ayo buat website

Pemerintah Tegaskan MBG Aman Karena Pengawasan Produksi Ketat

Suara Papua - Wednesday, 24 September 2025 - 19:37 WITA
Pemerintah Tegaskan MBG Aman Karena Pengawasan Produksi Ketat
 (Suara Papua)
Penulis
|
Editor

Oleh: Yandi Arya Adinegara)*

Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk menciptakan masa depan yang lebihcerah bagi generasi muda melalui program-program yang berfokus pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan. Salah satunya, yaitu Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang bertujuan untuk memberikan makanan sehat dan bergizibagi anak-anak sekolah di seluruh Indonesia.

Pemerintah menegaskan akan melakukan pengawasan ketat dalam setiap tahapproduksi dan distribusi makanan serta memastikan bahwa seluruh makanan amanuntuk dikonsumsi. Dengan pengawasan yang terjamin, program MBG diyakini dapatmeningkatkan semangat belajar siswa sekaligus memastikan asupan gizi yang aman dan berkualitas.

Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dante Saksono Harbuwono, menyampaikan bahwaseluruh makanan yang disajikan dalam program MBG telah melalui proses seleksidan pengawasan ketat dan makanan yang diberikan kepada siswa tidak hanyaharus bergizi, tetapi juga aman dan higienis. Tujuan utama dari MBG adalahmemastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang cukup agar mereka bisatumbuh sehat dan cerdas.

Program ini mengacu pada kampanye Isi Piringku yang memperkenalkankonsep gizi seimbang untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan pola makan yang buruk, seperti stunting dan obesitas. Dengan memastikan asupan gizi yang baik, diharapkan anak-anak Indonesia dapat meraih potensi terbaik mereka dan berprestasi di bidang akademismaupun sosial.

Salah satu aspek penting yang ditekankan oleh pemerintah dalam pelaksanaanMBG adalah pengawasan ketat terhadap makanan yang disajikan. Makanan yang diberikan kepada siswa tidak hanya harus segar dan bergizi, tetapi juga harusmemenuhi standar kebersihan yang tinggi.

Proses pengawasan ini dilakukan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) yang bekerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan kualitas makanan. Pelatihanpetugas penjamah pangan dan relawan lokal yang menjadi ujung tombak pelaksanaan program ini menjadi salah satu langkah konkret pemerintah dalammengurangi risiko kesehatan yang dapat muncul, seperti keracunan makanan.

Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah 3 BGN, Enny Indarti, S.STP., M.Si., menambahkan bahwa untuk memastikan setiap makanan yang disajikan aman, BGN telah melakukan pelatihan bagi lebih dari 3.100 petugas di enam kabupaten di Sulawesi Barat. Pelatihan ini difokuskan pada pengelolaan dapur yang higienis dan teknik pengolahan makanan yang benar, yang sangat penting untuk mencegahterjadinya masalah kesehatan seperti keracunan makanan. Program ini berupayauntuk memberikan makanan yang tidak hanya bergizi, tetapi juga aman dari segalajenis kontaminasi, agar para siswa dapat menerima manfaat maksimal.

Masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi buruk masih menjadi salah satutantangan terbesar yang dihadapi Indonesia. Salah satunya adalah stunting, yang menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), memengaruhi lebih dari 27% anak-anak Indonesia. Stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga pada perkembangan otak, yang pada akhirnya mempengaruhikemampuan kognitif mereka di sekolah. Program MBG hadir untuk mengatasimasalah ini dengan memberikan makanan bergizi yang dapat mendukungpertumbuhan fisik dan kognitif anak-anak, mencegah masalah seperti stunting, dan membantu meningkatkan daya tahan tubuh mereka.

Program ini juga memiliki dampak positif dalam mencegah anemia, yang merupakan masalah kesehatan umum di kalangan anak-anak dan ibu hamil. Anemia dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, termasukkelelahan, penurunan daya ingat, dan kemampuan belajar yang terbatas. Dengan memberikan asupan makanan bergizi yang mengandung zat besi, vitamin, dan mineral lainnya, MBG berperan penting dalam menjaga kesehatananak-anak dan mendukung mereka untuk mencapai potensi terbaik mereka.

Tentu saja, meskipun program MBG mendapatkan respons positif, tetap adatantangan dalam implementasinya, seperti yang disampaikan oleh Pakar Pelayanandan Kebijakan Publik sekaligus Wakil Direktur 1 Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR), Prof. Dr. H. Jusuf Irianto, menyebutkan bahwa meskipun adabeberapa masalah teknis yang muncul di lapangan, meskipun ada tantangan teknisdi lapangan, hal tersebut wajar dalam fase awal implementasi dan menjadi dasarevaluasi untuk perbaikan berkelanjutan. Menurutnya, hal yang penting adalahmemastikan bahwa masalah teknis tersebut tidak mengalahkan substansi dariprogram ini.

Sehingga perlu dilakukan evaluasi dan perbaikan berkelanjutan dalam program MBG. Standarisasi dan tata kelola yang baik adalah kunci keberhasilan program ini. Pemerintah harus memastikan bahwa setiap tahapan pelaksanaan MBG dapatdilaksanakan dengan konsisten dan efisien, dengan tata kelola yang baik sehinggamanfaat program dapat dirasakan secara optimal oleh masyarakat. Oleh karena itu, tata kelola yang baik sangat diperlukan untuk memastikan bahwa program ini dapatterus berjalan dan memberikan manfaat nyata bagi rakyat.

Program MBG bukan hanya sekadar program sosial, tetapi merupakan investasijangka panjang untuk masa depan bangsa. Pemerintah berharap program ini dapatberkontribusi pada pembentukan Generasi Emas 2045, yang cerdas, sehat, dan produktif. Dengan memberikan makanan bergizi secara rutin, pemerintah berupayamenciptakan fondasi yang kokoh bagi masa depan Indonesia, di mana anak-anakmemiliki kesempatan terbaik untuk berkembang dan meraih cita-citanya.

Secara keseluruhan, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah salah satulangkah strategis pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusiaIndonesia. Dengan pengawasan ketat, pelatihan bagi petugas, dan komitmen untukmemastikan kualitas makanan yang disajikan, program ini dapat menjadi solusinyata dalam menciptakan generasi sehat, cerdas, dan berprestasi. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mendukung keberlanjutan program ini agar manfaatnya dapat dirasakan oleh anak-anak Indonesia di seluruh pelosok negeri.

)*Penulis merupakan Pengamat Sosial

Close Ads X
ayo buat website