Oleh: Samad Arifin *)
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen penuh dalam mewujudkan Indonesia yang mandiri dan sejahtera melalui program Asta Cita. Salah satu aspek penting dalam agenda pembangunan nasional adalah ketahanan pangan, yang menjadi fondasi utama dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Ketahanan pangan bukan sekadar memastikan ketersediaan bahan makanan, tetapi juga mencakup stabilitas harga, aksesibilitas bagi seluruh lapisan masyarakat, serta keberlanjutan produksi di tengah tantangan global yang semakin kompleks. Dalam upaya mencapai swasembada pangan, pemerintah menggalakkan berbagai kebijakan strategis, termasuk penguatan cadangan pangan.
Akademisi di bidang ekonomi dan industri dari Universitas Persada Indonesia YAI, Nurina, menilai langkah ini sebagai strategi yang sangat krusial. Menurutnya, perubahan iklim, fluktuasi harga pangan global, serta risiko bencana alam merupakan tantangan nyata yang memerlukan respons cepat dan terukur. Dengan cadangan pangan yang memadai, Indonesia tidak hanya dapat menghadapi gejolak eksternal, tetapi juga membangun sistem ketahanan pangan yang berkelanjutan untuk jangka panjang. Ia menegaskan bahwa program Asta Cita perlu mendapat dukungan penuh karena secara langsung berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Namun, keberhasilan dalam mencapai swasembada pangan tidak semata-mata bergantung pada ketersediaan sumber daya, tetapi juga pada efektivitas implementasi kebijakan yang dilakukan secara transparan dan inklusif. Untuk itu, pemerintah terus mendorong penguatan ekosistem pangan nasional melalui berbagai pendekatan, termasuk pemanfaatan inovasi teknologi, peningkatan kapasitas petani, serta kolaborasi lintas sektor yang lebih erat. Nurina menekankan bahwa cadangan pangan yang dikelola dengan baik harus memastikan kuantitas yang cukup, kualitas yang baik, serta distribusi yang merata bagi seluruh masyarakat.
Akademisi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Jeki, turut menyoroti pentingnya cadangan pangan sebagai elemen kunci dalam menghadapi tantangan global. Menurutnya, ketersediaan pangan yang stabil akan mendukung kesejahteraan masyarakat, terutama dalam kondisi yang rentan terhadap gangguan eksternal seperti perubahan iklim dan krisis pangan dunia. Ia juga menegaskan bahwa sinergi lintas sektor merupakan faktor utama dalam keberhasilan swasembada pangan. Keterlibatan pemerintah bersama berbagai elemen masyarakat, mulai dari petani, akademisi, sektor swasta, hingga TNI-Polri, menjadi kunci untuk menjamin produksi pangan yang mencukupi dan berkelanjutan.
Pemerintah memiliki peran strategis dalam menciptakan kebijakan yang berpihak pada petani. Melalui Kementerian Pertanian dan lembaga terkait, berbagai program telah digulirkan, seperti subsidi pupuk, penyediaan benih unggul, serta penyuluhan dan pendampingan bagi petani. Selain itu, pembangunan infrastruktur pertanian juga menjadi prioritas, mencakup irigasi, jalan tani, dan fasilitas penyimpanan hasil panen yang lebih baik. Dengan adanya dukungan menyeluruh ini, diharapkan produktivitas pertanian dapat terus meningkat dan berkontribusi langsung terhadap ketahanan pangan nasional.
Dalam skala global, laporan FAO tahun 2024 menunjukkan bahwa sekitar 864 juta jiwa mengalami kerawanan pangan, terutama di kawasan pedesaan Asia. Fenomena ini menjadi peringatan bagi Indonesia untuk terus memperkuat ketahanan pangan dengan memperhatikan keseimbangan antara kota dan desa. Ketimpangan dalam akses pangan masih menjadi tantangan besar, di mana kota-kota besar cenderung memiliki ketersediaan pangan yang lebih baik dibandingkan wilayah pedesaan yang justru menjadi penghasil utama bahan makanan. Untuk mengatasi hal ini, pendekatan pembangunan yang lebih merata menjadi keharusan, agar desa sebagai tulang punggung produksi pangan dapat berkembang dan mendukung ketahanan pangan nasional secara lebih optimal.
Sebagai respons terhadap tantangan tersebut, pemerintah meluncurkan program Brigade Pangan (BP), sebuah langkah konkret dalam mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan. Pendekatan terstruktur dan terintegrasi dari program ini bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya dan teknologi guna meningkatkan hasil produksi pangan secara signifikan. Keberhasilan Brigade Pangan sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, serta kolaborasi dengan berbagai sektor. Tidak hanya melibatkan sektor pertanian, program ini juga melibatkan TNI-Polri dalam pengamanan serta pendampingan, perbankan dalam dukungan pembiayaan, Bulog dalam pengelolaan cadangan pangan, serta sektor swasta dalam inovasi dan teknologi pertanian.
Sinergi dalam implementasi program Brigade Pangan diwujudkan melalui pembentukan kelompok tani yang lebih terorganisir, kemitraan antara petani dan sektor swasta, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pendampingan dan pelatihan. Dengan kerja sama yang erat antara berbagai pihak, produksi pangan nasional dapat ditingkatkan secara signifikan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan.
Pemerintah, melalui Kementerian Pertanian, terus memperkuat koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan program swasembada pangan berjalan dengan optimal. TNI dan Polri berperan dalam pengamanan serta pendampingan teknis, sementara perbankan memberikan dukungan finansial bagi petani dan pelaku usaha di sektor pertanian. Sektor swasta juga dilibatkan dalam pengembangan teknologi pertanian yang lebih modern, yang dapat meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor pangan.
Kolaborasi antara berbagai elemen masyarakat ini menjadi landasan utama dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan. Dengan sinergi yang kuat, kebijakan yang tepat sasaran, serta koordinasi yang efektif, upaya mencapai swasembada pangan bukan sekadar wacana, tetapi sebuah kenyataan yang dapat diwujudkan dalam waktu dekat. Dengan kerja sama yang erat dan semangat gotong royong, Indonesia dapat membangun ketahanan pangan yang tangguh, memastikan ketersediaan pangan bagi seluruh rakyat, serta menciptakan kesejahteraan yang lebih merata di seluruh wilayah.
)* Penggerak Petani Milenial asal Boyolali