Oleh: Nurul Janida )*
Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang resmi diluncurkan pada 6 Januari 2025, telah menjadi salah satu inovasi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal sembari memastikan pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Inisiatif ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak.
Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI, Herman Khaeron, mengatakan bahwa program ini tidak hanya memberikan manfaat kesehatan tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Program MBG dirancang untuk menjangkau berbagai kelompok masyarakat, terutama anak-anak sekolah di tingkat SD, SMP, dan SMA, serta ibu hamil.
Pemerintah mengoperasikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di berbagai daerah, dengan memprioritaskan penggunaan bahan baku lokal dalam penyediaan makanan bergizi. Pendekatan ini diharapkan mampu mendukung perekonomian daerah melalui peningkatan permintaan terhadap produk-produk lokal.
Herman Khaeron menyatakan bahwa program ini merupakan langkah strategis dalam mencetak generasi muda yang unggul untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Dengan memastikan kebutuhan gizi anak-anak terpenuhi, generasi muda Indonesia diharapkan dapat tumbuh sehat, cerdas, dan produktif. Hal ini dianggap sebagai investasi jangka panjang untuk menciptakan sumber daya manusia berkualitas yang mampu menghadapi tantangan global.
Tidak hanya berdampak pada kesehatan, program MBG juga berpotensi menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Melalui pemberdayaan warga lokal, baik sebagai penyedia bahan baku maupun tenaga kerja dalam operasional SPPG, program ini memberikan peluang penghasilan tambahan bagi masyarakat. Dengan demikian, roda perekonomian lokal pun bergerak lebih dinamis.
Pemerintah mencatat, sejak awal peluncurannya, sudah ada 190 titik SPPG yang beroperasi. Jumlah ini diproyeksikan meningkat hingga 937 titik pada akhir Januari 2025, dengan target menjangkau tiga juta penerima manfaat. Ke depan, cakupan program ini akan terus diperluas hingga menyentuh 82,9 juta penerima manfaat pada 2029. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memberikan dampak yang lebih luas dan signifikan bagi masyarakat.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Sultan Najamuddin, mengatakan masyarakat Indonesia yang terkenal dermawan dapat berkontribusi secara signifikan dalam mendukung keberlanjutan program ini melalui partisipasi aktif. Potensi dana ZIS yang besar dapat dimanfaatkan untuk menutup sebagian kebutuhan anggaran program MBG. Pengelolaan dana tersebut akan melibatkan lembaga-lembaga terpercaya seperti Badan Zakat Nasional (BAZNAS) serta organisasi masyarakat keagamaan. Usulan ini diharapkan mampu menciptakan sistem pembiayaan yang transparan dan akuntabel sehingga masyarakat merasa nyaman untuk turut berpartisipasi.
Dukungan internasional juga datang dari Jepang. Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, mengatakan komitmen negaranya untuk mendukung pelaksanaan program MBG di Indonesia. Jepang, yang memiliki pengalaman lebih dari 80 tahun dalam program makan bergizi, menawarkan pelatihan dan pengiriman tenaga ahli untuk membantu optimalisasi implementasi MBG. Langkah ini menegaskan pentingnya kerja sama internasional dalam mengatasi isu kesehatan dan gizi masyarakat.
Presiden Prabowo Subianto menyambut baik inisiatif Jepang tersebut. Presiden Prabowo menekankan bahwa pengalaman dan keahlian Jepang dalam menyediakan makanan bergizi dapat menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia. Dukungan ini juga memperkuat posisi Indonesia dalam membangun generasi emas yang sehat dan berdaya saing tinggi di kancah global.
Sejalan dengan program MBG, pemerintah juga tetap menjaga fokus pada prioritas lainnya seperti kemandirian pangan, energi, dan air. Sinergi antara berbagai program strategis ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem pembangunan yang berkelanjutan. Dengan melibatkan masyarakat dan sektor swasta, pemerintah optimistis dapat mencapai target pembangunan nasional secara lebih efektif.
Program MBG telah menjadi contoh nyata bagaimana kebijakan publik dapat dirancang untuk memberikan dampak ganda. Selain memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, program ini turut mendorong pemberdayaan ekonomi lokal dan membangun solidaritas sosial. Dengan dukungan semua pihak, program ini diharapkan mampu menjadi pilar penting dalam menciptakan Indonesia yang lebih sejahtera.
Selain itu, program MBG juga mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembangunan. Dengan melibatkan berbagai kelompok, mulai dari pemerintah, sektor swasta, hingga komunitas lokal, program ini menciptakan ekosistem kolaboratif yang memperkuat rasa tanggung jawab bersama. Pendekatan ini tidak hanya mempercepat pencapaian tujuan program, tetapi juga membangun kepercayaan antara pemangku kepentingan. Keberhasilan program ini pun dapat menjadi model bagi inisiatif serupa di wilayah lain yang ingin mencapai dampak serupa.
Di sisi lain, keberlanjutan program ini memerlukan perhatian terhadap inovasi dan adaptasi kebijakan sesuai dengan dinamika sosial dan ekonomi yang terus berkembang. Investasi dalam teknologi dan pelatihan sumber daya manusia menjadi elemen kunci untuk memastikan program ini tetap relevan dan efektif dalam jangka panjang. Dengan langkah strategis yang konsisten, program MBG memiliki potensi besar untuk tidak hanya mengatasi tantangan saat ini, tetapi juga menciptakan pondasi bagi generasi mendatang untuk hidup dalam kesejahteraan dan harmoni.
Ke depan, pemerintah berkomitmen untuk terus mengevaluasi dan memperbaiki pelaksanaan program ini agar manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak masyarakat. Melalui kolaborasi yang inklusif antara pemerintah, masyarakat, dan mitra internasional, program MBG diharapkan dapat menjadi katalisator transformasi sosial-ekonomi Indonesia.
Dengan berbagai langkah strategis yang telah direncanakan, optimisme menyelimuti perjalanan program MBG. Pemerintah percaya bahwa sinergi yang kuat antar pihak akan membawa dampak positif yang berkelanjutan, tidak hanya bagi masyarakat saat ini tetapi juga bagi generasi mendatang.
)* Penulis adalah mahasiswa Malang tinggal di Jakarta