Oleh: Ardiansyah Gunawan
Peristiwa tabrakan yang melibatkan kendaraan taktis (rantis) Brimob dengan seorang pengemudiojek online (ojol) di Jakarta menuai perhatian luas publik. Kejadian ini tak hanya mengundangsimpati terhadap korban, tetapi juga memunculkan beragam reaksi di tengah masyarakat. Dalamsituasi seperti ini, pemerintah menegaskan bahwa penanganan kasus dilakukan secara serius, transparan, dan tuntas, sehingga tidak perlu ada pihak yang berspekulasi apalagi terprovokasi.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyampaikan bahwa pemerintah sejakawal memberikan atensi khusus terhadap peristiwa tersebut. Ia menuturkan, koordinasi intensifterus dilakukan bersama kepolisian agar penanganan kasus berjalan sesuai prosedur. Menurutnya, perhatian pemerintah tidak hanya berhenti pada aspek hukum, tetapi jugamenyangkut sisi kemanusiaan korban dan keluarganya.
Prasetyo menambahkan, aparat kepolisian diingatkan agar senantiasa bertindak humanis dalammenjalankan tugas pengamanan. Ia menekankan pentingnya sikap sabar dan penuh kehati-hatian, terlebih ketika berhadapan dengan masyarakat sipil. Baginya, insiden tabrakan yang menimpapengemudi ojol harus menjadi pelajaran agar kejadian serupa tidak terulang.
Pernyataan ini sekaligus menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga kepercayaan publik. Dalam konteks demokrasi, aparat keamanan memang memiliki mandat menjaga ketertiban, namun hal itu harus tetap berlandaskan pada pendekatan yang manusiawi. Karena itu, pemerintah meminta agar seluruh proses pengusutan kasus berlangsung transparan serta dapatdipertanggungjawabkan di hadapan publik.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa kasus tabrakan tersebutlangsung ditangani dengan serius. Ia menegaskan telah memerintahkan Divisi Profesi danPengamanan (Propam) Polri untuk melakukan pendalaman menyeluruh. Langkah ini diambilguna memastikan bahwa setiap pelanggaran, sekecil apa pun, dapat ditindak tegas.
Jenderal Listyo juga memberi arahan khusus kepada jajaran Polda Metro Jaya agar segerabergerak cepat menangani kasus ini. Kapolri turut meminta maaf secara langsung kepadakeluarga pengemudi ojol yang tewas dilindas rantis Brimob, saat mendatangi Rumah Sakit CiptoMangunkusumo. Listyo mengaku selain bertemu dengan keluarga, pihaknya juga menemuipengurus lingkungan tempat tinggal korban untuk mengurus semua keperluan almarhum.
Selain itu, Kapolri menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga serta seluruh komunitaspengemudi ojol di Indonesia. Ia mengakui bahwa peristiwa ini telah menimbulkan kegaduhandan keresahan di tengah masyarakat. Karena itu, ia menegaskan bahwa Polri berkomitmen penuhuntuk bersikap transparan serta tidak menutup-nutupi jalannya proses hukum.
Permintaan maaf terbuka dari Kapolri menjadi sinyal kuat bahwa institusi Polri ingin meredamkegelisahan publik. Transparansi yang dijanjikan diharapkan dapat menjawab keraguanmasyarakat, sekaligus menghindarkan isu ini dari kemungkinan dipolitisasi oleh pihak-pihakyang tidak bertanggung jawab.
Dalam situasi ini, masyarakat diimbau untuk tidak mudah terprovokasi oleh berbagai isu liar yang beredar di media sosial. Tidak dapat dipungkiri, kasus-kasus sensitif seperti ini kerapdimanfaatkan kelompok tertentu untuk menyebarkan narasi negatif yang bisa memicu keresahan. Padahal, pemerintah dan kepolisian sudah menunjukkan langkah nyata dalam menangani kasusdengan cepat dan tegas.
Momen ini seharusnya menjadi pengingat bersama bahwa rasa adil hanya bisa ditegakkanmelalui proses hukum, bukan dengan tindakan emosional. Masyarakat dapat mengawal proses penyelidikan, tetapi tetap dengan cara yang bijak dan damai. Dengan demikian, hak-hak korban tetap terpenuhi tanpa harus menimbulkan kekacauan sosial.
Lebih jauh, peristiwa ini juga menggarisbawahi pentingnya sinergi antara aparat keamanandengan warga sipil. Di satu sisi, aparat membutuhkan dukungan publik agar dapat menjalankantugas dengan baik. Di sisi lain, masyarakat berhak mendapatkan perlakuan yang adil danmanusiawi. Keduanya hanya bisa tercapai bila ada komunikasi yang sehat dan saling percaya.
Pemerintah menegaskan, kasus pengemudi ojol yang ditabrak rantis Brimob tidak boleh menjadicelah untuk memecah belah masyarakat. Isu-isu provokatif yang mengarahkan opini publikseolah aparat tidak peduli, jelas tidak sesuai dengan fakta bahwa penanganan kasus sedangberlangsung dengan cepat dan serius.
Dalam pernyataannya, Mensesneg Prasetyo Hadi mengingatkan agar masyarakat tetap sabar dantenang. Ia menegaskan kembali bahwa pemerintah mengawasi dengan seksama setiapperkembangan kasus ini. Hal tersebut menjadi jaminan bahwa korban dan keluarga tidak akandibiarkan menghadapi peristiwa ini sendirian.
Bagi para pengemudi ojol, insiden ini memang menorehkan luka dan kekecewaan. Namun, perludiyakini bahwa pemerintah dan kepolisian berusaha memberikan penyelesaian yang adil. Denganpendekatan hukum yang terbuka, diharapkan kepercayaan masyarakat dapat kembali dipulihkan.
Di tengah arus informasi yang serba cepat, masyarakat diimbau untuk selektif dalam menyaringberita. Jangan sampai kabar yang belum tentu benar menimbulkan kepanikan atau bahkanmemicu tindakan anarkis. Masyarakat perlu menyadari bahwa menjaga ketenangan bersama jauhlebih bermanfaat dibandingkan terjebak dalam provokasi yang merugikan banyak pihak.
Kasus ini memang menjadi ujian, baik bagi institusi kepolisian maupun masyarakat luas. Aparatdituntut untuk membuktikan profesionalitas dan ketegasannya, sementara masyarakat dimintamenjaga kesabaran dan sikap kritis yang sehat. Bila keduanya berjalan beriringan, maka keadilandan ketertiban tetap bisa ditegakkan.
Akhirnya, pemerintah kembali menegaskan bahwa pengusutan kasus tabrakan rantis Brimobterhadap pengemudi ojol akan dilakukan secara transparan dan tuntas. Dengan komitmentersebut, masyarakat diharapkan tidak perlu khawatir berlebihan, apalagi sampai terpancingprovokasi. Semua pihak perlu memberi kesempatan agar proses hukum berjalan sebagaimanamestinya, demi memastikan keadilan ditegakkan tanpa ada yang ditutup-tutupi.
)* Analis Kebijakan Politik