ayo buat website

Sekolah Rakyat Tumbuhkan Minat Baca dan Wawasan Kebangsaan Lewat Edukasi Perpusnas

Suara Papua - Thursday, 18 December 2025 - 12:08 WITA
Sekolah Rakyat Tumbuhkan Minat Baca dan Wawasan Kebangsaan Lewat Edukasi Perpusnas
 (Suara Papua)
Penulis
|
Editor

Oleh : Gavin Asadit )*

Upaya menumbuhkan budaya literasi dan memperkuat wawasan kebangsaan terus dilakukan melalui pendekatan edukatif yang inklusif. Salah satunya terlihat dari kegiatan edukasi yang diikuti ratusan siswa Sekolah Rakyat di Gedung Layanan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) pada pertengahan Desember 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi memperluas akses pengetahuan bagi anak-anak dari kelompok masyarakat rentan sekaligus menanamkan nilai kebangsaan sejak usia dini.

Sebanyak 637 siswa Sekolah Rakyat dari wilayah Jakarta, Bekasi, dan Tangerang Selatan mengikuti rangkaian kegiatan yang berlangsung selama dua hari. Para siswa diajak mengenal fungsi perpustakaan modern, memanfaatkan koleksi bacaan yang beragam, serta mengikuti sesi membaca terpandu dan pengenalan literasi informasi. Lingkungan perpustakaan yang ramah anak dan kaya sumber belajar dinilai mampu mendorong rasa ingin tahu serta ketertarikan siswa terhadap aktivitas membaca.

Kegiatan edukasi tersebut dirancang tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan literasi dasar, tetapi juga memperluas perspektif kebangsaan para siswa. Melalui pengenalan koleksi nusantara, buku sejarah, serta literatur yang menggambarkan keragaman budaya Indonesia, siswa diperkenalkan pada nilai persatuan, toleransi, dan identitas nasional. Pendekatan ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperkuat pendidikan karakter melalui jalur nonformal.

Perpusnas menegaskan komitmennya dalam mendukung program Sekolah Rakyat sebagai bagian dari agenda pembangunan sumber daya manusia. Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas, Suharyanto, menyampaikan bahwa perpustakaan memiliki peran strategis sebagai ruang belajar terbuka, pusat kreativitas, dan sarana inklusi sosial. Ia menilai bahwa perpustakaan harus mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk anak-anak yang selama ini memiliki keterbatasan akses terhadap sumber bacaan berkualitas.

Menurut Suharyanto, Perpusnas secara aktif memberikan dukungan kepada Sekolah Rakyat melalui pelatihan pengelolaan perpustakaan bagi tenaga pendidik, pendampingan pengembangan koleksi, serta penyediaan bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Langkah ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem literasi yang berkelanjutan, tidak hanya di pusat, tetapi juga di daerah.

Dukungan terhadap kegiatan ini juga disampaikan oleh Sekretaris II Sekretariat Bersama Sekolah Rakyat yang juga Kepala Sekretariat Komisi Nasional Disabilitas, Herman Koswara. Ia memandang kunjungan edukatif ke Perpusnas sebagai bentuk pembelajaran kontekstual yang penting bagi siswa Sekolah Rakyat. Menurutnya, pengalaman belajar langsung di luar kelas dapat menumbuhkan kepercayaan diri, meningkatkan motivasi belajar, serta memperluas cakrawala berpikir anak-anak.

Herman menilai bahwa interaksi langsung dengan sumber pengetahuan, seperti buku dan ruang baca yang representatif, dapat membantu siswa melihat pendidikan sebagai proses yang menyenangkan dan bermakna. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antarlembaga untuk memastikan bahwa anak-anak dari latar belakang kurang beruntung tetap mendapatkan hak yang setara dalam mengakses pendidikan berkualitas.

Secara nasional, Perpusnas mencatat kemajuan signifikan dalam penguatan infrastruktur literasi sepanjang 2024 hingga 2025. Hingga akhir 2025, pembangunan lokus perpustakaan di lingkungan Sekolah Rakyat telah mencapai sekitar 100 lokasi, dengan total 224 unit perpustakaan yang tersebar di berbagai daerah. Selain itu, dukungan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan bantuan nonfisik berupa koleksi bacaan serta teknologi informasi terus disalurkan untuk memperkuat layanan perpustakaan sekolah.

Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz, dalam berbagai forum resmi menekankan bahwa perpustakaan merupakan salah satu indikator martabat bangsa. Ia memandang perpustakaan sebagai ruang publik yang memungkinkan masyarakat mengembangkan nalar kritis, kreativitas, dan kesadaran kebangsaan. Oleh karena itu, transformasi perpustakaan menjadi pusat pembelajaran sepanjang hayat dinilai sebagai langkah penting dalam menghadapi tantangan global dan era digital.

Dampak kegiatan edukasi ini mulai terlihat dari respons siswa dan guru pendamping. Sejumlah siswa menunjukkan ketertarikan terhadap jenis bacaan yang sebelumnya jarang mereka akses, seperti buku sejarah nasional, cerita rakyat daerah, dan literatur sains populer. Guru pendamping juga mencatat meningkatnya partisipasi aktif siswa dalam diskusi dan kegiatan membaca setelah mengikuti program di Perpusnas.

Perpusnas turut mendorong pemanfaatan layanan digital untuk memperluas jangkauan literasi. Melalui platform seperti iPusnas dan sistem katalog digital, siswa dan guru dapat mengakses koleksi bacaan secara daring. Program literasi digital ini dinilai relevan untuk menjembatani kesenjangan akses informasi sekaligus menyesuaikan metode pembelajaran dengan perkembangan teknologi.

Ke depan, keberlanjutan program edukasi literasi ini diharapkan didukung oleh penguatan kapasitas sekolah, ketersediaan tenaga pengelola perpustakaan, serta sinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Dengan pendekatan yang terintegrasi, kegiatan edukasi di Perpusnas tidak hanya menjadi agenda seremonial, tetapi mampu membentuk kebiasaan membaca dan memperkokoh wawasan kebangsaan generasi muda.

Melalui kegiatan ini, Perpusnas dan Sekolah Rakyat menunjukkan bahwa literasi dan pendidikan kebangsaan dapat berjalan beriringan. Akses terhadap buku dan pengetahuan yang setara diyakini menjadi fondasi penting dalam mencetak generasi yang cerdas, berkarakter, dan memiliki kesadaran kebangsaan yang kuat.

)* Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial dan Kemasyarakatan

Close Ads X
ayo buat website