Jakarta – Ekonom Universitas Indonesia (UI), Fithra Faisal Hastiadi menilai prospek perekonomian Indonesia pada 2026 menunjukkan arah yang semakin menjanjikan seiring menguatnya sentimen pelaku pasar dan meningkatnya keyakinan konsumen di penghujung tahun 2025.
Ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun depan berada di kisaran 5,1 persen hingga 5,2 persen, lebih tinggi dibandingkan capaian tahun berjalan.
“Sekarang ini, bahkan sudah mendekati 9.000 ya. Nanti akhir tahun kemungkinan besar bisa sampai 9.000. Jadi, itu artinya mencerminkan sentimen positif ya, dari pelaku pasar,” ujar Fithra.
Fithra menjelaskan, penguatan sentimen tersebut tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bergerak signifikan sepanjang tahun ini.
Target awal IHSG di kisaran 7.800 kini nyaris menembus level 9.000, mencerminkan optimisme investor terhadap fundamental ekonomi domestik. Menurutnya, kondisi ini menjadi sinyal penting bahwa pasar melihat prospek ekonomi Indonesia tetap solid di tengah ketidakpastian global.
Optimisme tersebut sejalan dengan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia pada November 2025 yang menunjukkan peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) ke level 124,0, naik dari 121,2 pada bulan sebelumnya.
Angka ini menegaskan posisi keyakinan konsumen berada di zona optimis, didorong oleh membaiknya persepsi terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi ke depan.
Peningkatan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) serta Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) mengindikasikan kuatnya potensi permintaan hingga kuartal IV-2025 dan berlanjut ke awal 2026.
Sementara itu, Ekonom sekaligus Policy and Program Director Lembaga Riset Prasasti, Piter Abdullah, menilai ketahanan ekonomi Indonesia juga ditopang kuat oleh konsumsi domestik serta berbagai program prioritas pemerintah.
“Bisa lho. Jangankan 6 persen, lebih dari 6 persen pun bisa. Tapi apa yang akan kita kerjakan di tahun depan itu yang akan menentukan,” kata Piter.
Ia menekankan, konsistensi pelaksanaan kebijakan menjadi kunci untuk menjaga momentum pertumbuhan. Dengan sinergi kebijakan fiskal dan moneter yang tepat, Piter optimistis ekonomi Indonesia mampu tumbuh lebih tinggi dan memperkuat fondasi menuju target jangka menengah.
Dengan menjaga kesinambungan kebijakan dan stabilitas makro, harapan terhadap pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dinilai semakin realistis.