ayo buat website

Surplus Beras 4,86 Juta Ton Menguatkan Ketahanan Pangan Nasional

Suara Papua - Tuesday, 26 August 2025 - 19:45 WITA
Surplus Beras 4,86 Juta Ton Menguatkan Ketahanan Pangan Nasional
 (Suara Papua)
Penulis
|
Editor

Oleh: Maya Kartika )*

Indonesia memasuki babak baru dalam sejarah ketahanan pangan. Untuk pertamakalinya sejak merdeka, cadangan beras nasional mencapai titik surplus sebesar 4,86 juta ton. Capaian monumental ini menegaskan keberhasilan pemerintah dalammengelola produksi pertanian sekaligus memperkuat pondasi swasembada pangan.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyebut surplus tersebut bukan sekadarangka statistik, melainkan buah dari konsistensi kebijakan yang berpihak kepadapetani. Menurutnya, dalam kurun Januari hingga September 2025 produksi berasdiproyeksikan mencapai 28,24 juta ton, atau naik lebih dari 12 persen dibandingkantahun sebelumnya. Dengan konsumsi nasional sekitar 23,38 juta ton, maka cadangan4,86 juta ton menjadi bukti nyata kemandirian pangan semakin dekat terwujud.

Keberhasilan ini mendapat sorotan dari lembaga internasional seperti FAO, USDA, dan BPS yang menilai langkah Indonesia sebagai prestasi penting bagi stabilitas pangandunia. Sejak Januari 2025, Indonesia bahkan telah berhenti mengimpor beras. Keputusan tersebut bukan hanya mengurangi ketergantungan, tetapi juga berdampakpada penurunan harga beras internasional dari 460 dolar menjadi 370 dolar per ton. Hal ini menunjukkan kontribusi petani Indonesia tidak hanya untuk negeri sendiri, melainkanjuga untuk menjaga keseimbangan pasar global.

Pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto telah mengarahkan kebijakanpangan secara terukur. Penyesuaian harga gabah, distribusi pupuk subsidi yang lebihtepat sasaran, hingga dukungan peralatan pertanian modern menjadi faktor yang mendorong kenaikan produksi. Perum Bulog kini menyimpan cadangan 4,2 juta ton beras, jumlah tertinggi sejak lembaga itu berdiri pada 1969. Keberadaan stok melimpahini menjamin ketersediaan pangan rakyat sekaligus menjaga stabilitas harga.

Menteri Pertanian menekankan bahwa Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia menjadi momentum bersejarah untuk melompat maju secara eksponensial dalampembangunan pangan. Dengan dukungan Presiden Prabowo dan kerja keras petani di lapangan, target swasembada yang semula diproyeksikan empat tahun bisa dipercepatmenjadi hanya satu tahun. Ia menambahkan bahwa ketahanan pangan merupakanfondasi tegaknya bangsa; tanpa pangan yang cukup, negara akan menghadapikerentanan besar.

Apresiasi atas capaian tersebut datang dari parlemen. Anggota Komisi IV DPR RI, Khalid, menyatakan produksi yang meningkat memberi ruang besar bagi Bulog untukmenyerap gabah petani. Menurutnya, penyerapan luar biasa hingga menembus 4 jutaton beras tidak hanya menjamin ketersediaan pangan nasional, tetapi juga memberikankepastian pasar bagi petani. Ia menilai langkah pemerintah ini selaras dengan janjimenghadirkan negara di tengah rakyat, khususnya dalam sektor strategis sepertipangan.

Senada dengan itu, Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, menilai surplus beras ini sebagai hasil dari kebijakan pertanian yang tepat sasaran. Iamenyebut stok lebih dari 4 juta ton cadangan pemerintah merupakan langkah pentinguntuk menjaga ketahanan pangan. Bahkan, ia melihat peluang besar untuk membukapasar ekspor ke negara-negara lain. Dengan demikian, surplus tidak hanyamenguntungkan konsumen dalam negeri, tetapi juga mampu meningkatkankesejahteraan petani melalui pasar global.

Namun, capaian ini tidak membuat pemerintah abai terhadap tantangan ke depan. Andi Amran menyoroti tata kelola penggilingan padi yang perlu mendapat perhatian. Saat ini, terdapat lebih dari 161 ribu penggilingan kecil dengan kapasitas jauh di atas kebutuhannasional. Meski begitu, sebagian penggilingan kerap menghadapi tekanan harga, terutama saat masa paceklik. Pemerintah memastikan penggilingan kecil tetapterlindungi melalui regulasi dan dukungan khusus agar mampu bersaing denganpenggilingan besar, sehingga lapangan kerja masyarakat tetap terjaga. Menteri Pertanian menegaskan perlunya intervensi pemerintah agar tidak terjadi monopoli yang bisa mengancam lapangan kerja jutaan orang.

Optimisme pemerintah semakin kuat dengan proyeksi FAO yang memperkirakanproduksi beras Indonesia musim 2025/2026 mencapai 35,6 juta ton, meningkat 4,5 persen dari musim sebelumnya. USDA pun memperkirakan angka 34,6 juta ton, atautumbuh hampir 5 persen dibanding tahun lalu. Prediksi ini menambah keyakinan bahwaIndonesia benar-benar berada di jalur swasembada.

Keberhasilan surplus beras juga menunjukkan bahwa nilai tukar petani meningkatsignifikan hingga 122 persen, jauh melampaui target pemerintah. Hal ini menjadiindikator kesejahteraan petani mengalami perbaikan. Tidak hanya sekadar menjagastok, kebijakan pemerintah berhasil menyentuh langsung para pelaku utama pertanianyang selama ini menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional.

Pemerintah memastikan strategi besar di sektor pertanian terus berlanjut. Dukunganinfrastruktur irigasi, akses jalan tani, hingga sistem logistik diperkuat agar hasil panenterserap optimal. Di sisi lain, pengawasan diperketat untuk mencegah praktik curang, penimbunan, maupun permainan harga yang merugikan masyarakat. Dengan demikian, capaian surplus tidak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga benar-benar memberikankeadilan bagi seluruh rakyat.

Indonesia kini berada pada posisi yang lebih kokoh dalam menghadapi dinamika global. Surplus 4,86 juta ton beras menjadi bukti bahwa dengan kebijakan yang berpihak pada petani, kerja keras pemerintah, dan semangat kolektif masyarakat, kemandirian panganbukan lagi sekadar cita-cita, melainkan kenyataan yang sedang terwujud. Dengancadangan yang kuat, bangsa ini semakin yakin menatap masa depan tanpa bergantungpada impor, sekaligus berkontribusi pada stabilitas pangan dunia.

)* Pemerhati Kebijakan Publik

Close Ads X
ayo buat website