaten Gunungkidul dan hari lahirnya Pancasila. Spirit dua peristiwa penting itu yang diharapkan juga hadir dan dimiliki segenap elemen masyarakat untuk turut serta memgawal Pemilu yang damai, aman dan berintegritas.
Dalam kesempatan tersebut Tri Asmiyanto memimpin jalannya pembacaan ikrar deklarasi pemilu damai yang berkualitas dan berintegritas. Dua poin ikrar adalah: mewujudkan pemilu yang langsung, umum bebas rahasia, jujur dan adil. Lalu berkomitmen mendukung Pemilu yang aman, tertib, damai, berintegritas, tanpa hoaks, ujaran kebencian, politisasi SARA. dan politik uang.
Tri Asmiyanto berharap pengawasan pemilu secara partisipatif dapat terwujud. Lintas lembaga dan masyarakat turut serta melakukan pengawasan semua tahapan pemilu 2024. Semua elemen masyarakat juga menyadari bahwa Pemilu merupakan hajat dan milik bersama.
Dengan begitu, risiko pelanggaran Pemilu dapat diminimalisir. Pesta demokrasi dapat berlangsung sebagaimana azas dan ketentuannya. Akhirnya Pemilu yang berkualitas menghasilkan pimpinan atau wakil rakyat yang mampu membawa kesejahteraan.
Perdamaian juga harus dijaga karena masa kampanye bisa meningkatkan emosi dan membuat situasi makin panas. Oleh karena itu masyarakat harus ingat agar Pemilu dan pra pemilu dijalankan secara damai.
Sementara itu, Politisi Surya Paloh menyatakan bahwa seluruh elemen masyarakat wajib mengawal pemilu dan menjaga perdamaiannya. Ajang ini butuh perhatian semua pihak. Masyarakat selain menjaga perdamaian harus antusias dan partisipatif pada pemilu 2024. Jangan masa bodoh dan golput (golongan putih) alias tidak menggunakan haknya dalam memilih calon presiden dan calon legislatif.
Surya Paloh menambahkan, masyarakat, tokoh agama, dan elite politik wajib berperan agar tidak ada residu pemilu yang menimbulkan permusuhan dan kebencian, sehingga merugikan negara. Jika elite politik berdamai dan saling silaturahmi maka akan diikuti oleh masyarakat.
Artinya, masyarakat mampu berperan besar untuk menciptakan Pemilu yang damai. Pemilu adalah ajang untuk memilih pemimpin dan calon legislasi baru. Jangan dijadikan tempat peperangan atau permusuhan sengit karena terlalu mendukung partai politik atau capres tertentu.
Tokoh masyarakat lain yang juga mendukung Pemilu damai adalah Suttan Kanjeng Penyimbang Muhammad Sani Amit, tokoh adat dari Lampung, menyatakan bahwa ia mendukung pemilu damai dan menolak politik uang pada pemilu 2024 mendatang. Ia dan segenap tokoh adat di Lampung Tengah menandatangani pakta integritas dan mengadakan deklarasi pemilu damai. Acara ini didukung penuh oleh Badan Pengawas Pemilu (Banwaslu).
Muhammad Sani Amit melanjutkan, tujuan dari deklarasi adalah menolak politik uang dan mencegah kecurangan pada pemilu 2024 nanti. Selain itu, ia dan tokoh adat Lampung Tengah yang lain akan mengawasi pemilu agar berjalan dengan damai, tentu dengan sinergi dari Banwaslu.
Dalam artian, para tokoh adat di Lampung Tengah memiliki komitmen tinggi untuk menjaga perdamaian pada pemilu 2024 mendatang. Mereka juga bekerja sama dengan Banwaslu sebagai lembaga resmi negara yang mengawasi kelancaran pemilu, baik sebelum dan sesudah masa pencoblosan. Dengan kolaborasi ini maka diharap pemilu di Lampung Tengah dan sekitarnya berjalan dengan damai tanpa ada kendala sama sekali.
Para tokoh adat ingin pemilu berlangsung dengan damai karena pada ajang ini sangat rawan gesekan. Penyebabnya karena fanatisme yang berlebihan pada partai politik atau capres tertentu yang bisa menyebabkan tawuran, baik di dunia nyata maupun dunia maya.
Warga akan mengikuti tokoh adat di daerahnya karena ia dihormati dan dituakan. Ketika tokoh adat mendukung pemilu damai maka warga akan menurutinya dan meminimalisir konflik. Mereka ingat pada pesan sang tokoh adat untuk menjaga perdamaian.
Masyarakat sadar bahwa tujuan pemilu itu baik yakni mencari pemimpin dan anggota legislatif yang baru, sehingga Indonesia akan lebih maju. Oleh karena itu mereka akan menjaga perdamaian. Terlebih ketika ada contoh langsung dari sang tokoh adat.
Seluruh elemen masyarakat akan menjaga masa kampanye sampai pasca Pemilu agar selalu damai. Pemilu 2024 harus sukses besar agar tidak ada yang golput atau melakukan kecurangan. Perdamaian wajib dijaga dan masyarakat wajib untuk selalu mengingat tujuan pemilu, untuk mencari pemimpin baru, bukannya untuk saling bertikai.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institute