Oleh: Martha Yuliana Tabuni)*
Aksi kekerasan yang dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali terjadi di Papua dengan menembak seorang anggota TNI maupun masyarakat sipil. Aksi tersebut tentu saja mendapat reaksi keras dari aparat keamanan mengingat Aparat Keamanan, termasuk yang berasal dari Orang Asli Papua (OAP) selama ini bertugas melindungi masyarakat.
OPM terus melakukan kekerasan terhadap masyarakat maupun aparat keamanan. Terbaru, OPM kembali menembak mati warga sipil di Kampung Timida, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah pada hari Selasa tanggal 11 Juni 2024. Korban merupakan sopir angkot.
Bukan hanya sekedar menghabisi nyawa korban, namun gerombolan teroris itu juga membakar angkot milik korban. Ternyata pelaku penembakan sekaligus pembakaran itu adalah OPM pimpinan Undius Kogoya yang memang selama ini kerap menjalankan aksi biadab mereka di Kabupaten Paniai.
Sebelumnya, OPM kembali melakukan aksi kekerasan berupa penembakan terhadap OAP. Penembakan ini terjadi setelah aksi baku tembak antara pasukan TNI dengan OPM pada 6 Juni 2024 lalu. Baku tembakan tersebut berlangsung di beberapa wilayah, seperti Area Kilo 2, Arah Kali Biru, Wilayah Logbon, dan sekitar Bandara di Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo. Dalam kejadian tersebut, seorang anggota TNI bernama Obaja Tegket asal Papua menjadi salah satu korban yang terkena tembakan brutal OPM.
Satgas Ops Damai Cartenz-2024 membenarkan jatuhnya korban dari pihak TNI. Pratu Rajami Uhio, anggota Kodim 1715/Yahukimo, mengalami luka tembak pada paha sebelah kiri dan sedang dirawat di Rumah Sakit Dekai Yahukimo.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2024, AKBP Dr. Bayu Suseno, menyampaikan bahwa penembakan oleh OPM terjadi pada Kamis, 6 Juni 2024, pukul 18.20 WIT, di Jalan Seradala, Kilometer 2, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Menurut AKBP Dr. Bayu, penyerangan oleh OPM menyebabkan Pratu Rajami Uhio mengalami luka tembak di paha sebelah kiri. Setelah menerima laporan melalui radio HT Polres Yahukimo tentang suara tembakan dari arah Jalan Seradala, tepatnya di jembatan kilometer 2, Dekai, Yahukimo, tim dari Satgas Ops Damai Cartenz-2024 langsung bergerak cepat mendatangi TKP.
Satgas Ops Damai Cartenz-2024 berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah penindakan yang tegas dan terukur terhadap OPM, pelaku penembakan ini, guna menjaga keamanan dan kedamaian di wilayah Papua. Kejadian ini menyoroti kembali pentingnya keamanan dan stabilitas di Papua, serta dukungan penuh terhadap aparat keamanan yang bertugas di lapangan.
Aksi kekerasan yang dilakukan OPM di Papua tentu saja menimbulkan kekhawatiran dan trauma mendalam, dengan dampaknya yang merugikan masyarakat secara umum. Meskipun Papua telah menjadi fokus upaya perdamaian dan rekonsiliasi, kehadiran kelompok bersenjata seperti OPM terus menjadi penghambat utama dalam pencapaian kedamaian yang berkelanjutan. Perlunya penegakan hukum yang tegas dan upaya dialog yang konstruktif menjadi semakin mendesak demi mencegah insiden-insiden serupa terjadi di masa depan.
Dalam situasi yang semakin tegang ini, penting bagi semua pihak untuk mengecam tindakan kekerasan dan berkomitmen untuk mencari solusi damai atas konflik yang melanda Papua. Kesejahteraan dan keamanan warga Papua harus menjadi prioritas utama, dan langkah-langkah tegas perlu diambil untuk menghentikan siklus kekerasan yang terus berulang.
Upaya penindakan yang tegas dan terukur sangat diperlukan untuk memastikan bahwa tindakan kekerasan dan penembakan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) tidak terus berlanjut dan mengganggu kedamaian masyarakat Papua. Aparat keamanan sendiri berkomitmen untuk terus melindungi warga dan menjaga integritas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Masyarakat diharapkan tetap tenang dan memberikan dukungan kepada aparat keamanan dalam menjalankan tugas mereka. Keamanan dan kedamaian di Papua adalah tanggung jawab bersama, dan kerja sama dari semua pihak sangat diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Menanggapi hal ini, pemerintah dan lembaga terkait terus melakukan upaya untuk menegakkan hukum dan menjaga kedamaian di Papua. Langkah-langkah tegas telah diambil untuk menindak pelaku penembakan, serta mencegah insiden serupa terjadi di masa mendatang. Ini termasuk peningkatan kehadiran keamanan, upaya dialog dengan kelompok bersenjata, serta memperkuat kerja sama antarlembaga untuk menanggulangi akar masalah konflik.
Kasus penembakan ini menjadi peringatan bahwa situasi di beberapa wilayah Papua masih memerlukan perhatian khusus. Meskipun demikian, aparat keamanan akan terus berupaya menjaga kedamaian dan keadilan terhadap insiden yang terjadi. Namun, menegakkan kedamaian dan keadilan bukanlah tugas yang mudah.
Terdapat tantangan besar yang harus dihadapi, termasuk kompleksitas konflik, ketidakstabilan politik, dan ketegangan antar kelompok. Oleh karena itu, diperlukan komitmen yang kuat dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat sipil, maupun kelompok bersenjata, untuk bekerja sama menciptakan lingkungan yang aman dan damai bagi semua orang di Papua.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bandung