Oleh: Teuku Rafi )*
Di era persaingan global yang semakin ketat, generasi muda membutuhkan dukungan untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. Menyadari tantangan ini, Program AMANAH (Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat Aceh) hadir sebagai inisiatif yang bertujuan membantu para pemuda di Aceh dalam mengasah keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh industri masa kini.
Program AMANAH dirancang untuk memberikan pelatihan, pendampingan, dan kesempatan kerja kepada generasi muda di Aceh. Dengan fokus pada pengembangan keterampilan teknis, soft skills, dan pemahaman tentang dunia kerja, program ini telah menjadi jembatan bagi banyak pemuda Aceh untuk memasuki pasar kerja yang kompetitif. Salah satu program AMANAH adalah program Dayahpreneur, yaitu kegiatan workshop yang bekerja sama dengan pesantren-pesantren di Aceh untuk mengembangkan keterampilan para santri.
Salah satu program Dayahpreneur yang dilakukan AMANAH yaitu program dalam sektor perikanan yang melibatkan para santri dan dayah (pesantren) dalam pengembangan akuakultur, khususnya dengan memperkenalkan dan mengaplikasikan sistem bioflok untuk budidaya perikanan air tawar. Langkah ini bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi perikanan, tetapi juga untuk memberikan keterampilan praktis yang akan bermanfaat bagi para santri dalam menghadapi dunia kerja di masa depan.
Sistem bioflok, yang telah dikenal sebagai teknologi efektif dalam budidaya ikan air tawar, khususnya ikan nila, memungkinkan pengelolaan kolam dengan lebih efisien. Hadiyan Zikri, seorang mahasiswa sekaligus pengelola budidaya ikan nila dengan metode bioflok, menyambut baik inisiatif ini. Menurutnya, program yang dijalankan oleh tim AMANAH tidak hanya membantu meningkatkan produktivitas, tetapi juga memberikan kesempatan bagi para santri untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru yang relevan dengan industri perikanan.
Hadiyan menjelaskan bahwa sistem bioflok ini sangat efektif dalam memaksimalkan kinerja budidaya, karena mampu mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan meningkatkan kualitas hasil panen. Program ini, lanjutnya, menjadi titik awal yang penting bagi para santri di dayah untuk mulai mandiri dan mengembangkan usaha budidaya mereka sendiri. Melalui keterampilan yang mereka peroleh dari program ini, para santri diharapkan dapat menghadapi dunia kerja dengan lebih percaya diri dan memiliki kemampuan untuk bersaing, baik di sektor perikanan maupun bidang lainnya.
Selain itu, program pengembangan akuakultur ini juga menjadi bentuk pemberdayaan yang signifikan, karena para santri tidak hanya dibekali dengan teori, tetapi juga pengalaman praktis yang nyata. Dengan demikian, ketika mereka nanti memasuki dunia kerja, mereka sudah memiliki bekal keterampilan yang siap diterapkan. Keterlibatan dalam program ini memberi mereka wawasan tentang manajemen usaha, penerapan teknologi dalam budidaya, serta kemampuan untuk berpikir kritis dan inovatif, semua ini merupakan kualitas yang sangat dicari di dunia kerja.
Secara keseluruhan, inisiatif AMANAH ini tidak hanya berfokus pada peningkatan hasil produksi perikanan, tetapi juga pada pembangunan kapasitas sumber daya manusia, terutama para santri, agar mereka siap menghadapi tantangan di dunia kerja. Dengan keterampilan dan pengetahuan yang mereka peroleh, para santri diharapkan dapat menjadi individu yang mandiri dan produktif, mampu menciptakan peluang kerja bagi diri mereka sendiri dan komunitas mereka.
Selain itu, AMANAH juga mengadakan workshop menjahit menggunakan mesin jahit yang melibatkan kolaborasi dengan Komunitas YPI Syamsul Maarif Al Ahmad dan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Banda Aceh. Kegiatan ini terbukti sangat bermanfaat bagi peserta, terutama mengingat bahwa fashion di dayah-dayah saat ini masih relatif sederhana dan tidak banyak berkembang. Rahmayuni, instruktur pelatihan, menjelaskan bahwa pelatihan ini tidak hanya membantu meningkatkan pendapatan peserta, tetapi juga memberikan keterampilan baru yang relevan.
Sementara itu, Syeikh Baihaqi, pimpinan Dayah Syamsul Maarif Al Ahmad, menambahkan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan santri dengan memperkenalkan desain baju yang lebih modern dan inovatif. Jika sebelumnya pelatihan hanya menghasilkan baju polos, kini para santri diajarkan untuk membuat kombinasi desain yang lebih variatif dan menarik. Ini adalah langkah maju yang signifikan dalam mendukung kreativitas dan keahlian para santri.
Syeikh Baihaqi juga menyampaikan rasa terima kasih kepada AMANAH dan Badan Intelijen Negara (BIN) atas program ini dan berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan di dayah-dayah lainnya. Ia menekankan pentingnya kerja sama dalam menciptakan pelatihan yang berkualitas agar lebih banyak santri yang dapat merasakan manfaatnya. Program ini juga memberikan mesin jahit kepada dayah-dayah yang berpartisipasi, yang tidak hanya membantu dalam pelatihan tetapi juga memfasilitasi produksi baju di masa mendatang.
Nantinya, program dayahpreneur ini memiliki dampak yang signifikan terhadap penciptaan generasi muda yang siap memasuki dunia kerja. Dengan keterampilan berbudidaya ikan dengan sistem bioflok serta cara menjahit yang praktis dan relevan, santri akan memiliki keunggulan kompetitif di pasar kerja. Keterampilan ini membuka peluang bagi mereka untuk memasuki industri perikanan, fashion atau bidang pekerjaan lain yang memerlukan keterampilan teknis, sehingga mempersiapkan mereka untuk lebih sukses dan mandiri secara ekonomi di masa depan.
)* Entrepreneur Muda