Bali – Dalam event IAF II, beberapa side events yang disiapkan oleh kementerian/lembaga itu salah satunya Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF).
Forum parlemen ini digelar di Bali hingga 2 September 2024, berkesinambungan dengan Forum Tingkat Tinggi (FTT) Indonesia-Afrika yang diselenggarakan oleh Pemerintah. Dengan tema ‘Memperkuat Kemitraan Parlemen Indonesia-Afrika untuk Pembangunan’ pada perhelatan IAPF, DPR ingin fokus membangun kemitraan antar Parlemen.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Puan Maharani, menyatakan keyakinannya bahwa penyelenggaraan Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) tingkatkan nilai tambah dalam hubungan antara Indonesia dan negara-negara Afrika.
“Forum ini adalah bukti nyata dari komitmen Indonesia untuk selalu berada di garis depan dalam membangun dunia yang lebih baik,” kata Puan.
Menurut Puan, IAPF merupakan langkah strategis untuk membangun kemitraan antar parlemen yang dapat memperluas dan memperdalam hubungan bilateral antara Indonesia dan Afrika.
“Nilai tambah tersebut akan tercapai bila parlemen Indonesia dan negara-negara Afrika memperkuat kerja sama,” tutur Ketua DPR RI.
Apalagi, lanjutnya, Indonesia dan Afrika memiliki historis di mana hubungan antar negara sudah telah terjalin sejak Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 dan Gerakan Non-Blok tahun 1961
Ketua DPR RI juga menyambut delegasi Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) dengan jamuan makan malam atau gala dinner.
DPR RI sebagai tuan rumah menjamu para delegasi dengan sambutan makan malam (welcoming dinner) di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Sabtu (31/8/24) malam.
“Saya berharap menjadi babak baru atau pembuka lembaran baru hubungan kerjasama Indonesia dengan negara-negara Afrika,” ujar Ketua DPR RI.
Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri RI Dewi Justicia Meidiwaty mengatakan kegiatan side events dalam rangkaian acara IAF II, menjadi ajang untuk memperluas jejaring, melakukan diskusi konstruktif, serta menggali potensi kerja sama, khususnya di bidang ekonomi.
“Forum ini juga akan dimanfaatkan untuk bertukar pengalaman dan praktik terbaik, terutama dalam pengelolaan sumber daya alam, kerja sama ekonomi bilateral dan regional, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia,” katanya.